Hate That I Love You -Chapter 9-

813 27 0
                                    

Chapter 9

-Aiden Lee/Lee Donghae, Vistoria’s Cafѐ-

“Pergi kau! Aku tidak butuh lelaki yang penuh dengan kepalsuan seperti dirimu. Katakan pada paman Jaesook-mu itu. Rencananya membujukku takkan pernah berhasil walau ia memakai ‘jasa’mu!”

Sial. Aku benar-benar tidak bisa berpikir. Kata-kata kasar Ann saat di Tower Bridge pagi tadi masih melekat dalam benakku. Apa yang bisa kulakukan sekarang? Baru semalam hubungan kami membaik, bahkan Ann mempercayakan aku untuk mengurus semua yang menyangkut Ibunya selama di Rumah Sakit. Tapi pagi ini aku membuat semuanya hancur. Tidak, bukan aku. Karena aku sama sekali tak bersalah hanya karena aku mengenal siapa Ayahnya, hingga menimbulkan kesalahpamahan ini. Gadis itu menuduhku sebagai ‘alat’ dari Ibu dan Ayahnya, untuk dapat membujuknya tinggal bersama sang Ayah yang tidak lain adalah Jaesook Ahjussie. Ann bahkan tak mau mendengarkan penjelasanku setelahnya. Menyebalkan!

“Donghae-a!”

“Eo?” Aku terkesiap ketika mendengar panggilan Jaesook Ahjussie. Yeah, setelah dari Rumah Sakit tadi, Jaesook Ahjussie memintaku menemaninya makan. Pasti ia belum sempat makan sejak sampai di negara ini. “Ne, Ahjussie,” balasku sekedar berbasa-basi. Aku masih tidak percaya dengan kenyataan yang baru saja kuketahui pagi tadi. Jaesook Ahjussie adalah Ayah Ann. Sosok Ayah yang sangat dibenci Ann dan dipercayai gadis itu sebagai seseorang yang telah menghancurkan hidup Ibunya. Seorang Ayah yang tidak bertanggung jawab. Sungguh berbeda dengan apa yang kuketahui selama ini.

Jaesook Ahjussie adalah sahabat dekat Appa sejak masih sekolah dulu. Bahkan karena bermarga sama, keduanya menyebut diri sebagai ‘Lee Brothers’. Menurut cerita Appa, mereka memang sempat terpisah karena Jaesook Ahjussie harus melanjutkan study-nya ke luar negeri. Namun beberapa tahun terakhir, keduanya kembali dipertemukan saat tengah menjalankan bisnis yang sama. Bahkan, kabar yang baru saja kudengar—hal yang membuatku kaget setengah mati saat Kyuhyun mengabarkannya padaku beberapa saat lalu—keduanya sudah memiliki kesepakatan untuk menjalin hubungan keluarga dengan menikahkan anak-anak mereka, kesepakatan itu dibuat jauh-jauh hari sebelum Appa meninggal.

“Bagaimana hari-harimu di London?” Walau kulihat Jaesook Ahjussie tersenyum, entah mengapa aku masih bisa menangkap ekspresi sedih di wajahnya. Seolah ada beribu-ribu beban yang menghimpit pundaknya saat ini. Pagi tadi, saat aku mengabarinya bahwa Mrs Parker sakit dan tengah dirawat di Rumah sakit, Jaesook Ahjussie tampak sangat terkejut. Tadinya, kupikir Jaesook Ahjussie sudah tau tentang penyakit yang diderita Mrs Parker selama ini. Namun, rupanya Mrs Parker pun menyembunyikan penyakitnya ini dari sang mantan suami. Maka dari itu, aku berani berkata bahwa Jaesook Ahjussie bukanlah Ayah yang kejam seperti anggapan Ann selama ini. Walau sebenarnya, aku belum mendengar cerita yang sesungguhnya dari pihak Jaesook Ahjussie.

“Baik. Sangat baik Ahjussie,” jawabku sekenanya.

Jaesook Ahjussie kembali tersenyum dengan cara yang sama—menyedihkan. “Hmm... nikmatilah sebaik-baiknya. Kau tau waktumu di negara ini tidak akan lama lagi.”

Ne?” Ah, Ahjussie benar. Kyuhyun bilang....

“Eomma-mu sudah mengabarkannya padamu bukan?” Aku tersenyum kikuk mendengar pertanyaannya. Entah mengapa, ada rasa aneh dalam diriku saat mengingat kabar mengejutkan yang diberikan Kyuhyun semalam. Harusnya aku senang saat Kyuhyun mengabarkannya padaku. Tapi anehnya, rasa senang itu tak juga muncul.

“Eomma sudah menitipkan kabar itu melalui Kyuhyun temanku...,” balasku pelan. Seingatku, Eomma memang belum menelponku langsung untuk mengabarkan masalah ini padaku.

“Ah, begitu,” Jaesook Ahjussie menganggukkan kepalanya,  “Lalu... bagaimana menurutmu? Kurasa... kau dan Seora sudah begitu dekat.”

Seora. Lee Seora. Gadis itu. Gadis yang selama ini kucintai. Yeah, harusnya aku senang bukan?

Hate That I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang