Part6

123 5 0
                                    

-cuap cuap author-
Trims buat kalian yang sudah baca dan menanti lanjutan part 5. Tak menyangka bahwa cerita ku ada juga yang mau baca. Hahahaha... buat kalian yang penasaran, ini lanjutannya setelah sekian lama saya vakum karena laptop rusak dan draft terhapus semua.

-------

Apa yang ia perbincangkan dengan kakakku kemarin? Kenapa kakakku balik kedalam ruangan dengan wajah berseri seolah habis mendapatkan sesuatu yang sangat menarik sebagai alur cerita komiknya? Lalu membiarkanku pulang duluan ketika anggotanya yang lain menggerutu karena belum selesai menggambar karakter Reika? Apa dia sedang memperbincangkan kejadian memalukan kemarin? Lalu meminta kakakku untuk membuat cerita seperti itu. Ah iya! Pantas kakakku membuat kisah menjijikan begitu. Berarti Miko telah membicarakan hal itu kepada kakakku sebelumnya dan melakukannya kepadaku dengan sengaja agar aku mendapatkan ekspresi seperti yang kakakku minta. Dasar Miko pervert!

“Revaaa.. Reva!” Elsa mengguncang tubuhku dengan keras. Membuatku tersadar dari lamunan.

“ah apa?”

“Daritadi aku curhat gak kamu dengar? Sia-sia dong” Elsa membuang napas panjang.

“Maaf Sa. Tadi kamu ngomong apa?” Aku memang tak mendengar Elsa bercerita daritadi. Pikiranku tertuju pada kejadian kemarin.

“Aku jatuh cinta” Elsa bersemu merah. Pengungkapan yang berhasil membuatku terkejut.

“Serius lo?! Siapa? Siapa cowok malang sekaligus beruntung itu?”

“Malang sekaligus beruntung?”

“Lola-mu ternyata masih akut ya. Padahal kau sangat pintar dalam pelajaran” aku menggelengkan kepala lalu mengamati Elsa yang mulai mengerutkan dahinya.

“maksudmu Rev?”

“Cowok disekolah ini banyak yang menyukaimu, kalau mereka tahu kamu pacaran dengan cowok itu, bukankah cowok itu akan berada dalam bahaya? Bisa jadi, cowok itu akan dibully, atau dikerjain. Yaaa setidaknya, cowok itu beruntung telah dipilih oleh Ratu kelas 10 sebagai kekasihnya!” aku menyilangkan tangan didadaku sambil mengangguk-anggukan kepalaku layaknya detektif Mouri dalam komik Det.Conan pabila ia tengah memecahkan masalah berdasarkan pengamatannya.

“Ah.. itu.. sebenarnya aku hanya cinta sepihak. Aku belum pacaran dengannya.” Elsa meremas-remas ujung roknya hingga membuat kerutan membingungkan dari rok yang tak bersalah itu. Aku menatapnya dengan seksama. Cinta sepihak?

“Reva! Terima kasih kamu telah membuka pemikiranku. Aku tidak akan membuat cowok itu sebagai pacarku! Itu akan membuatnya menderita. Baiklah, aku tidak akan berpacaran!” Elsa memegang telapak tanganku dengan sangat erat lalu menatapku dengan tatapan berapi-api. Aku terbatuk.

“Bukan.. bukan begitu maksudku” aku melepas pegangannya. Dan itu membuat Elsa menatapku bingung. Hffftt….Kenapa aku selalu berurusan sama orang-orang diluar batas keunikan sih? Setelah kakak-ku, sekarang teman baikku. Kakak-ku? Bukankah kakak menyukai Elsa? Jangan-jangan… Elsa membalas perasaan kakak dan dia akan merasa bersalah padaku bila kakak-ku jadi korban pembully-an anak-anak disekolah karena telah berpacaran dengannya? Oh tidak, aku tak mau jadi adik yang jahat yang melarang kakaknya berpacaran dengan teman baikku sendiri.

“Maksudku, jangan biarkan anak-anak cowok disekolah kita membuat hubungan kalian terganggu. Kamu berhak untuk pacaran kok. Jadi, sekarang kita lupakan tentang anak-anak cowok yang suka ngebully itu, dan katakan padaku siapa cowok beruntung yang kamu sukai itu” Elsa terdiam sejenak dan untuk pertama kalinya aku melihat ekspresi malu dari wajah Elsa. Pipinya mengeluarkan semburat merah, dan ia menunduk sambil kembali mengacak-acak ujung roknya.

Ayolah Elsa, kau tak perlu malu untuk mengatakan bahwa kau menyukai kakakku. Aku malah akan sangat berterima kasih bila kau menyukai kakakku. Dan sebaliknya, kakakku akan merasa sangat berterima kasih padaku dan akan melakukan segala hal yang kuinginkan untuk beberapa waktu lamanya. Ho ho ho.

Give Me True Love (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang