Part 5
---------"hei Bonsai! Wajahmu sangat amazing! Teman-teman, ini part 3 cerita kita, Reika got mad by her classmate. Ceritanya, Reika dan Roy bertemu dikelas seusai pelajaran. Mereka saling menghina satu sama lain. Tapi suatu incident terjadi, you know what I mean guys." Vino mengangkat kedua jari telunjuk dan tengahnya lalu mengayunkannya. Dia pun berkedip nakal pada teman-teman komikusnya. Apa maksudnya ini?
"Dan akhirnya mereka semakin bermusuhan" lanjut Vino. lalu tersenyum mencurigakan ke arahku. oh jangan-jangan! Kakakku mengetahui apa yang terjadi antara aku dan Miko!
Tapi, bagaimana kakak ku bisa mengetahuinya? Apa ia yang merencanakan hal itu terjadi padaku untuk mendapatkan karakterku berwajah kesal? Bagaimana mungkin? Kenapa kakakku sejahat itu? Bukankah hal itu melecehkan adiknya? Kakak seharusnya menjaga adiknya kan? Tidak membiarkan adiknya mengalami pelecehan seperti itu kan? Ah! Lagi-lagi aku lupa kalau kakakku ini abnormal.
"Ayo mulai menggambar."
"Berapa lama lagi aku harus berdiri disini? Aku mulai pegal" Aku menatap enggan pada Vino dan memutar leherku sembarangan. Bosan yang luar biasa kini merayapiku. Terlebih lagi perasaan kesal yang masih menghantuiku sejak kejadian menyebalkan yang terjadi bersama Miko tadi pagi.
"Bersabarlah sedikit" Vino menyahutiku dibalik kanvas besarnya.
Tok tok tok suara pintu yang tergedor membuat perhatian para maniak komik ini terganggu. Aku berterima kasih kepada siapapun yang tengah mengetok pintu itu. Setidaknya, aku jadi memiliki beberapa detik untuk merenggangkan oto-otot ku yang mulai kaku.
"Maaf kak, saya telat" seru seseorang yang baru saja memasuki ruang menggambar. Miko terlihat menatapku dengan terkejut.
"Kau?!" Ucapku dengan keras. Bagaimana bisa dia datang kesini? Apa dia salah satu anggota kelompok kakakku juga? Tapi sejak kapan? Aku tak pernah melihatnya disini.
"Hai" Miko berjalan kesalah satu tempat duduk yang kosong didepanku lalu memandangku dengan tatapan yang tak dapat ku pahami. Hei, apa dia sedang melihat area yang tadi siang ia sentuh? Sial!
"Berhentilah bertingkah aneh begitu. Kelompokku lagi focus nih"Vino memergokiku yang tengah merapatkan jaketku. Aku menatap Miko yang sedikit tertawa kecil akibat tingkahku.
"Aku pegal" sahutku menutupi rasa malu ku yang kini mau meledak. Tapi Vino malah tak menjawab ucapanku sedikitpun dan membiarkan ucapanku terjawab oleh kebungkaman. Ugh.. kakak abnormal!
"kak Vino, aku selesai." Aku melihat Miko berjalan menyerahkan sebuah buku gambar kepada Vino dan menatapku skeptic. Apa sih arti tatapannya itu?!
"ini...." Ketika Vino menatap isi dalam buku gambar itu, Vino berdecak. Apa isi buku gambar itu sebenaranya?
"Kak, boleh aku berbicara sebentar denganmu?" Miko melepas arah pandangannya dari ku dan mengajak kak Vino keluar dari ruangan. Entah apa yang mereka perbincangkan, aku tak perduli. Tapi bisakah perbincangannya nanti saja? Aku ingin hari ini usai sekarang juga! Tubuhku terasa sangat kaku!

KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me True Love (Bahasa Indonesia)
Teen Fictionbagi kalian yang rela membuang waktunya demi membaca tulisanku, aku mengucapkan Terima Kasih Banyak and I hope you will enjoy it 💙 Tidak perlu vote ataupun komen karena update-annya akan teramat sangat lama 😂 Maaf ya. Karena saya menulis saat nia...