Act 8 : Emily

57 5 2
                                    

Nanda Nanda, gadis kecil yang manis..

Dia bagai gulali yang manis

Tapi kenapa dia bersedih?

"Heii!! Jangan ganggu dia!!"

Teriak seorang gadis kecil yang marah kepada beberapa anak laki - laki seumurannya yang terlihat sedang mengerjai seorang gadis kecil lainnya. Sambil membawa payung kecilnya, dia mengayunkannya berusaha untuk memukul dan mengusir mereka. Setelah para anak laki - laki itu merasa kesenangan mereka di ganggu, akhirnya mereka pun pergi meninggalkan dua gadis kecil tersebut. Dengan perlahan, gadis yang membawa payung itu menghampiri gadis yang terduduk sambil menangis menahan sakit. Dia mengulurkan tangannya ke gadis tersebut.

"Kamu nggak apa - apa?" Tanya gadis payung itu.

"Ah....."

"Tenang saja, mereka sudah ku usir. Nggak ada yang menggangumu lagi sekarang. Hehehe.."

"Ah.... Terima kasih...." Jawab gadis satunya.

"Namaku Emily. Nama kamu siapa? kita pulang bareng yuk!!"

"Namaku Nanda... hehe..." Jawab gadis itu sambil tersenyum.

Emily kembali ke kesadarannya. Dia merasa heran kenapa ingatan masa lalu ini muncul kembali. Dia mendapati dirinya berada di dalam sebuah gang kecil yang gelap. Berpikir bagaimana dia bisa berada di sini. Akan tetapi, matanya tertuju dengan apa yang ada di hadapannya. Emily melihat seorang gadis kecil berdiri di hadapannya. Gadis itu tersenyum kepadanya dan kemudian berbalik lari dari Emily. Tapi sesaat, gadis itu berhenti dan menoleh ke arah Emily sambil berkata.

"Apakah kamu masih ingat...?? Hihihi......"

Emily yang penasaran pun mengikuti gadis kecil tersebut masuk jauh ke dalam kegelapan.

Sementara itu, Sho bersama Kim dan Stephan masih mencari keberadaan Emily. Sho terlihat gelisah dengan keadaan ini dan terlihat terburu - buru segera menemukan Emily. Kim yang semakin merasa penasaran pun mencoba bertanya kepada Sho.

"Memang apa kaitannya Emily dengan mitos ini kak Sho...?" Tanya Kim.

"Ini bukan mitos. Apa yang di ceritakan oleh Masriyan tidak ada hubungannya dengan hal ini!" Jawab Sho.

"Tapi kau dengar sendiri kan Sho lagu barusan!!" Sambung Stephan.

"Aku tahu!! Tapi apa yang terjadi dengan Emily sekarang adalah hal yang paling dia takutkan..."

Sho kemudian menjelaskan apa yang menjadi kegelisahannya sambil tetap mencari keberadaan Emily. Sekitar lima tahun lalu, Sho menangani sebuah kasus di mana waktu itu Emily juga terseret dalam kasus itu. Waktu itu juga Emily sempat bercerita bahwa dia punya seorang teman di kota ini sebelum dia pindah.

Sementara itu, Emily masih berjalan mengikuti langkah gadis kecil yang ada di hadapannya. Tapi tiba - tiba dia terhenti dengan apa yang di lihat oleh matanya. tempat yang sebelumnya gelap dan kotor berubah menjadi sebuah tempat yang terang dan bersih. DI situ, dia sedang melihat gadis kecil itu sedang duduk dengan riangnya. Gadis itu seperti sedang menunggu seseorang. Tapi karena lama tak muncul, gadis itu pun berdiri dan berlari menuju suatu tempat. Emily mengikutinya dengan gelisah. Karena dia tahu, jalan yang di lewati nya ini adalah jalan menuju rumahnya dulu.

"Kenapa tempat ini......" Bingung Emily.

Tapi itu tak membuat Emily berhenti begitu saja. Dia tetap terus mengikuti kemana gadis itu pergi hingga akhirnya dia sampai di sebuah persimpangan jalan raya. Gadis itu berdiri tepat di tengah - tengah persimpangan. kepalanya menunduk dan tangannya melambai memanggil Emily untuk menghampirinya. Sementara itu, Sho bersama Stephan dan Kim mulai merasa lelah dengan pencariannya. Mereka bertemu dengan William dan Nia yang sedang berjalan kembali ke hotel. Sho pun menanyakan tentang Emily kepada mereka berdua.

"Aku tak melihatnya dari tadi. Memangnya ada apa?" Tanya William.

"Dia tiba - tiba saja menghilang setelah mendengar bait pertama dari kidung tersebut" Jawab Stephan.

"Ini adalah tempat di mana dia lahir dan di besarkan. Aku yakin dia pasti punya tempat istimewa di kota ini. Hihihi..." Potong Nia secara tiba - tiba.

Apa yang di katakan oleh Nia ada benarnya juga menurut Sho. Sho pun mulai mengingat - ingat semua perkataan Emily dulu dan mulai berlari ke tempat yang di maksud. Kim dan yang lain pun mengikuti nya dari belakang. Akan tetapi, di tengah perjalanan, mereka semua terutama Sho mendengar sesuatu yang tidak ingin dia dengar.

Nanda, Nanda. Hatinya sangat sedih..

Dia hanya bermain sendiri..

Tak ada yang menemani...

Jadilah temanku, Nanda?

Seketika itu juga Sho mulai panik dan berteriak tanpa henti memanggil Emily. Kim dan yang lain juga ikut membantu Sho sambil mencari di sekitarnya. Dan tak lama, sayup - sayup terdengar suara yang memanggil nama Sho. Tanpa pikir panjang, Sho mencoba mencari dari arah mana suara itu berasal dan berlari menuju ke sana.

Sementara itu, Emily yang mencoba menjawab teriakan - teriakan tersebut semakin masuk ke dalam ketakutan yang luar biasa ketika gadis kecil itu berada tepat di depan wajahnya. Gadis kecil itu tersenyum kecil dengan wajah pucatnya dan mendekatkan dirinya ke arah telinga Emily sambil membisikkan sesuatu.

"Nanda Nanda... Kini dia kembali..

Menemui mereka yang ingkar janji...

Dan mengajak mereka semua...

Untuk mati bersamanya..."

Seketika itu Emily langsung berdiri membeku karena ketakutan. Dia tak bisa memungkiri lagi bahwa gadis kecil yang dia kejar semenjak tadi adalah teman masa kecilnya dulu. Tiba - tiba saja pandangan Emily seketika itu memutih dan dia di hadapkan kepada sebuah yang lagi - lagi familiar dengannya. Tapi kali ini tempat itu adalah tempat di mana dia berdiri sekarang. Dia berjalan perlahan tanpa di sadari olehnya. seakan - akan tubuhnya di gerakkan oleh orang lain. di depannya, adalah sebuah kubangan air kecil. dia mencoba melihat ke kubangan tersebut dan betapa terkejutnya dia setelah melihat siapa dirinya dari pantulan air tersebut. Dia melihat wajah temannya itu sedang bersedih.

Emily melanjutkan lagi langkah kakinya hingga dia sampai di persimpangan jalan dan berhenti tepat di tengah - tengah persimpangan tersebut. Dia melihat sebuah permen gulali yang cukup besar jatuh dari sakunya. Di saat dia menunduk untuk mengambilnya, tiba - tiba angin bertiup sangat kencang. Emily melihat barang - barang di sekitarnya melayang terlempar ke segala arah. Di dalam ketakutan yang dia hadapi sekarang, Emily hanya bisa mendengar tawa gadis kecil itu yang terdengar semakin sinis.

"Hahahahahaha..!!"

"Tidak..... Tidak....!" Teriak Emily.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHA!!!"

"TIDAAAAAAAAAK!!"

Di saat itu juga, sebuah papan reklame yang sangat besar jatuh menimpa tubuh Emily yang mungil. Dan Sho hanya terdiam dan tak percaya dengan apa yang di lihatnya.


Seven 2 :  Cursed Memories [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang