BRAKK
PLAKK
"Aakkhh!"
"Hal tidak berguna apalagi yang kali ini kamu lakukan?!"
Aku takut dan tidak berani menatap perempuan di hadapanku ini. Dia yang telah menyumbangkan sebagian gen dalam darahku. Dia yang telah mengantarkanku untuk melihat dunia ini.
"Nggak ada bedanya 2 dan 200. Kamu tahu itu?!"
Aku hanya bisa menunduk tanpa berani untuk menatap wajahnya. Kelopak mataku refleks terpejam saat dia kembali melayangkan benda itu ke arahku. Aku hanya bisa diam menerima rasa sakit itu menyerang seluruh sendi dalam tubuhku.
"Cukup, Jess! Kamu membuatnya takut."
Bahkan, orang yang telah melahirkannya saja tidak bisa menghentikannya.
Mati-matian aku menahan air mataku agar tidak jatuh. Kuberanikan diri untuk menatapnya. Tatapan tajam itu selalu dia perlihatkan saat berhadapan denganku di saat seperti ini.
"Oh, pasti karena semua ini!"
Dia berjalan menuju rak buku dan merobek apa saja yang dapat ia ambil dari sana. Kali ini aku tidak bisa membiarkannya.
"Jangan, Mah!"
Aku menahan lengannya agar tidak lagi menghancurkan semua hal yang aku suka.
"Sudah! Dia masih punya waktu untuk membuktikannya ke kamu."
Perkataan itu mengantar kedua orang tersebut keluar dari kamarku yang sudah terlihat seperti kapal pecah ini.
Dan pertahananku runtuh. Kedua lututku kehilangan daya hingga aku beringsut begitu saja. Menangis.
"Arghh!"
Aku lelah, Tuhan...
Ini sakit. Bukan aku tidak mau berusaha atau sengaja melakukannya. Hanya saja sikapnya yang membuatku muak dan enggan untuk berusaha. Aku bukan boneka ataupun robot yang bisa mereka atur dan program untuk melakukan semua hal sesuai rencana mereka.
Aku masih punya hati yang bisa terluka kapan saja.
Sekuat apapun aku berusaha, tubuh ini pasti ada batasannya dan mungkin batasan itu sudah semakin dekat.
♣♣♣
TBC. 30 Desember 2015
Repost. 04 Juni 2019
Beruntunglah kalian yang pengen cerita ini direpost karena kuberhasil nemu back up filenya.
Semoga kali ini bisa tamat.
Semoga bahagia kalian semua ❤