"Waalaikumsalam. Maaf, ini siapa?"
Aku menunggu balasan dari orang itu, tetapi beberapa jam aku menunggu, dia belum membalas lagi. Entah kenapa, aku sangat berharap kalau itu adalah kak Seanada. Ah, tapi mana mungkin. Dapat darimana dia nomorku ini?
Lalu aku lelah menunggu balasan SMS itu, akhirnya aku melepas handphoneku dari tangan, dan langsung pergi meninggalkan kamar, untuk makan.
Tapi, aku merasa resah. Aku terus memikirkan siapa orang itu. Padahal hanya sekedar SMS seperti itu, tapi rasa penasarannya sangat dahsyat *yailahlebay :v*
Baru beberapa suap makan, aku langsung membawa piringku ke dalam kamar. Dan lanjut menunggu balasan. Waktu aku makan sambil mengotak-atik handphoneku. Aku melihat ada SMS masuk."Maaf baru balas, soalnya habis rohis tadi. Ini Kak Seanada. Yang waktu itu"
Melihat sms itu, rasanya aku ingin selebrasi (?) Sampai sampai aku tersedak tulang ikan yang sedang aku makan.
"Ohh yang itu kak. Ada apa kak??" Balasku mencoba kalem. Padahal sebenarnya aku sedang jingkrak-jingkrak saking senangnya.
"Gapapa kok Sean. Boleh bertanya sesuatu tidak? Kamu kenapa sih, kalau ketemu kakak selalu buang muka? Kayak lagi ngehindar gitu. Kakak ada salah ya? Sampai kamu seperti itu?"
Hah? Buang muka? Aku saja tidak sadar kalau pernah bertemu dia selain yang didepan kelas atau di musholah itu. Aku langsung mengingat-ngingat, kapan aku membuang muka?? Sampai membuat seorang kakak kelas berkata seperti itu kepadaku. Aku takut dikira tak sopan.
"Kapan kak?? Aku sepertinya tidak pernah bertemu kakak selain yang di musholah, dan waktu itu didepan kelas? Maaf ya kak, kalau aku pernah seperti itu. Mungkin secara tak sengaja aku melakukannya. Soalnya aku memang suka tak sadar kalau memasang tampang sinis atau sebagainya. Maaf ya kak"
Akupun segera mengingat lagi. Dan tiba-tiba aku teringat laki-laki yang seperti ingin memanggilku waktu di Kantin.
"Oalah. Gitu ya. Yaudah lupain aja. Mungkin kamu lupa hehe. Oiya. Nama kamu Sean beneran? Sama dong sama kakak? Kakak juga Sean, tapi ada lanjutannya lagi." Ucapnya mengalihkan pembicaraan yang menurutku agak tegang tadi."Iya ya kita sama sama Sean. Tapi aku dipanggilnya Se kak" balasku.
"Dikelas kakak juga begitu, banyak yang manggil Se. Nanti kalau kita jalan berdua, jadi duo Sean"
Jalan berdua? Jalan berdua katanya?? Rasanya aku sangat senang. Saking senangnya sampai lupa untuk membalas SMS kak seanada. Dan belum sempat aku membalas, dia sudah SMS lagi."Gimana kalo kakak manggil kamu Sese aja?"
"Sese? Itu singkatan Sean Seanada kak? Wkwk. terserah kakak juga sih mau manggil apa. Asal jangan yang aneh aneh aja"
Hari itupun berlalu, percakapn kecil di SMS itu berakhir malam-malam,Karena aku ingin tidur.
Akhirnya dia memanggilku Sese. Tapi bukan hanya dia, teman-temanku juga ikut-ikutan memanggil Sese. Karena mereka membaca semua pesan dari kak Seanada di handphoneku. Memang, tidak ada yang bisa disembunyikan dari sebuah persahabatan. Sepandai-pandainya menyembunyikan sesuatu, pasti akhirnya akan kebongkar juga.
"Sese? Sese bukannya 'aduuuh, aku sese napas nih" Ledek duo playboy.
"Yaelah Sese. Punya gebetan ga bilang bilang" kata Afi,Risna dan Rinsai.
"Seriusan Kak Seanada yang sipit itu? Yang anak rohis?" Tanya Ashima dan Dean. "Dia dapat nomor kamu darimana Se?" Lanjutnya.Aku dibuat senyum-senyum terus oleh ledekan teman-temanku. padahal hanya sekedar SMS seperti itu. Tapi bapernya luar biasa.
Pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan oleh teman-temanku itu. Tapi tiba-tiba aku teringat pertanyaan Dean dan Ashima.
"Dia dapat nomorku darimana? Jika dia memintanya dari seseorang, kenapa dia memintanya?"
Pikiran itu cukup membuatku baper. Dan senyum-senyum sendiri seperti orang gila.Sepertinya aku mulai merasakan sesuatu. Yap! Aku menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe
Teen Fiction"Ini kisah kita, yang selalu membenarkan sesuatu yang keliru. Dulu. Aku pernah mencintaimu, Dan mungkin akan selalu begitu." By : -se