the guy next door part 49

1.4K 158 0
                                    

The Guy Next Door: Part 49

















Keeseokan harinya, aku sudah bisa masuk sekolah.
Aku tidak bertemu atau pun mengobrol dengan Justin seharian kemarin.






Aku masih tidak bisa memaafkannya.
Setelah rapi dengan seragam, aku tertatih ke balkonku.




Aku berdiri di ujung balkonku sambil menghirup udara pagi. Ini sedikit membuatku tenang.






Aku berbalik dan sedikit terkesiap melihat Justin sedang memandangiku.





Aku mengacuhkannya dan masuk ke dalam kamarku.
















***
















"ah Alexis! Aku merindukanmu. Kau ini. Masa hanya karena terkilir kau sampai tidak masuk sekolah?" kata Casey, begitu melihatku.




Yang lain terkekeh di sampingnya.
"asal kau tahu saja, aku kesulitan berjalan dua hari kemarin. Aku bahkan harus pakai tongkat" jawabku.



"benarkah? Lalu mana tongkatmu?" tanya Sam.
"ku tinggal di rumah. Aku tidak akan mau berkeliaran sepanjang sekolah dengan tongkat." kataku.




Mereka semua tertawa lalu kami berpisah masuk ke kelas kami masing-masing.
Aku masuk ke kelas bahasa Jerman.

Tidak ada Justin.

Bagus sekali.


Tuhan sepertinya memihak padaku hari ini.
Aku duduk bersama Casey dan Victoria di depan kami.
Aku tidak bicara apa-apa soal diriku dan Justin pada mereka.

















***

















"baiklah, Alexis. Katakan apa yang terjadi antara dirimu dan Justin, sebenarnya?" tanya Bree, menatapku lurus, saat jam makan siang.
Aku mengerutkan kening menatapnya.
"apa maksudmu?" tanyaku.
"Justin memandangimu sejak tadi. Dan tatapannya sangat sedih. Dia juga tidak konsentrasi dalam kelas sebelumnya" kata Ari.
Dia sekelas dengan Justin tadi.






Aku mendesah.
"aku bertengkar dengan nya" desahku.
"lagi?" jerit Sam.
Aku melotot padanya, dia menutup mulutnya.
"ada apa lagi?" tanya Bree, menepuk pundakku.






Aku mendesah lalu menceritakan semuanya pada teman-temanku.
"dia apa?!" jerit Victoria.
Aku membekap mulutnya. "pelankan suaramu. Kita di kafetaria" geramku.
"ya. Dia memintaku untuk menjadi kekasihnya" lanjutku.
"lalu kau jawab apa?" tanya Ari.
"aku menolaknya" jawabku.






"kau APA?" mereka semua berteriak secara bersamaan.
Aku melotot pada mereka semua.
"kau mau aku melanjutkan ceritaku atau mau berteriak-teriak seperti kerasukan?" tanyaku.
Mereka terkekeh lalu menutup mulut mereka.
Aku melanjutkan ceritaku.
"jadi dia salah paham?" tanya Casey.






Aku mengangkat bahu.
"yang jelas aku tidak mau bicara padanya" kataku.
"tapi dia terlihat sangat tersiksa, Alexis. Dia bahkan melihatmu seperti dia ingin bunuh diri" kata Bree.

Aku mendengus.


Aku tidak peduli.





Yang jelas dia sudah benar-benar membuatku marah.












***













Kelas berikutnya, olahraga.
Aku keluar dari ruang ganti bersama Bree, Casey dan Sam. Olahraga hari ini bebas.
Aku dan yang lain memutuskan bermain basket.






Sebelum mulai bermain basket, aku melihat Justin duduk di pinggir lapangan.
Aku menatapnya sekilas.
Dia melihatku dengan tatapan paling sendu yang pernah aku lihat.






Dan itu membuatku ingin menghampirinya dan menghiburnya.
Aku mengurungkan niatk -masih terlalu kesal padanya- lalu mengalihkan pandanganku dan memulai bermain basket dengan teman-temanku.






Mengacuhkan Justin dan tatapannya pada punggungku.





The Guy Next Door [Justin Bieber] By Ghina VasilissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang