Act 9 : Anger And Hatred

41 2 3
                                    

Sho terdiam tak berdaya saat dia melihat tubuh mungil Emily tertimpa dengan keras oleh papan reklame yang sangat besar. Kim dan yang lain pun serasa tak percaya dengan apa yang di lihat oleh mereka. Sho berlutut merasakan kakinya sangat lemas. Tanpa di sadarinya, air mata mulai keluar dari kedua matanya. Tiba - tiba saja Sang Suara muncul memberitahukan bahwa misi kali ini sudah terlaksana dan meminta mereka semua untuk kembali ke hotel. Kim menghampiri Sho dan mengajaknya untuk menuruti perkataan Sang Suara dan kembali ke hotel. Di perjalanan, Cyntia dan Masriyan yang tidak mengetahui dengan jelas apa yang terjadi merasa bingung dengan ketegangan yang ada di antara yang lain.

Setelah sampai di hotel dan mendengarkan kata penutup darinya, Sang suara menyuruh mereka untuk kembali beristirahat di kamar mereka untuk menunggu intruksi selanjutnya. Kim masih merasa khawatir dengan keadaan Sho dan mencoba untuk menemaninya. Akan tetapi, Stephan mencegahnya dan menyuruh Kim untuk membiarkannya sendiri dulu untu.

Malam yang menegangkan pun berlalu dan pagi datang menerangi kota mati tersebut. Kim berjalan menuju ke ruang kafetaria setelah selesai merapikan dirinya. Beberapa dari mereka sudah berada di sana sambil menyantap sarapan mereka. Tapi Kim tidak melihat Sho di antara mereka. Kim juga menanyakannya kepada Stephan, dan dia menjawab bahwa tadi dia melihat Sho pergi keluar pagi - pagi sekali. Sesudah Kim menghabiskan sarapan lezat yang di masak oleh Masriyan, dia langsung bergegas pergi keluar ke suatu tempat.

Dengan perasaan yang campur aduk, Kim berjalan sembari memikirkan apa yang harus dia katakan nanti. Tapi, beberapa saat kemudian tanpa di sadari olehnya, Kim berhenti dan memalingkan wajahnya ke kanan. Dia sangat ingat dengan jalan tersebut. Jalan yang memberikannya mimpi buruk di masa kecilnya. Entah kenapa, Kim merasa merinding seakan ia merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi jika dia melangkahkan kakinya ke sana. Tapi Kim sendiri juga tak bisa memungkiri kemungkinan bahwa nantinya cepat atau lambat dia pasti akan kembali ke tempat itu. 

Kim menepuk pipinya beberapa kali agar dia segera sadar dari kengerian yang di alaminya saat ini dan melanjutkan berjalan ke tempat di mana dia yakin Sho berada di tempat itu. Setelah beberapa menit dia berjalan, dia melihat sosok Sho berdiri tepat di mana Emily mengalami kejadian tragis tersebut. Kim perlahan menghampirinya dan mencoba untuk mengatakan sesuatu kepada Sho.

"Kak Sho...."

"..........." Diam Sho.

"Ini pasti sangat berat untuk..."

"Kau tahu Kim..." Potong Sho.

"Aku masih ingat betul, tiga tahun yang lalu, aku mengerjakan suatu kasus di mana Emily di tetapkan sebagai salah satu tersangka..."

Sho mengadahkan kepalanya ke atas memandangi langit yang terlihat mendung. Dan tak lama kemudian, hujan pun turun membasahi mereka berdua.

"Waktu itu, aku berjanji kepadanya bahwa aku akan membantu dan melindunginya. Tapi saat ini.... Aku.... Ghhh!!"

Kim merasa mengerti dengan apa yang Sho rasakan saat ini. Di dalam hati Kim, dia juga menyesali ketidak mampuannya atas kejadian tragis yang di alami oleh Emily. Tak lama kemudian, Sho beranjak dari tempatnya dan mengajak Kim kembali. Dan sesaat itu pula, Kim merasakan sesuatu yang terasa sangat dingin sewaktu dia menatap mata Sho. Di perjalanan kembali pun, mereka berdua tak banyak berbicara. Hanya kesunyian di kota mati tersebut yang melingkupi kecanggungan Kim.

"Kim..." Ucap Sho yang membuat Kim agak terkejut.

"I.. Iya?"

"...... Aku minta ke kamu. Apapun yang terjadi nanti, kamu harus yakin dan percaya padaku."

"Eh...?"

Tanpa adanya penjelasan dari Sho, mereka akhirnya sampai di hotel mereka menginap dan Sho langsung menuju ke kamarnya hingga malam tiba. Mereka yang masih tersisa, berkumpul di aula hotel menunggu untuk permainan mereka selanjutnya di mulai. Dan tak lama kemudian, Sang suara muncul dengan suara ketawanya yang sangat keras dan memberikan selamat karena mereka tak bisa mencegah kematian Emily. Mereka semua hanya terdiam mendengar hal itu. Tapi, hal yang menarik perhatian Kim adalah di saat dia melihat Sho saat Sang suara mengatakan hal tersebut. Kim hanya melihat tatapan mata Sho yang terasa penuh dengan kemarahan dan kebencian. Matanya begitu tajam tertuju ke depan di tempat berkas - berkas yang berisikan permainan mereka selanjutnya.

"Kau!! Pengecut yang bersembunyi di balik mikrofon dan ruanganmu itu!! Dengarkan ini baik - baik!!" Potong Sho dengan keras.

"Oi oi... Ada apa ini kau memotong pidato ku yang bagus?" Tanya Sang suara.

"Kau sudah membuat kesalahan yang sangat besar dengan apa yang kau lakukan semalam. Dan itu meyakinkan aku akan satu hal yang pasti.."

Sho dengan perlahan mengarahkan kepalanya ke salah satu sudut ruangan di mana terdapat sebuah kamera pengintai.

"Aku bersumpah atas nyawaku ini! Aku akan mengungkap semuanya ini, membuka kedokmu, dan aku pasti akan menemukanmu!!"

"Dan percayalah! Di saat itu tiba, kau akan sangat menyesal karena telah membuatku marah...!"


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seven 2 :  Cursed Memories [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang