Waktu pun terus berjalan. Aku dan dia semakin dekat. Yah, walaupun sekarang ini aku harus jaga jarak dulu dengannya.
*flashback
"Van, Vaniaa!" Ucap Reina sambil berlari ke arahku.
"Kenapa Rei ?"
"Gue mau bilang, semalem Kak Adrian bilang ke gue gini 'Tolong bilangin Vania ya, jaga jarak dulu sama kaka sampe kaka selesai UN. Kaka mau fokus UN dulu. Kamu bisa ngerti kaka kan Van ?:) Tolong banget Rei bilangin ke Vania, tapi pelan pelan ya bilangnya. Kaka gamau dia sedih, galau lagi' Gituu." Ucap Reina
Apa ? Dia menyuruhku untuk menjauh ?
Dia gamau liat aku sedih ?Baiklaah aku tidak akan sedih.
"Iyaa aku ngerti Rei, tapi kenapa harus menjauh ?"
"Vania lu tenang aja, setelah Ujian Nasional ini akan ada hal tak terduga yang terjadi antara lu dan dia. Percayalah, gue orang yang ada di balik layar jadi gue lebih tau." Ucap Reina.
Semoga hal tak terduga itu adalah hal yang baik.
"Ohh, makasih Rei."
"Yoo, yaudah gue mau kesana dulu ya." Ucap Reina dan berlari ketempat tujuannya.
*flashback end
Jadi seperti itu lah kenapa sekarang ini aku dan Kak Adrian sedikit renggang.
Tapi tak apa, ini juga demi kebaikannya bukan ?
♪♪♪
2 tahun kemudian...
Dear diary,
Kau tau ? Aku dan dia sekarang tidak sedekat dulu. Beberapa bulan setelah kelulusannya, ku rasa dia seperti menjauh dariku. Bahkan untuk komunikasi paling banyak seminggu sekali, yaah pernah sampai, sebulan 2 kali, 2 bulan sekali. Entah mungkin karena dia sibuk di SMA nya.
Dan perlu kau tau, tidak akan pernah ada percakapan kecuali aku yang mulai.
Sakit nya adalah, ketika aku yang mencoba memulai percakapan mencairkan suasana. Dia malah menjadikan semua ini dingin seperti es.
Bodohnya aku, aku bahkan tidak tau bagaimana perasaannya padaku.
Aku dan dia tidak pernah bertemu lagi sejak kelulusan itu. Tapi, dihati ini masih ada dirimu.
Aku tau, manusia itu tidak luput dari perasaan bosan. Aku ingin rasa bosan itu datang. Karena jujur saja, aku lelah harus memperjuangkan ini sendiri.
♣♣♣
Aku menjalani hari hariku, tanpa dia. Bahagia ? Tentu saja tidak.
Namun akan selalu aku coba.
Dan hidupku kini, ditemani oleh novel fiksi yang isinya yaa you know lah.
"Van." Ucap temanku.
"Vaannn"
"Vaniaaaa"
Aku mendengarnya kok tapi aku malas menanggapinya.
"VANIAAAAAAAAAAA." Teriaknya.
Haft, menyusahkan saja.
"Kenapa?" Tanya ku tanpa memandangnya.
Iya, aku terlalu fokus pada novel ini.
Sudah aku katakan bukan ?
"Lu kenapa sih ? Lu tau ga ? Sejak dia lulus lu jadi menyendiri, murung, diem aja, selalu baca novel kemanapun dimana pun." Ucap Audi
Yaaa, Audi menjadi teman dekatku beberapa minggu setelah kelulusan kak Adrian.
Aku masih bersahabat dengan Reina tapi ya tidak terlalu dekat sekarang.
"Aku hanya membaca, apa salahnya?" Tanyaku.
"Emang engga salah, tapi lu tuhh arrrggh." Ucapnya kesal.
Aku mengedikkan bahuku dan kembali membaca.
Bukk
Sial.
Audi sengaja menjatuhkan novel itu.
"Apa lagi Di ?" Tanyaku.
"Gue mau ngomong serius sama lo. Tanpa NOVEL itu." Ucap Audi dengan penuh penekanan.
"Haaft okeey." Ucapku sambil menghela nafas.
Audi pun langsung duduk di depanku.
"Gue mau lu move on dari Kak Adrian." Ucapnya sambil tersenyum.
Tapi, aku masih menunggu janjinya.
"Kenapa harus ?"
"Karena lu harus liat, lu yang sekarang beda banget sama yang dulu. Lu jadi lebih sering menyendiri. Dan lu sekarang jadi faker."
"Hafft, audi. Kamu harus tau, move on itu engga gampang. Kau tau ? Setiap ada laki laki yang dekat denganku pikiranku selalu melayang ke Kak Adrian. Dan aku jadi membandingkan nya dengan Kak Adrian. Aku tau itu tidak bagus." Ucapku.
"Maka dari itu lu harus move on."
"Demi kebaikan lo." Ucapnya lagi
"Hmm, baik lah akan aku coba." Ucapku.
Kemudian dia memainkan smartphone nya.
Jadi ? Aku harus melupakannya ?
Apa aku bisa ?
✘✘✘
Lanjut terus yaaa hehe
Maaf ini pendek hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye My Senior
Teen FictionIni bukan tentang aku dan dia. Ini bukan tentang kita. Ketika semua hal yang telah kau perjuangkan berujung sia sia, apakah yang akan kau lakukan ? Akankah masih ada keinginan untuk bertahan ? Akankah masih ada keinginan untuk tetap memperjuangkan...