Evelyn POV.
Aku berjalan, menyusuri pantai yang indah dengan hembusan angin serta deburan ombak yang menemani setiap langkahku.
Disisi lain aku melihat dia, laki - laki yang menjadi teman hidupku, sedang bermain bola bersama ketiga buah hati kami yang sudah mulai beranjak dewasa.
Kalian percaya? Rasanya aku tak pernah menyangka semua ini akan terjadi. Aku, si Evelyn gadis anti sosial yang tiba - tiba bisa menjadi teman hidup seorang pangeran sekolah.
Semua berawal dari petjanjian konyol yang kubuat, andai waktu itu aku tak menerimanya, andai waktu itu aku tak mengajukan perjanjian gila itu.
Cerita ini pasti tak akan berakhir seperti ini, aku dan hanzel mungkin tak akan pernah bisa bersama. Aku hanyalah pengagum diam - diam sang pangeran sekolah, Dan hanzel tetaplah pangeran sekolah yang tak pernah melirikku.
" Mikirin apa hm? "
Tanya hanzel yang tiba - tiba berada dibelakangku.Ia memelukku dari belakang, membuatku sedikit terkejut.
" Hanzel ada anak - anak. "
Omelku." Hei! Mereka sudah besar love, bahkan mungkin mereka sudah melakukan hal ini hahahaha. "
Ucapnya yang membuatku mencebik." Teruskan saja mom, dad. Kami akan masuk kedalam. "
Ujar Hazza, putra sulung kami.Pipiku merona, tak biasanya.
" Lihat? Bahkan mereka tau diri dan meninggalkan kita untuk mengenang masa muda. "
Ujar hanzel sembari menggendong tubuhku layaknya menggendong karung beras dibahu." Hanzelll turunin akuuuuu!!!! "
Pekikku.Hanzel malah membawaku ke sebuah bangunan yang tidak jauh Dari bungalow yang kami punya.
" Aku baru pertama Kali kesini. "
Ucapku.Sebuah rumah bergaya klasik dengan dinding Batu dan lantai kayu. Tampak indah Dari luar sini.
" Aku ingin menunjukkanmu sesuatu, tapi kau harus menutup matamu. Bagaimana? "
Tanya hanzel sembari memberikanku Kain hitam.Aku mengangguk tanda mengerti, kemudian ia memakaikan ku penutup Mata itu.
Jujur saja, aku penasaran. Mau kemana hanzel membawaku?
" Dengarkan aku love, kau hanya perlu bersamaku. Aku akan menggenggam erat tanganmu. Jangan lepaskan ya? "
Perintahnya, aku mengangguk.Kemudian hanzel menuntunku berjalan, membawaku mendekat kearah rumah itu. Kemudian kaki ku menjejak di lantai kayu. Hanzel membawaku masuk kedalam rumah itu, terdengar Dari suara pintu terbuka.
Kemudian hening, diikuti suara pintu tertutup.
Hening lagi.
" Hanzel? "
Panggilku." Love, dengarkan perintahku! Aku akan melepas penutup matanya, tapi jangan buka matamu dulu sampai Ku perintahkan untuk kau membukanya, mengerti? "
Perintahnya." Iya. "
Jawabku.Kemudian hanzel membukakan penutup Mata yang sedari menutup mataku.
Hening.
Tak Ada suara sedikitpun, membuatku takut.
" Open your eyes, love! "
Ucapnya.Perlahan aku membuka mataku, dan tampaklah aku disebuah ruangan dengan foto - foto yang menggantung Dari langit - langit. Ada lilin - lilin yang membentuk love dan ditengah - tengahnya terdapat hanzel yang sedang memegang sebuah bucket bunga besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Day 1 Kiss
Ficção AdolescenteAwalnya aku bisa mencegah perasaan itu.. Awalnya aku bisa memendam semua isi hatiku.. Tapi, seiring berjalannya waktu.. Perasaan itu tak lagi dapat ku cegah.. Dan pada akhirnya, aku pun menikmati alur permainanmu.. *************** Hi guys, cuma seke...