[C] Kisah yang awalnya saja (lagi?)

3.3K 247 30
                                    

Malam ini kukisahkan sebuah cerita. Mungkin saja cerita singkat. Tapi kuharap, kau menyukainya. Kalau tidak juga tak mengapa. Toh aku hanya ingin bercerita. Cerita ini punya tokoh. Bu guru bilang, tokoh adalah pemeran dalam cerita. Kalau hanya suasana atau waktu cerita tidak akan lengkap. Kalo   gak lengkap nanti jelek. Cerita yang jelek tidak disukai teman-teman. Biasanya, ketika seseorang teman maju dan ceritanya membosankan, aku akan memikirkan cerita lain atau keluar kelas dan bermain. Sayangnya bu guru tidak suka aku keluar kelas saat pelajaran. Terkadang, aku keluar kelas untuk melihat burung gereja atau kupu-kupu.
Baik. Seharusnya aku sudah mulai menceritakan kisahku.
Di suatu hari, hiduplah seorang gadis kecil. Usianya... 8 tahun. 2 tahun dibawahku. Jadi usiaku 8+2 = 10 tahun. Maret aku berulang tahun yang ke-10. Berarti aku salah!  Aku ulang. Usianya... 8 tahun,hanya berbeda 1 tahun denganku. . Hmm... Penting tidak sih membicarakan usiaku.
Ibu bilang usia cuma angka yang semu. Ugoran Prasad pernah berkata. Oh, mungkin aku perlu memberitahu siapa Ugoran Prasad. Kata Ibu dia penulis, sebab disampul buku berjudul Di Etalase tertulis namanya. Buku itu bukan tentang wanita yang gila belanja melihat baju di etalase. Kadang, kalau melihat baju atau sneakers lucu di etalase aku ingin memandanginya dan membawa pulang.
Maaf. Jadi Ugoran -dia tidak seumuran denganku sih, tapi kutulis namanya saja tak mengapa,bukan? Plato yang sudah mati saja tidak ditulis almarhum Plato di diktat Ayah-. Jadi Ugoran Prasad menulis, Bagaimana mungkin orang berpikir bahwa usia sesungguhnya pernah bertambah; semesta bergerak negatif, seperti bom waktu yang.... Aku lupa. Mungkin meledak. Menunggu meledak. Tidak jadi meledak. Meledak tapi kecil. Meledak keluar boneka. Ya Tuhan! Penting nggak sih membicarakan umur. Aku kan mau bercerita Si Gadis kecil.
Ah, aku sudah malas. Intinya gadis kecil berkelana. Terserahlah mau ke mana dia.
Ibu sudah berteriak dan selimut harus ditarik.

Malam.

Biru.

Hahaha. Jangan tanya apa ini. Ini Biru yang sama dengan cerita yang saya posting dulu. Biru yang ADHD, yang sulit fokus. Rasanya menyenangkan. Well, saya menulis untuk bersenang-senang. Terimakasih by the way untuk kalian yang bersedia membuka Abu-abu dan membaca. Nggak nyangka,remah-remah gini ada yang baca. Hahaha. 

Malam makin menua
Senja tinggal cerita
Dadaaaaa *apasih ')

2016

Abu-abuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang