Aku merapikan rambut yang tengah ku ikat menjadi dua bagian, kiri dan kanan, dengan bentuk menjuntai ke bawah seperti ekor kuda. Mematut diriku didepan cermin yang berukuran setengah badanku dan sesekali tersenyum menatapi wajah mungilku. Merapikan bedak yang terlihat sedikit berantakan diarea pipi dan dahi ku.
"Aku baru tau, kalau bonsai didandani oleh pemilik hingga 2 jam lebih" suatu suara yang berasal dari pintu kamarku membuatku memicingkan mataku didepan cermin. Menatap pantulan sosok dipintu mendekat kearahku.
"Biasakanlah mengetuk pintu terlebih dahulu" Tanpa menggubrisnya lebih sering, aku kembali menyibukkan diriku merapikan riasan diwajahku. Tinggal sentuhan terakhir dan aku akan siap menuju sekolahku. Aku mengoleskan lipgloss ke bibir mungilku lalu merapikannya. Bling bling yang kusuka. Aku tersenyum menatap hasil sempurna riasan yang terpancar dari cerminku.
"Kawaii (imut)!!" pekik cowok dibelakangku dengan aksen hiragana yg cukup berantakan ditelingaku.
"Ini apa namanya? Waaahhh tiba-tiba aku dapat imajinasi yang sungguh berantakan diotak ku! Re, kamu harus jadi model ku lagi kali ini! Yeah!" pekik cowok itu lagi sambil mengayun-ayunkan lipgloss dihadapanku. Aku mengambil paksa lipgloss ditangannya dan meletakkannya kedalam kotak riasku.
"Aku tidak mau jadi model kakak lagi. Itu sangat membosankan!" seruku. Vino, cowok yang memanggilku bonsai dan daritadi tengah mengganggu aktivitas meriasku, adalah kakak kandungku yang sangat menyebalkan. Memiliki hobby yang sangat abnormal untuk seorang lelaki (menurutku), yaitu membuat sebuah komik.
Ya, dia seorang pecinta komik, komikus sejati. Sayangnya, bakat yang ia miliki dalam hal menggambar buku bacaan orang Jepang itu tidak membuatnya dapat mengimajinasikan sendiri karakter android nya. Ia memerlukan model nyata untuk membuat hasil gambarnya lebih maksimal. Dan aku adalah satu-satunya korban yang sangat mudah ia dapati sebagai model komik nya.
Masih teringat betapa menyedihkannya diriku saat pertama kalinya aku mencoba membantu kakak-ku untuk mengimajinasikan komik nya. Menjadi bahan tontonan didepan teman sesama pecinta komiknya, menjadi santapan aneh tatapan para komikus aneh tersebut, dan belum lagi aku harus membuat pose aneh dan memakai pakaian orang Jepang yang sedikit membuatku risih kurang lebih untuk 4jam lamanya. Terkadang aku berpikiran, jenis komik apa yang kakak-ku buat hingga aku harus melakukan hal aneh untuknya, namun ia hanya mengatakan komiknya adalah sama dengan komik orang Jepang. Lalu, kenapa dia tidak menjiplak karakter yang dimiliki orang Jepang? Kenapa dia menyukai membuat adik-nya ini malu dan kelimpungan mengikuti arahannya demi menjadi model komik yang baik?
"Kau tau kan kalau kelompok ku tidak memiliki modal untuk membayar orang sebagai model kami? Bahkan eskul kami belum diterima oleh Kepala Sekolah. Bayangkan betapa besar perjuangan kami selama ini" mata Vino berbinar-binar berharap kemurahan hatiku. Lalu dia menangkupkan kedua tangannya dan memohon dihadapanku.
"Maaf kak, aku tak mau malu dua kali" ucapku lalu beranjak keluar dari kamarku. Namun, baru beberapa langkah, aku merasakan keganjilan bergejolak didalam hatiku. Bukan, bukan hal yang berhubungan dengan Vino. Tapi hal lain. Ada sesuatu yang mengganjal. Aku menyentuh kantung pada seragamku dan nihil. Aku tak menemukan apapun didalamnya. Aku kembali beranjak kekamarku dan menemukan sosok yang mengganjal hatiku itu. Handphone-ku!
"Kembalikan HP-ku!" aku menyerbu Vino yang kini sedang menjinjing HP-ku dengan riasan hello kitty disisi-sisi nya. Semakin kuat ku berusaha melompat untuk meraih HP-ku, semakin tinggi Vino menjinjing HP-ku.
Vino memiliki tinggi yang abnormal dan aku memiliki tubuh mungil yang sempurna. 175cm vs 140cm siapakah yang akan menang? Bukankah gajah kalah melawan semut? Namun kenapa aku dengan tubuh mungil ini tak dapat mengalahkan kakakku dengan tubuh abnormal?

KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me True Love (Bahasa Indonesia)
Teen Fictionbagi kalian yang rela membuang waktunya demi membaca tulisanku, aku mengucapkan Terima Kasih Banyak and I hope you will enjoy it 💙 Tidak perlu vote ataupun komen karena update-annya akan teramat sangat lama 😂 Maaf ya. Karena saya menulis saat nia...