Malam itu di sebuah daerah pemukiman padat, keramaian adalah hal yang biasa bagi para warga yang tinggal di tempat itu. Dari lalu lalang kendaraan, para pejalan kaki, bahkan keramaian dari toko, restoran, dan warung pun tak juga kalah. Beralih tak jauh dari keramaian, terdapat sebuah rumah bertingkat dua dengan jejeran pintu di dindingnya. Dengan bertuliskan “Rumah Kost Dahlia” dalam sebuah papan yang tertancap di depan gerbang, tempat itu adalah naungan hidup bagi para mahasiswa maupun para perantau.
Walaupun terlihat sepi, di salah satu kamar di lantai kedua rumah tersebut dapat terlihat sebuah aktifitas. Seorang remaja laki-laki, dengan memakai kacamata klasiknya sedang duduk di depan komputer sambil menjelajahi internet. Seringai selalu tampak dari bibirnya hingga pada saat dia mendapati terdapat tautan baru yang terbuka secara tiba-tiba. Raut wajah terheran segera menghiasi remaja itu. Dia mencoba melihat isi halaman tersebut. Akan tetapi, hanya sebuah kotak pemutar video yang berada di tengah halaman. Dengan rasa penasaran, dia mencoba memutarnya. Akan tetapi, hanya warna hitam yang dia lihat setelah beberapa detik. Karena kesal, dia mencoba menutup tautan tersebut tapi tak bisa. Semakin heran, dia berkali-kali mencoba menutupnya hanya untuk mendapatkan hal yang sia-sia.
“Woi!! Apaan nih!! Kok gak bisa di tutup sih!!” Marahnya dengan menggerutu.
Baru saja dia selesai mengatakannya. Matanya langsung tertuju kepada tautan itu kembali. Kali ini berbeda, dalam pemutar video tersebut akhirnya muncul sebuah adegan yang terlihat seperti rekaman. Walaupun kualitasnya buruk, tapi remaja tersebut masih bisa melihat jelas apa isi dari rekaman itu. Dia melihat sebuah lorong yang gelap dengan sebuah sosok yang berlari mengejar. Tak cukup sampai di situ, tiba-tiba rekaman tersebut seperti terguncang dan terdengar suara yang menandakan alat yang di gunakan untuk merekam itu terjatuh. Setelah itu, semuanya menjadi terlihat jelas. Tubuh sang perekam yang terjatuh dan mencoba meraih alat rekamnya. Namun di belakang sang perekam, terlihat sebuah tangan yang memegang kakinya dan kemudian menariknya ke dalam kegelapan. Teriakan yang menggema terdengar jelas dan semakin membuat remaja yang menontonnya itu merasa ketakutan yang tanpa di sadarinya, terlihat sebuah tangan meraih dirinya dari belakang.
Keesokan harinya di sebuah gedung bertingkat tiga, terlihat seorang pria berjalan melewati meja-meja yang di penuhi dengan kesibukan dari pemiliknya. Sambil sesekali menyapa beberapa orang, dia melanjutkan langkah kakinya hingga masuk menuju sebuah ruangan. Di dalam, dengan santainya dia menyapa seorang laki-laki paruh baya yang sedang duduk mengamati beberapa dokumen.
“Pagi pagi udah sibuk nih pak?” Sapanya sambil tersenyum.
“Oh, kau Sho. Saya kira siapa.. Iya, kita dapat pekerjaan baru.”
Sho kemudian menggeser kursi di depannya dan duduk sambil mengamati apa yang di lakukan oleh orang di depannya. Tak lama, dia menyandarkan punggungnya ke kursi sambil mengangkat kedua tangannya dan mulai menguap.
“Ahhhhh.... Kasus baru lagi pak Rudi?” Tanya Sho.
“Ya, dan ini baru saja masuk tadi pagi. Dan kebetulan, saya rasa kasus ini cocok untuk kamu.” Jawabnya
Pak Rudi kemudian menyodorkan selembar kertas kepada Sho. Dengan sedikit terpaksa, Sho mengambilnya dan mulai mengamati isi dari kertas tersebut. Pertama, dia mengira mungkin ini adalah kasus-kasus yang sama seperti sebelumnya. Hanya tentang permasalahan rumah tangga ataupun kekolotan seseorang dalam dunia perbisnisan. Tapi, seringai menghiasi wajahnya ketika dia mencermati isi dari kertas tersebut. Seakan dia telah menemukan hal yang cocok untuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven 2 : Cursed Memories [ONGOING]
Mystery / ThrillerTujuh tahun setelah kejadian mengerikan yang di alami oleh Kim telah berlalu. Tapi kini, tanpa dia duga, dia bersama sembilan orang yang terjebak bersamanya harus mengungkap misteri misteri yang telah di rencanakan oleh seseorang.