Lima

106 5 1
                                    

Sorry lama update nya. Happy Reading

_______________________________________

Setelah selesai bersiap-siap aku langsung mengambil handphone untuk memesan ojek lewat aplikasi. Salah satu keuntungan hidup di jaman modern ini adalah aku bisa memesan ojek menggunakan internet dan hal ini membuat pekerjaanku yang membutuhkan mondar-mandir menjadi lebih mudah.

Setelah berhasil mendapatkan ojek, aku langsung duduk dan memberitahukan alamat ditaktor itu sekali lagi kepada tukang ojek yang terlihat ramah tersebut. Setelah melewati beberapa jalan tikus akhirnya aku sampai di depan apartemen ditaktor tersebut.

Aku membayar ojek tersebut dan langsung memasuki apartemen yang berada di kawasan Sudirman tersebut. Apartemen yang terlihat cukup mewah dan aku baru menyadarinya pagi ini. Apartemen ini memiliki keamanan yang cukup tinggi dan hal itu bisa dilihat dari banyaknya satpam yang berjaga di lingkungan apartemen ini, belum lagi sepertinya apartemen ini ditinggali oleh kebanyakan orang-orang yang berasal dari luar negeri dan para pebisnis. Pokoknya apartemen ini top banget deh, sejujurnya aku cukup curiga dengan gaji sebagai detektif swasta seharusnya tidak mungkin untuk membeli apartemen di kawasan ini.

Sambil memencet angka 12 yang tertera di lift, aku membuka SMS dari Bang Danny yang memberitahu kode pintu apartemen ditaktor tersebut "1901" jangan-jangan kode tersebut adalah tanggal ulang tahun nya, tapi sebagai detektif seharusnya dia tahu memilih tanggal ulang tahun sebagai kode sangat mudah dicurigai jadi kemungkinan besar itu bukan tanggal ulang tahunnya.

Beep!

Setelah berhasil membuka pintu menggunakan kode yang diberikan Bang Danny, aku langsung masuk ke dalam ruang apartemennya dan bisa kutebak saat ini ditaktor tersebut pasti masih tertidur di dalam kamarnya karena ruangannya  terlihat begitu rapi dan sepi.

Aku memutuskan untuk memasak bubur menggunakan bahan-bahan makanan yang ada di dapur, dan hebatnya semua makanan yang kutemukan di dapur pria ditaktor ini merupakan makanan sehat. Aku tidak menemukan sekaleng pun minuman soda atau makanan fast food. Bahkan pria yang menjaga kesehatan sekalipun bisa sakit. Kemungkinan hal ini terjadi karena pikirannya yang stress memikirkan pekerjaan, tapi setelah kupikir-pikir seharusnya aku yang sakit karena stress bekerja sebagai bawahan pria ditaktor ini.

Aku menyiapkan bubur untuk pria ditaktor dan berniat membawanya masuk ke kamar sekaligus memeriksa keadaan ditaktor yang sedari tadi tidak mengeluarkan suara apa pun.
Dengan hati-hati takut membangunkan pria ditaktor yang kini sedang tertidur lelap, aku menaruh tanganku di dahinya untuk mengecek suhu badannya yang untungnya sudah kembali normal.

Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke ruang tamu dan menonton.
Setelah hampir satu jam menonton film twilight yang diulang di tv aku mulai merasa mengantuk.

Jam menunjukan pukul 11.30, saat yang tepat untuk tidur siang, akhirnya aku memutuskan untuk mengejapkan mataku sebentar yang sepertinya sudah sangat mengantuk.

Ini aneh, mengapa aku merasa ada sesuatu yang mengetuk-ngetuk dahi ku? Sepertinya kamarku tidak bocor lagipula rasanya tidak seperti tetesan hujan yang mengetuk kepalaku.

"Eli" suaranya terdengar sangat familiar, seperti suara seseorang yang aku kenal. Aku sangat ingin membuka mataku dan bangun namun entah mengapa terasa sulit sekali hingga akhirnya ketukan di dahiku semakin terasa kencang dan suara tersebut semakin keras terdengar 

"Eli bangun" setelah menyadari pemilik suara tersebut, aku langsung teringat bahwa ini bukan kamarku dan seharusnya aku menjaga pria ditaktor yang sedang sakit.

Akhirnya aku membuka mataku dan mendapati pria ditaktor yang sebelumnya terlihat sakit kini kembali menjadi pria ditaktor yang siap memakiku dengan ekspresi wajah dinginnya.
Sebelum pria itu memakiku aku langsung memasang wajah menyesal 

Detective In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang