Chapter 5
-Annabelle Parker, Camberwell College of Art-
Hari ini jam kuliah Mr. Freddickson berakhir lebih awal. Pria bertubuh gempal itu terpaksa menyelesaikan kuliahnya 15 menit lebih awal karena akan menghadiri rapat dosen awal semester yang akan dilaksanakan 5 menit lagi. Seperti yang sudah diduga, teman-teman sangat senang karena sesaat lagi mereka bebas berkeliaran di penghujung Minggu ini. Yeah, sekarang hari Jumat. Diskon waktu 15 menit pun sangat berarti bagi mereka yang merencanakan liburan akhir Minggu bersama orang spesial masing-masing.
Ketika tengah memasukkan beberapa buku ke dalam tas, aku dikejutkan dengan tepukan pelan di bahu kiriku. Jane Adams. Pasti ia berniat mengingatkanku lagi tentang pesta itu. Dan sialnya hal itu cukup untuk menimbulkan kembali amarahku pada perbuatan Aiden dua hari yang lalu. Well, walau aku sempat terkejut saat kemarin ia datang ke rumahku untuk meminta maaf. “Jangan lupa besok!” tukasnya senang sembari mengangsurkan sebuah undangan berwarna pastel padaku.
Tsk, dipikirnya aku akan datang. Biarkan saja si pangeran berkuda putihnya itu yang datang sendiri. Pasti ia akan lebih senang tanpa kehadiranku. “Kau berikan saja undangan itu pada Aiden,” balasku ketus lalu pergi begitu saja tanpa mempedulikannya yang terus memanggilku.
Oh… sial! Baru saja bebas dari desakan Jane Adams, kini bisa kulihat sosok Aiden tengah duduk di kursi panjang tepat di samping kelasku. Apa yang dilakukannya di sini? Tidak mungkin ia menungguku. Ada perlu apalagi sebenarnya? “Hai Ann!” tanpa repot-repot menoleh kuhentikan langkahku tepat di hadapannya, “Aku butuh bantuanmu.” Hmm… benar dugaanku. Ia di sini untuk meminta bantuan. Apalagi yang diinginkannya kalau bukan itu?
“Bantuan apa lagi?” balasku setengah tak tertarik. Walau kemarin aku bilang telah memaafkannya. Tapi tetap saja perbuatannya itu membuatku kesal.
Aku beringsut mundur saat tiba-tiba ia maju selangkah ke arahku. Apa yang sebenarnya diinginkan pria-Asia sialan ini? Oh… Tuhan! Dia kembali memamerkan senyumnya yang selalu membuat sesuatu dalam diriku bergetar hebat. Sial! Sepertinya dia sudah sangat paham dengan kelemahanku ini. “Aku tak punya pakaian yang cocok untuk kugunakan ke pesta Miss Adams, maukah kau mengantarku berkeliling—“
“Kenapa tak kau ajak sepupumu itu?” Kupotong ucapannya cepat. Rasanya aku jengah hanya karena ia terlalu menggantungkan diri padaku. Sudah lebih dari satu Minggu ia tinggal di negara ini. Kenapa masih saja menggangguku dengan hal-hal semacam ini? Menyebalkan! Bukankah ia punya saudara yang bisa mengantarnya? Kenapa ia harus selalu merepotkanku?
Kulihat ia memutar bola matanya cepat. Sepertinya ia sibuk mencari alasan tepat untuk meyakinkanku. Menyedihkan! “Dia sedang sibuk dengan kegiatannya.”
“Kalau begitu, pergi saja sendiri!” balasku ketus lalu melangkah pergi meninggalkannya. Lama-lama di sini, membuat dadaku sesak. Tapi sialnya, baru beberapa langkah aku berjalan. Tangannya yang besar itu menahan lenganku.
“Tapi kau tau aku belum mengenal tempat ini,” bantahnya cepat. Alasan!
Aku mendengus kesal, “Tapi kemarin kau sudah bisa ke rumahku sendiri Mr Lee!” aku mencoba mengingatkan.
“Ann, kau lupa tugas yang diberikan Mr Freddickson padamu?” Sial! Kenapa ia mengungkit-ungkit masalah tugas itu? Ia bahkan tau kalau keperluannya kali ini sama sekali tak ada hubungannya dengan kuliah. Pria ini benar-benar pembujuk yang tak kenal lelah. “Ayo! Temani aku! Aku tau kau tak ada kegiatan lagi setelah ini,” Hey… darimana ia tau? Dan seperti yang selalu dilakukannya, tanpa menunggu persetujuanku ia menarik lenganku agar ikut bersamanya, “Kau pasti tidak mau kan kalau pasanganmu ini tampil sembarangan di pesta itu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate That I Love You
FanfictionSejak kecil Annabelle Parker membenci Ayahnya karena telah meninggalkan sang Ibu berjuang seorang diri membesarkannya. Rasa benci Ann terhadap sang Ayah merembet pada kebenciannya terhadap pria Asia lain. Aiden Lee, lelaki asal Korea yang pergi ke L...