Bukan Akhir

178 4 2
                                    

Banyak kok yang antri, tapi melupakanmu? Susahnya setengah mati. Andai kau tau Kak. Semakin kucoba melupakan kenangan-kenangan saat bersamamu. Kenangan itu semakin terngiang di ingatan. Dan Akupun selalu penasaran, apa sih yang kau lakukan disana?
Apa sekarang kau kepincut muslimah-muslimah yang berada disana?
Entahlah, aku mengirimkan pesan sekedar silahturahmi saja, kau tak pernah membalasnya. Kau sempat terlihat sangat tak manusiawi dimataku. Semua usahamu menghindariku waktu itu sangat menyakitkan. Dan sedikit demi sedikit, perbuatanmu itu membunuh perasaan yang seakan terus tumbuh lebih kuat.

Lama kelamaan, kini aku bisa menerima keputusanmu.
Walau sulit, tapi ternyata rasanya mencintai dengan rasa yang di Ridhoi sungguh mengagumkan.
Biarlah hanya Allah. Yang mengetahui doa terbaikku yang semoga sama denganmu. Walau mungkin esok kau tak menjadi pendampingku, setidaknya aku akan terus berjuang memantaskan diri untuk menjadi istri seseorang yang Allah beri. Aku akan terus memperbaiki diri, seperti kata Dean.

Aku beruntung dengan kesibukan yang Allah beri, kesibukan yang menyita waktu selama ini. Karena semua itu seolah mampu menjadi pengalih pikiran untuk tidak terus menerus memikirkanmu.

Tau kah kau, Kak? Aku sesekali membuka lagi pesan-pesan yang dulu pernah kau kirimkan. Aku cuma rindu itu saja.

Aku sudah belajar banyak hal. Masa SMA adalah masa penentu kedepannya kita bagaimana. Laki-laki di masa-masa SMA harusnya jangan diganggu. Karena, pacaran di umur-umur segitu hanya menghambat ke suksesan. Pacar untuk penyemangat belajar? Kata siapa? Pacar hanya menghambat belajar. Kalau ditinggal sedikit? Langsung ditanya,
"Kamu kemana sih?" Padahal yang ditanya sedang belajar, untuk persiapan masa depan.

Aku juga bukan orang yang dulu lagi, yang sedikit-sedikit baper karena ini itu. Dari kejadian itu, aku belajar ikhlas. Mengikhlaskan orang yang aku sayang. Aku pun sekarang tersadar. Untuk apa aku menangis waktu itu? Mencoba membenarkan sesuatu yang keliru, aku sadar kalau itu salah.

Pacaran syar'i? Mana ada?
Keputusanmu memanglah yang terbaik. Karena, kamu tak mau kita berdua tenggelam lebih dalam dalam kesalahan kan?

Karena kau adalah cinta pertamaku.
Aku sekarang hanya bisa menaruh harapan terbaik kepada sang pencipta. Aku tak ingin lagi merusak jalan cerita-Nya. Biarlah dia sang maha cinta yang menuntun kita ke jalan terbaik-Nya. Semoga niat baikmu tetap berada dijalur yang di-Ridhoi-Nya.

Jika nanti kau kembali untuk mampir lagi ke kehidupanku, aku akan tetap menjadi SESEorang yang kau kenal. Bedanya? Sekarang aku lebih kuat! Aku akan selalu mengingatmu. Semoga kau selalu baik-baik disana, dan juga kau mampu menyelesaikan studi mu disana.

Kabarku disini sangat baik. Karena aku punya mereka! Teman-temanku.

Mereka tak pernah meninggalkanku sendirian. Rasa cinta yang sesungguhnya itu adalah rasa cinta yang diberikan oleh mereka......

Putus dengan pacar, bukan berarti duniamu berakhir menyedihkan. Ingatlah, kalau kau masih memiliki teman-teman yang selalu ada bersamamu.

Aku memutuskan untuk menutup hati kepada siapapun. Aku selalu berdoa pada-Nya. Aku ingin di jatuh cintakan saja oleh Jodohku kelak. Karena aku takut jatuh cinta kepada orang yang salah (lagi) .

Aku pun sekarang sudah kelas XI. Dan aku berpisah dengan teman-temanku, kami mendapat kelas yang berbeda. Ashima,Risna dan Zinan dikelas TAV 3. Afi,Rinsai,Dika dikelas TAV 1. Aku dan Dean berada dikelas TAV 2. Walaupun kelasku sekarang berbeda dengan mereka, tetapi saat istirahat, mereka selalu mampir ke kelasku, menemui aku dan Dean. Masih seperti dulu saat kelas X. Kami terus bercanda-canda. Zinan pun mulai meracau tak jelas seperti dulu.
"Ga sia-sia ya De. Doa mu terkabul, seneng ga bisa sekelas lagi sama Putri Kecap asin?" Ledek Zinan sambil melirikku.

BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang