Hate That I Love You -Chapter 6-

941 29 0
                                    

Chapter 6

-Lee Hyukjae/Spencer Lee, Abbey Street London-

Jam 10 lewat 6 menit. Tak terasa sudah lebih tiga jam aku mondar-mandir di sini. Dan kini bisa kurasakan jari-jari tanganku mengkerut dan terasa kebas karena kedinginan. Hah... seharusnya aku tak membiarkan Ann pergi bersama lelaki sialan itu. Memangnya siapa dia? Baru muncul saja sudah mau merebut gadisku dari sisiku. Gadis yang selama dua tahun ini selalu mengisi hari-hariku. Dan dia? Baru beberapa kali muncul, sudah seenaknya saja membawa Ann pergi ke pesta seperti itu. Errrghh... lama-lama aku bisa gila! Harusnya Ann tak pernah membiarkan lelaki itu mengajaknya. Tapi kenapa? Kenapa ia seolah-olah berubah setelah mengenal orang itu. Sial!

Selama ini aku selalu menahan diri setiap kali Ann mengataiku atau bahkan memakiku. Karena aku yakin dengan begitu Ann masih peduli padaku, setidaknya ia masih memiliki waktu untuk sekedar memakiku. Walau sebenarnya aku tau, harapanku begitu tipis. Tak ada salahnya terus berharap bukan?

Namun, sejak kehadiran lelaki bernama Aiden Lee yang mengaku berasal dari negara yang sama denganku itu, Ann berubah. Ia tak lagi peduli padaku. Aku juga merasa... bahwa gadis itu sepertinya telah kehilangan prinsip yang selama ini selalu ditegakkannya. Bahkan menjadi salah satu alasannya menolakku. Ann juga mulai melakukan hal-hal yang tak pernah ia lakukan bahkan ia benci sebelumnya. Entahlah! Apa yang dimiliki lelaki itu hingga Ann berubah seperti ini? Padahal bila dibandingkan, aku tak jauh berbeda dari lelaki-sialan itu. Justru menurutku, aku jauh lebih tampan dibandingkan dia. Hah... untuk yang kesekian kalinya aku menghela nafas.

Untuk menghilangkan rasa bosan, kutendang kaleng pepsi yang tak sengaja kutemukan di bawah kakiku lalu mendesah berat. Semua ini benar-benar membuatku gila. “Hey, you!

Eh? Ada yang memanggilku? Kutolehkan kepalaku untuk mencari asal suara yang tadi seolah berbicara padaku. Mataku menyipit menemukan sesosok... gadis? Ah... entahlah! Menurutku... ia tak tampak seperti seorang gadis karena penampilannya yang... cukup tomboy dengan Hoodie abu-abu, jeans belel dan sneaker hitamnya. Tapi aku masih bisa mengenalinya sebagai gadis, karena wajahnya yang cantik. Ah... tidak, tentu saja Ann-bidadariku jauh lebih cantik darinya. “Awww... hey! Apa yang kau lakukan?” Sialan! Gadis ini seenaknya saja menendang kakiku. Tulang keringku sakit sekali. Hah... kekuatannya besar juga untuk ukuran seorang gadis. “Hey, nona... setelah menendang kakiku. Kenapa kau main kabur saja?” protesku kesal, sembari memegangi kaki kananku yang masih terasa ngilu.

Gadis tomboy yang sebelumnya sudah menjauh itu, kembali mendekat. Alih-alih menjawab pertanyaanku, gadis itu malah menyibakkan poninya di depan wajahku. Apa maksudnya itu? Dia bermaksud menunjukkan keningnya yang cantik padaku? Tsk... dia pikir aku peduli! Di hatiku hanya ada Ann. “Keningku merah begini, itu karena perbuatanmu, dan sekarang... kau justru bertanya kenapa aku menendang kakimu yang iseng itu?”

Eh? Kenapa dia malah marah padaku? Aku membelalak kaget ketika menyadari setitik noda merah di keningnya. Ah... jangan-jangan... Aiisshh! Kau benar-benar bodoh Lee Hyukjae! Bagaimana bisa kau mencari masalah di saat seperti ini. “Sorry!” cetusku pasrah sembari memamerkan tampang memelas andalanku. Semoga saja gadis tomboy ini berhenti memarahiku.

“Jadi kau sudah tau apa salahmu?” cibir gadis itu sebal. Yeah... aku tau aku salah. Tapi aku benar-benar tak sengaja.

I’m sorry.” Sekali lagi aku meminta maaf.

Gadis itu mendengus, “Kau pikir dengan meminta maaf akan mengobati rasa sakit yang kini kurasakan?” Hey... tidakkah dia terlalu berlebihan?

“Nona, aku sudah minta maaf padamu, dan kau pun sudah membalasku dengan menendang kakiku. Sekarang apalagi yang kau...” deru mesin mobil yang berhenti tepat di depan restoran mengalihkan perhatianku. Ann? Akhirnya... kupikir ia akan pulang lebih malam.

Hate That I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang