Saat perjalanan menuju ruangan, entah mengapa aku menyesal telah memberitahu usiaku padanya. Bagaimana kalau awalnya dia tertarik padaku, namun saat mengetahui usia yang hampir berkepala tiga dia mundur. Ditambah lagi aku tidaklah terlalu menarik, pastilah dia mencari wanita lain yang lebih muda dan pastinya cantik.
"Bodoh,bodoh,bodoh...." Aku menghardik diriku sendiri saat menyadari hal itu."Hai Mala..." Seseorang yang baru saja masuk kedalma lift menyapaku.
"Bagas...." Ucapku. Bingung, bukankah seharusnya dia berbulan madu disuatu tempat dengan istri barunya.
"Kenapa dengan wajahmu? Dan kakimu? Ohya, tumben kau memakai rok...." Katanya.
Aku baru sadar kalau baru pertama kalinya aku mengenakan rok.pakaian milik saudara Ray nama pria itu.Benar-benar berhasil membuat Bagas memperhatikanku.
"Kelihatan lebih cantik...." Sambungnya.
Aku senyum-senyum sendiri saat dia mengatakan aku cantik.
"Terima kasih pujiannya...." Kataku dengan manisnya.
"Ohya, kenapa sudah ke kantor?? Bukannya kau berbulan madu???" Tanyaku.
"Oh, itu....bulan madunya ditunda hingga minggu depan. Istriku akan melakukan perjalanan bisnis ke Korea jadi sekalian saja..." Jawabnya.
"korea?? Wah....senangnya" kataku.
Istri baru Bagas adalah anak dari seorang kolongmerat, ia juga merupakan seorang pebisnis yang kaya raya. Pantas saja Bagas mau dengannya, padahal kata banyak orang dia adalah wanita yang sangat suka dengan dunia malam. Sangat berbeda dengan Bagas yang lebih suka menghabiskan malamnya dengan membaca buku fiksi ilmiah."Aku baru ingat. Semalam kau juga sangat cantik...." Katanya.
"Wah....kau memujiku lagi."
"Iya, menurutku kau cantik hanya saja kurang menarik. Karena tidak terlalu memperhatikan penampilan. Coba kau ubah sedikit dan mungkin banyak pria akan tertarik padamu..." Jelasnya.
Mendengar perkataannya barusan aku jadi kesal, apa maksud perkataannya. Jadi, selama ini dia tak tertarik padaku karena penampilanku.
"Benarkah??? Aku akan mempertimbangkan saranmu...." Jawabku asal.
"Iya, dan kau harus ingat!! Usia kita tak muda lagi." Katanya.
Entah kenapa hari ini Bagas jadi pria yang menyebalkan. Sebenarnya sih aku yakin itu semua bentuk perhatiannya padaku, tapi masalahnya adalah kenapa dia baru mengatakannya sekarang setelah lima tahun aku dekat dengannya dan mengira dengan penampilanku yang dibawah standar, dia tetap tertarik padaku.
"Aku duluan ya Mala...." Ucapnya saat menyadari pintu lift terbuka dilantai tiga ruang kerjanya.
Aku tak sempat membalasnya karena lift sudah tertutup pintunya lebih dulu.---------------------
"Mala ku sayang, Mala ku malang. Apa yang terjadi padamu???" Tanya Emily saat aku baru beberapa detik lalu berhasil mendudukkan diriku dikursi meja kerjaku.
"Aku telah melakukan aksi heroik dengan lompat dari mobil..." Kataku.
"Hah...benarkah?? Dasar, wanita gila..." Katanya.
"Aku hanya berusaha melindungi diriku..." Sambungku.
"Bagaimana ceritanya....??"
Aku menceritakan panjang lebar kronologi penyebab luka ditubuhku, berhubung ruangan masih sepi karena baru pukul delapan pagi. Begitu juga Emily yang menceritakan kronologi 'malam pertamanya' dengan kekasih long distance relationship-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The wrong man
Teen FictionWanita yang selalu bertemu dengan pria yang salah, diusia nya sudah berkepala tiga seakan takdir mengutuknya untuk bahagia dengan pria yang tepat. Apakah dia, Himalaya ditakdirkan untuk tak bahagia? Bahagia dengan pria pilihannya? Bahagia dengan pri...