Halo Guys! Sorry nih ya kalo part sebelumnya ngebingungin. Gue perjelas disini okay?
Gio : Sahabatnya Evelyn selama 7 tahun di London. Dia juga calon rivalnya Hanzel.
Hanzel : Selama 1 tahun masa kritisnya Evelyn, Hanzel ga pernah Ada disisi Evelyn. Karena ia harus melanjutkan studynya di Amsterdam, dan setelah itu ia pindah ke london dan menjadi CEO di perusahaan ayahnya, L Groups.
Evelyn : Umurnya sekarang menginjak 25 tahun. Dia punya boutique di London.
Udah segitu ajja okay? Jadi ini cerita setelah genap 7 tahun Evelyn berada di London.
Lanjut Ke ceritanya ya? Enjoy guys!
******
EVELYN POV.
Aku berjalan mondar mandir di dalam kamarku. Hanya dengan t-shirt putih polos dan Hot pants. Dua jam lagi Gio akan menjemputku, Dan bahkan aku belum memilih Dress?
Jujur saja aku kelewat senang rasanya, saat gio mengajakku makan malam. Kami memang sudah sering makan malam, hang out, travel, bahkan aku dan gio pun sering mengadakan movie marathon disini. Rumahku.
Tapi Kali ini beda, dia terlihat begitu gugup saat mengajakku. Aku merasa gio memiliki perasaan kepadaku--Lebih dari teman.
Yang benar saja? Mana mungkin itik buruk rupa sepertiku dilirik Pangeran berkuda putih, ralat BerBMW hitam?
Aku pun segera menyingkirkan adu argumen yang sedang terjadi dikepalaku. Dengan cepat aku memasuki Walk in closetku. Aku mencoba seluruh dress milikku. Dari yang model sweet black dress, hingga dress rumbai rumbai polkadot.
Dari mulai Short dress, hingga long dress.
Kenapa tidak Ada yang cocok? Dan kenapa aku harus gugup seperti ini? Aku hanya makan malam bersama Gio. Bukan Zayn Malik, ataupun Jacob Whitesides.
Ergh, back to earth Evelyn!
Aku pun mengedarkan pandangan ke walk in closet ini. Dan mataku tertuju pada sebuah shopping bag ZARA, dan tepat sekali! Sebuah gaun berwarna silver selutut, berlengan pendek, dengan belt hitam.
Aku pun mencobanya. Dan yap, sejauh ini tak terlihat buruk. Seperti biasa aku mencoba berekperimen dengan heels bertali warna hitam, clutch hitam, tak lupa make up tipis.
And last! Rambut indahku, Ku gelung hingga menyisakan rambut nakal di telingaku.
Perfect!
Classic but Elegant.

KAMU SEDANG MEMBACA
1 Day 1 Kiss
Teen FictionAwalnya aku bisa mencegah perasaan itu.. Awalnya aku bisa memendam semua isi hatiku.. Tapi, seiring berjalannya waktu.. Perasaan itu tak lagi dapat ku cegah.. Dan pada akhirnya, aku pun menikmati alur permainanmu.. *************** Hi guys, cuma seke...