Chapter 3
-Annabelle Parker, Abbey Street – London-
“Kau tak bisa menghindar dariku Miss Parker, karena tugasmu belum selesai. Tugasmu bukan hanya mengantarku berkeliling kampus, tapi juga memberiku gambaran tentang proses pembelajaran di universitas ini berikut juga gambaran budaya London pada umumnya. Hingga masa pertukaran pelajarku dalam setahun ini berakhir.”
Satu tahun? Arrghh... untuk kesekian kalinya kulempar bolpoint di tanganku. Kata-kata Aiden-si-pria-Asia-sialan siang tadi kembali merusak konsentrasiku dalam menulis tugas Essay yang diberikan Mrs. Hannah, padahal dua hari lagi Essay ini harus segera dikumpulkan. Menyebalkan! Apalagi saat kuingat bagaimana ekspresi wajahnya ketika mengatakan hal itu. Hah... sepertinya pria-Asia-menyebalkan itu memang ingin mengerjaiku. Sial! Semua ini karena Mr. Freddickson yang membuatku tak bisa lari darinya, dalam waktu beberapa hari saja si tua berkacamata itu sudah membuat hidupku yang tenang menjadi berantakan!
“Miaaww...” suara kecil Snowy terdengar dan sesaat berikutnya anak kucing persia berbulu putih itu sudah melompat ke atas meja belajar. Mengenduskan kepala mungilnya pada tanganku yang kuletakkan di sana. Hah... dia pintar sekali. Sepertinya dia tau kalau tuannya sedang sedih.
Kuelus lembut bulunya yang sehalus sutra, “Snowy, apa yang harus kulakukan? Satu tahun bersamanya? Satu Minggu saja sudah membuat resah, apalagi setahun?” gumamku, walau aku tau ia sama sekali tak mengerti apa yang kukatakan.
“Satu tahun bersama siapa?” Eh? Aku menoleh ke arah pintu dan menemukan Mom sedang berdiri di sana.
“Mom? A-apa yang kau lakukan di sini?” Ah... sial! Kenapa mendadak aku jadi gagap begini?
Kulihat Mom mendekat dan kurasakan tangannya yang hangat mengelus lembut puncak kepalaku. “Honey, What happenned? Kulihat selama beberapa hari ini kau jadi pemarah dan pemurung. Apa ada masalah yang mengganggumu?”
Kupeluk pinggang ramping Mom dan menyandarkan kepalaku di perutnya yang masih datar di usia yang sudah memasuki kepala empat. Bentuk tubuh Mom memang tak berubah, tak heran jika banyak lelaki hidung belang yang menggoda Mom dan bermaksud menjadikannya simpanan. Tapi selama masih ada aku. Jangan harap pria-pria mengerikan itu bisa mempermainkan Mom.
Ingin sekali aku menceritakan semuanya pada Mom. Tapi pasti nanti Mom hanya akan menasehatiku agar tak terlalu memikirkannya dan menjalani saja apa yang telah diperintahkan Mr. Freddickson padaku. Aku tau betul watak dan sikap Mom yang baik hati. Hah... Bagaimana ini?
“Honey?!” Mom menjauhkan kepalaku dari tubuhnya, “Kau belum menjawab pertanyaanku,” desak Mom lagi lalu berjongkok hingga kini kepalaku sejajar dengan kepalanya. “Siapa yang harus kau temani selama setahun?”
“Hanya seorang teman,” balasku muram. Kalau aku tak menjawab, Mom tak akan berhenti bertanya.
“Kalau hanya teman, kenapa kau jadi murung begini? Dan kenapa sepertinya kau sangat tidak rela? Bukankah menyenangkan jika—“
“Sudahlah Mom! Jangan bahas ini lagi,” selaku sebal. Ah... ya, aku ingat sesuatu! Ternyata aku harus memuji diriku sendiri karena sangat pandai mengalihkan topik pembicaraan. “Mom, ini pesan dari Miss Flynn,” kuangsurkan sebuah amplop cokelat yang tadi dititipkan guruku itu pada Mom. Dan benar saja, Mom tak lagi mempertanyakan masalahku.
“Hmm... Ya sudah, Mom pergi dulu. Jangan tidur terlalu malam, Honey. Kalau pekerjaanmu sudah selesai, cepatlah tidur. Mom, tidak mau menghabiskan waktu hanya untuk membangunkanmu besok pagi,” pesan Mom sebelum pergi sambil membawa amplop yang dititipkan Miss Flynn padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate That I Love You
FanfictionSejak kecil Annabelle Parker membenci Ayahnya karena telah meninggalkan sang Ibu berjuang seorang diri membesarkannya. Rasa benci Ann terhadap sang Ayah merembet pada kebenciannya terhadap pria Asia lain. Aiden Lee, lelaki asal Korea yang pergi ke L...