"Ah, pelan-pelan." si perempuan mengaduh saat Jae mengobati luka di wajahnya.
"I-iya maaf. Sakit sekali ya?" pertanyaan retoris Jae hanya direspon dengan anggukan.
"Oh iya, namamu siapa? Kita bahkan belum berkenalan. Aku tidak bermaksud apa-apa, hanya—"
"Panggil saja Mina. A-ah— sakit."
"Maaf, maafkan aku."
"Kalau kau?"
"Panggil saja Jae."
"Umm, baiklah. Ngomong-ngomong, bolehkan aku menginap di sini?" Jae sontak membulatkan matanya. Bagaimana bisa ia membiarkan perempuan yang baru ia kenal menginap di apartemennya?
"Malam ini saja. Besok aku akan pergi." pinta Mina dengan mata yang berkaca-kaca.
"T-tapi—"
"Aku akan tidur di sofa dan kau bisa tidur di kamarmu, Jae. Aku tidak tau harus ke mana malam ini."
Jae terdiam, dan otaknya serasa akan meledak memikirkan hal ini. Ia tidak ingin mudah percaya dengan orang yang baru ia kenal, tapi di satu sisi ia juga tak tega melihat perempuan yang kondisinya sedang lemah harus terlantar di malam yang dingin seperti ini.
Kalian pasti tau apa keputusan seorang Park Jaehyung.
"Umm, baiklah kau boleh menginap di sini malam ini. Kau bisa tidur di kamarku. Biar aku yang tidur di sofa."
"Tidak, tidak. Kau sudah memperbolehkanku berada di sini untuk semalam saja aku sudah sangat berterima kasih padamu."
"Mina, boleh ku bertanya?
"Kau pasti mau bertanya apa yang terjadi padaku kan?"
Jae mengangguk, "Ya, kalau itu tak menyinggungmu."
"Tadi aku pergi bersama pacarku. Kami makan malam di restoran besar yang pasti kau lewati sebelum kau menemukanku. Tadi aku membahas kapan dia akan menikahiku karena orang tuaku juga sudah sering memaksaku untuk segera memastikan hal ini pada pacarku karena kami sudah pacaran selama empat tahun. Sekarang bisnisnya sudah sangat berkembang pesat, ia juga pernah memberitahuku nominal tabungannya saat ini yang sudah lebih dari cukup untuk menggelar pesta pernikahan tentunya. Tapi saat aku membahasnya, ia mulai emosi dan menyeretku keluar dari restoran. Ia membawaku ke gang kecil dan memukuliku hingga seperti ini. Ia bilang akan kembali dan membunuhku. Aku tidak tau apa yang salah dengan pembahasanku tadi. A-aku takut, Jae. Aku takut." ujarnya panjang lebar sambil menangis.
Jae dengan spontan memeluk Mina yang air matanya kini membasahi bahu Jae. Namun tangis Mina malah semakin menjadi-jadi.
Ini adalah situasi yang sangat canggung. Bukan hanya bagi Jae, siapapun yang mengalami ini juga pasti akan merasakan hal yang sama.
Mina menjauhkan badannya dari Jae yang kini hanya diam mematung di sebelah Mina yang menatap Jae dengan dalam.
"Terima kasih sudah mau menjadi tempatku bercerita, Jae. Aku.. aku sedikit lega." ujar Mina masih sesenggukan.
"Sama-sam—"
Mina mengecup bibir Jae dengan cepat.
Jae membulatkan matanya tanpa bisa mengucapkan sepatah katapun.
"What the hell just happened?" batin Jae.
•••
Wendy duduk sambil menyesap kopi susu yang baru saja ia beli. Ia terus menatap ke layar ponselnya, menunggu respon dari pacarnya yang akan pergi ngopi dengan Younghyun.
"Kenapa belum di balas ya?" gumam Wendy
"Coba ku telepon saja." sambungnya.
Calling Jae ❤...
"Tidak diangkat. Ke mana sih dia? Huh."
"Sudah, sudah jangan dipikirkan. Lagian belum tentu juga dia memikirkanmu." celetuk seseorang yang saat ini duduk di samping Wendy sambil meminum kopi Amerikano nya.
"Yaissh bagaimana bisa kau bicara seperti itu? Dia kan pacarku."
"Nonton saja yuk."
"Kapan?"
"Ayo sekarang. Biar kau happy lagi. Eotte?"
"Umm.."
"Ayolah. Akan ku belikan pop corn karamel large kesukaanmu."
"You know what makes me happy. Kaja!"
•••
Pagi ini Younghyun bangun dengan kepala yang sangat pusing akibat terlalu banyak minum semalam. Seketika ia teringat hyungnya. Di mana hyungnya?
"Yaiish bodoh tadi malam berarti hyung pulang sendiri? Pabo! Pabo!" Younghyun mengutuk dirinya sendiri atas kebodohannya semalam.
Younghyun bergegas mengambil ponselnya dan menelpon hyung yang ia takutkan akan tersesat itu.
Tapi percuma, sudah beberapa kali ia mencoba, tak ada respon dari Jae. Otaknya dipenuhi ketakutan jikalau terjadi sesuatu yang buruk.
Tanpa basa-basi lagi, Younghyun mengambil jaketnya dan memutuskan untuk pergi ke apartemen Jae.
Ia mengendarai mobilnya dengan sangat cepat agar bisa segera sampai di sana.
Sesampainya di lantai sepuluh, ia berlari ke arah kamar Jae dan menekan kata sandi.
Betapa leganya hati Younghyun ketika ia membuka pintu, ia melihat Jae tertidur dengan posisi duduk di sofanya dengan perempuan yang tertidur di paha Jae.
Wait, what?
Jae tidur dengan seorang perempuan di apartemennya?
"Umm, hyungku ternyata diam-diam nakal juga haha." ujar Younghyun tersenyum sambil menutup kembali pintu kamar Jae.
Nakal gundulmu itu :'))
Kamu tuh yang nakal :'))
Kezel :'))
CLOSE AS STRANGERS
By Blackharteu
2020__________________________________
Baiklah yeorobun
LDR itu memang susah gaes
Ga LDR aja banyak godaan
Apalagi LDRnya beda negara :'))
Ada yang pernah ngalamin LDR ga?
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSE AS STRANGERS • Jae Day6
أدب الهواةAku telah berjanji pada ribuan hari yang telah kita lewati untuk terus menjaga hati dalam lelah yang sering memaksaku tuk berhenti Tanpa ku tahu apa yang akan menghadangku di depan sana Tanpa ku tahu bagaimana akhir dari skenario Tuhan ini Jarak dan...