Empat

107 5 0
                                    

Happy Reading (:

_______________________________________

"Jangan pergi..jangan tinggalin aku" suaranya kini terdengar lebih jelas.

Jangan-jangan dia sedang mengigau tentang pacarnya yang pergi, tapi lucu juga membayangkan ditaktor ini dicampakan oleh pacarnya.

Namun, akhirnya aku memutuskan untuk membangunkan pria ini. Baru saja tanganku menyentuh tangannya, aku langsung merasakan tangannya yang sangat dingin dan kusadari pria ini terlihat pucat dengan keringat dingin di sekujur tubuhnya. Aku langsung panik membayangkan pria ini sakit dan spontan mengeluarkan handphone ku yang berada di saku celana dan menekan nomor yang sudah kuhafal.

"Bang Danny" aku langsung meneriakan nama itu ketika telefon tersambung 

"Ya?" Aku bisa mendengar kekagetan di suara Bang Danny. Wajar bagi Bang Danny merasa aneh karena aku tidak pernah menelfon pada jam seperti ini apalagi dengan suara yang cukup panik.

"Ehm, Pak Alex sakit.. di kantor, tangannya dingin terus pucat banget" sangking paniknya ucapanku mulai meracau, untungnya  Bang Danny tetap mengerti dan sekarang Ia ikut merasa cemas setelah mendengar ucapanku barusan.

"Jangan kemana-kemana ya El, aku kesana sekarang dan tolong kamu jaga Alex dulu" setelah sambungan terputus aku langsung berlari ke pantry untuk mengambil kompresan dan air hangat. Selesai mengambil semuanya aku kembali masuk ke ruangan untuk memberikan air hangat kepada pria ditaktor yang kondisinya terlihat lebih parah dari sebelumnya.

Ahh, aku berharap Bang Danny segera datang. Dengan hati-hati aku mengangkat badan pria ditaktor yang terlihat lemas dan memberinya minum, setelah berhasil memberi minum aku berniat menaruh kembali kepala pria ditaktor ini di meja namun bisa kurasakan pergelangan tanganku ditahan olehnya.

Sambil terus berbisik pelan perlahan aku mendengar kata-kata yang di ucapkannya pelan. Setidaknya aku sudah mendengar ia menyebutkan nama Alice sekitar 10 kali berulang-ulang.

Tuh kan apa ku bilang pasti pria ini dicampakan oleh pacarnya yang bernama Alice. Tidak kusangka ternyata pria sekejam dan seditaktor ini bisa sakit hanya karena seorang wanita. Selama ini kukira dia hanya seorang pria yang tidak memiliki perasaan, tetapi melihatnya saat ini membuatku merasa bahwa pria ini adalah pria rapuh sok kuat yang membutuhkan perhatian.

Tanpa kusadari tanganku menyentuh wajah pria ditaktor yang terlihat berbeda dari biasanya.

"ELI" teriakan Bang Danny mengagetkanku membuatku sadar atas perbuatan anehku barusan, yang untung saja tidak terlihat oleh Bang Danny atau disadari oleh pria ditaktor ini kalau tidak aku benar-benar akan dimaki habis-habisan dan malu banget karena telah menyentuh wajahnya.

Bang Danny langsung menghampiri dengan panik setelah melihatku di ruangan dan dengan segera Bang Danny merangkul pria ditaktor tersebut 

"El, kalau gak keberatan kamu bantuin aku anter Alex, gapapa?" Aku langsung mengangguk mendengar pertanyaan Bang Danny dan segera mengikutinya ke mobil yang terparkir di depan kantor. 

Setelah berhasil membantu Bang Danny menaruh pria ditaktor di jok tengah akhirnya aku duduk di sebelah pria ditaktor yang masih belum terbangun sejak tadi.

Lagi-lagi di tengah perjalanan pria ditaktor ini memanggil nama Alice berulang kali, sebelumnya aku sempat melihat Bang Danny sedikit kaget mendengar nama tersebut diucapkan namun sepertinya aku hanya salah lihat karena Bang Danny tahu-tahu sudah kembali tersenyum seperti biasa.

Setelah sampai di apartemen yang terletak di daerah Sudirman, Bang Danny langsung kembali merangkul pria ditaktor yang masih terkulai lemas. Dengan segera aku memencet nomor 12 di lift setelah diberitahu oleh Bang Danny dan sesampainya di lantai 12 Bang Danny langsung menuju ke kamar nomor 1205.

Detective In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang