Katy Perry - The one that got away
Rissa membuka matanya saat mimpi buruk itu datang lagi. Napasnya terengah-engah. Melihat jam dinding menunjukan jam 3 pagi. Selalu. Dijam yang sama dia akan terbangun seperti ini, karena mimpi buruk itu.
Mimpi buruk yang sebenarnya nyata.
Rissa mengusap wajahnya yang kalut karena frustasi.
Sudah lima tahun dia mengalami hal ini.
Rissa berniat ingin mengambil air minum yang ia selalu simpan diatas nakas dekat tempat tidurnya, namun dia baru menyadari tanganya memegang sesuatu.
Sebuah surat.
Hai Rissa.
Apa kabar?
Aku tau kamu baik-baik saja.
Kamu sering mimpiin aku kan? Itu karena aku merindukan mu.Banyak kesalahan kamu, Riss.
Pertama, kamu pergi tanpa ngasih tau aku.
Kedua, kamu ga pernah bales pesan aku setelah kamu pergi.
Kamu ga pernah mau dengerin curhatan aku tentang dia lagi.
coba kamu bayangin sama siapa lagi aku harus bercerita kalau bukan sama kamu?
Ketiga, kamu ga hadir dihari terakhir aku, Riss.Aku marah sama kamu.
Kamu jahat.
Tapi, aku bisa ko maafin kamu.
Tenang aja, asalkan kamu memenuhi syarat.Pertama, kamu harus pulang ke Indonesia.
Kedua, kunjungi aku di pemakaman, Riss.
Aku ingin melihat kamu kesana.
Ketiga, temui dia. Aku mau kamu membahagiakannya.
Dia telah rapuh, Riss. Dia membutuhkan cinta, tapi aku sudah tidak bisa memberikannya karena kita sudah berbeda. Aku tidak mau dia terus menyalahkan dirinya sendiri dengan menutup hatinya.
Belajarlah untuk mencintainya.
Jangan menolak.
Aku mohon.
Aku yakin kamu bisa.
Demi aku.
Kalian harus bahagia.Air mata Rissa hampir saja membasahi surat yang dia pegang. Ntah dari mana datangnya surat ini, surat ini seperti wangsit dari kakanya. Ia mengakui kesalahanya sekarang.
Rissa yakin ini nyata.
Rissa tidak mau terus hidup dalam kesalahan terbesarnya yang menjadi mimpi buruk selama ini.
Maka Rissa akan pulang.
**
Rissa berjalan pelan sambil membawa satu keranjang bunga. dia berlutut setelah menemukan pusaran yang dia cari. Matanya menatap nanar batu nisan yang bertuliskan nama kakanya itu.
Rissa mengelus pelan nisan tersebut " apa kabar ka? "
Airmatanya menetes begitu saja, diikuti suara isakan dari bibirnya.
"Aku disini ka. Maaf, maaf karena baru dateng. Aku cuman takut. Aku takut bila harus menerima kenyataan kamu udah pergi."
Rissa terus berbicara seakan lawan bicaranya ada didepannya, tapi yang ada didepanya hanya makam yang bertuliskan nama kakanya.
Menghapus air mata yang mengalir dipipinya.
"Aku udah memenuhi keinginan kaka. Sebenarnya ini berat. Berat bahwa kenyataannya aku tidak bisa bertemu secara langsung dengan kaka.
Kenapa bisa secepat ini kaka pergi? Andai aku bisa mengulang waktu. Sedetikpun aku tidak ingin meninggalkan kaka.""Tapi aku harus ikhlas agar kaka bisa tenang disana."
Rissa menaburkan bunga yang ia bawa."Aku sangat menyayangi ka icha, aku akan berusaha memenuhi keinginan kaka. Aku akan menemuinya ka."
Rissa mencium batu nisan kakanya, setelahnya dia berdiri. Saat rissa ingin meninggalkan pemakaman, didepanya sudah ada yang menunggu. Seseorang yang dari tadi memperhatikannya.
"Ka-kamu?" Rissa terbata-bata, tiba-tiba lidahnya kilu, dari mana dia harus memulai mengatakannya? Apa dia bisa dipercaya oleh Billy.
"Aku hampir terkejut saat melihat seseorang duduk disamping makamnya. Aku kira mata ku salah melihat"
"Ke-kenapa? Apa aku terlihat seperti kaka ku?"
"Tentu. Kalian sangat mirip."
"Em. Aku sering mendengar cerita tentang mu dari kaka ku. Dia sangat mencintai mu"
"Kamu..."
"Rissa. Nama ku Rissa."
"Oh iya. Aku baru melihat mu datang kesini, Rissa."
"Maafkan aku, aku hanya tidak siap menerima kenyataan ini. Aku kira ini terjadi di mimpi buruk ku saja, tapi hal yang buruk itu nyata."
"Tidak ada yang tahu rencana Tuhan."
"Sepertinya kamu banyak berubah"
"Kamu mau langsung pulang?"
"Iya, sebenarnya aku ingin menemui mu."
Billy menaikan sebelah alisnya. Menunggu Rissa yang sedang mengambil sesuatu dari tas nya.
"Ini, aku tidak tau kamu akan percaya atau tidak. Tapi aku mendapatkan ini."
Tangan billy terasa dingin saat membaca surat yang diberikan rissa.
Setitik air mata mengalir melewati pipinya.
"Maaf membuat mu menangis lagi. Aku hanya ingin menyampaikannya saja. Ini nyata, aku mendapatkan ini. tapi kalau kamu tidak percaya tidak perlu di pikirkan lagi."
Billy menahan tangan Rissa saat Rissa ingin mengambil surat tersebut.
Menatapnya lembut dan sangat dalam.
Tanpa Rissa duga, Billy mencium punggung tangannya."Bantu aku mencintai mu, Ris" ucap billy terdengar lirih.
Rissa menatap dalam manik mata billy, hanya ada kerapuhan didalamnya. Dan itu yang membuat kakanya belum bisa tenang disana.
"Aku akan membantu mu, ini demi kaka ku."
"Aku sangat mencintai kaka mu, sampai sekarang hanya ada dia dihati ku. Tapi aku akan belajar mencintai mu juga sama seperti aku mencintai kaka mu."
"Mari kita mulai dari nol. Dan sekarang kita lewati semua bersama."
Mereka berpelukan, berusaha untuk melengkapi satu sama lain.
"Aku pasti mencintai mu, Riss"
"Akan ku tunggu, Bil"
Dan sore itu menjadi awal billy mencari kebahagian barunya.
Sekarang kamu liat Cha. Aku udah menemukan kebahagian ku. Semoga kamu juga bahagia disana. Aku selalu mencintai mu. Kamu dihatiku selamanya.
Aku sudah memenuhi semua syarat mu ka. Jadi aku mohon, maafkan aku. Aku akan menjaga orang yang sangat kamu cintai ini. Aku yakin kamu bahagia sekarang.
End.
**
Happy new year 2016 !!!
Dengan berakhirnya tahun 2015 dengan ini aku ucapkan cerita Maps pun - tamat.
Yeyey pas target.
Dimulmed ada foto.
Icha-rissa. HeheTerimakasih untuk pembaca yang sudah memberi dukungan melalui vote. Terimakasih untuk kalian yang ikut berpartisifasi dalam komentar.
Mohon maaf jika ada kesalahan.
Ini cerita pertama aku yang sad ending. Maaf kalau feel nya kurang. Ini cuman cerita fiksi aja. Kalau ada kesamaan itu pasti ga mungkin (( haha)) kalau ada yang ga masuk akal itu mungkin. ((hehe))
Sekali lagi, selamat tahun baru. Semoga tahu depan bisa lebih baik lagi. Amin
Meskipun udah end.
Yang mau baca tetep vote dan kasih komentar ya.Salam jomblo kesepian.
Pritt.