Chapter 1
-Annabelle, Abbey Street, London-
“Annabelle Lee Parker!!! Wake Up Honey!” Errghh... nama itu.
“Mom, Please. Aku sudah bilang jangan sebut-sebut nama menyebalkan itu lagi!” keluhku kesal sambil mengusap mataku yang terasa berat sehabis bangun tidur. Kebiasaan yang selalu Mom lakukan saat dirasanya aku menyebalkan. Dan jurus yang Mom lakukan itu kuakui cukup efektif untuk memancing emosiku. Betapa tidak, aku sangat membenci nama tengahku di sebut-sebut. Bahkan pernah suatu saat aku meminta bahkan memohon pada Mom untuk menghapus saja nama menyebalkan itu dari deretan namaku. Tapi seperti biasa, dengan alasan klise, Mom selalu menolak. Seolah pria seperti Dad pantas mendapatkan pembelaan seperti itu dari Mom setelah apa yang dilakukannya. Menyedihkan.
“Cepat bangun Honey, kalau kau tak ingin mendapat detention lagi dari Mr Freddickson!” Sial. Darimana Mom tahu berita itu? Yeah... seharusnya aku tidak lagi bertanya. Pasti Miss Flynn lah orang yang sengaja mengadukan hal ini pada Mom. Aku tahu mereka berdua bersahabat. Tapi apa pentingnya membahas itu? Menyusahkan saja!
Masih sambil menggerutu, kuraih handuk putih yang tergantung di sebelah bufet dan masuk ke kamar mandi. Syukurlah Mom tak mengoceh lagi setelahnya. Aku tau betul ia wanita penyabar yang tak akan marah bila tak terpancing emosi yang terlalu besar. Setidaknya aku masih beruntung memiliki Mom dalam hidupku. Dan tidak akan pernah kumaafkan siapapun yang berani menyakiti hati Mom seperti yang telah dilakukan Dad di masa lalu.
***
“Hello My Gracious Beauty!”Oh... aku sial lagi. Belum juga berangkat ke kampus, aku sudah sial begini. “Good Morning Baby!”tambah orang itu lagi, membuatku ingin mencakar wajahnya yang mirip monyet itu.
“Stop!” kutahan wajah pria menyebalkan yang tadinya akan mendekatkan wajahnya padaku dengan tangan. Yeah... satu lagi pria Asia menyedihkan yang hampir setiap hari selalu membuatku jengah. Lee Jyuk-jae? Lee Myuk-jae? Ah... entahlah, aku tidak pernah bisa mengingat namanya dengan benar. Yang kutahu pria itu mengaku memiliki nama Inggris Spencer Lee. Cih... dipikirnya nama itu bagus? Tapi setidaknya lebih baik dibanding nama Korea-nya yang sangat aneh itu.
Satu lagi kebetulan yang membuatku kesal. Semua pria Asia yang terlibat dalam hidupku selalu memiliki marga ‘Lee’ dalam namanya. Dad, Spencer dan terakhir si pria Asia kemarin, Aiden. Seberapa banyak sebenarnya nama Lee yang tersebar di negara itu? Sepertinya orang-orang di sana sama sekali tidak kreatif dalam memilihkan nama untuk putra dan putri mereka.
“Kau semakin cantik saja Baby!” Ugh... bisakah ia berhenti merayuku? Kurasa dia memang sudah gila. Entah mengapa Mom menerimanya bekerja di restoran kecil yang dikelolanya ini? Padahal aku sudah muak karena setiap hari harus bertemu dengan pria gila yang satu ini. Kulihat Mom hanya senyum-senyum saja melihat tingkah si Spencer gila ini.
Menyuap suapan terakhir roti selai kacangku, kuraih tas yang sengaja kuletakkan di meja. “Mom, aku berangkat!” pamitku pada Mom tanpa mempedulikan lagi pandangan kagum yang kini diperlihatkan si Spencer-Monyet itu padaku. Semoga saja Mom cepat sadar dan memberhentikannya bekerja di restoran kami.
“Jangan lupa sampaikan pesan Mom untuk Miss Flynn, Honey!” kudengar teriakan Mom sebelum kututup pintu depan restoran dan melangkah ke halte Bus. Miss Flynn? Hah... pasti aneh bukan menyebut teman baik Mom dengan sebutan Miss dan bukan Mrs. Sementara bila dilihat dari segi umur, tentu saja wanita itu tidak muda lagi sekarang. Bayangkan saja, Mom saja sudah memiliki anak sebesar ini dan usianya sekitar 40 tahunan. Wanita yang menjadi salah satu dosenku itu memang belum menikah sampai sekarang. Alasannya? Dari yang kudengar dari Mom, karena ia pernah patah hati setelah ditinggal menikah oleh kekasih yang sangat dicintainya beberapa tahun lalu. Miris. Tapi hal itu memang benar. Dan itu juga menjadi salah satu alasan mengapa aku sangat membenci makhluk bernama lelaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate That I Love You
FanfictionSejak kecil Annabelle Parker membenci Ayahnya karena telah meninggalkan sang Ibu berjuang seorang diri membesarkannya. Rasa benci Ann terhadap sang Ayah merembet pada kebenciannya terhadap pria Asia lain. Aiden Lee, lelaki asal Korea yang pergi ke L...