Chapter 2

1.1K 26 0
                                    


Aku membersihkan batu nisan dan makam yang ada di hadapanku, sudah sekitar tiga bulan aku tidak mengunjungi makam ini.

Setelah membersihkannya aku membacakan doa dan sedikit curhat.

"Ma seandainya mama masih ada pasti aku gak akan kesepian kaya gini, papa sibuk sama kerjaannya, aku anak tunggal aku sendiri ma, aku selalu di bully di sekolah. Kalau boleh aku minta, aku ingin ke tempat mama, pasti disana lebih enak, gak bisa ngerasain kesedihan"

Langit mulai mendung, aku menitikan air mata.

"Ma, aku ingin pindah sekolah ke tempat mama dulu, yah.. London High School, doakan ya ma, semoga di sana aku ga di bully lagi dan aku bisa mendapatkan teman"

Hujan mulai turun tetes demi tetes, aku berdiri dan melangkahkan kaki meninggalkan makam mamaku.

"Ma Nayla pulang dulu, nanti nay kesini lagi"

***

Sampai di rumah aku langsung memasuki kamar dan mandi karena kehujanan, setelah mandi aku menyiapkan seragam London High School, dan buku tulis karena aku gak tau pelajarannya apa aku hanya membawaa beberapa buku dan binder aja, setelah itu aku langsung tidur, dan tidak makan malam.

***

Suara alarm membangunkanku dari tidur nyenyakku, aku membuka mata dan mematikan alarm. Jam 05.00 WIB.

Aku bergegas ke kamar mandi, setelah itu, berpakaian lalu mengepang rambutku menjadi dua dan memakai kacamata, sebenarnya aku ga minus tapi aku sengaja memakai kacamata. Jadi kesannya aku nerd dan sering di bully.

Aku keluar kamar berjalan menuruni tangga untuk mengambil sepatu lalu memakainya.

"Mba Nayla sarapan dulu?" tanya bi siti pembantu di rumahku.

"Ngga deh nay sarapan di sekolah aja nanti" kataku.

"Nay berangkat ya bi, assalamualaikum" pamitku ke bi siti.

Bi siti sudah aku anggap sebagai orang tua sendiri karena dari kecil kalau mama sibuk aku selalu sama bi siti, sampai sekarang papa juga jarang ada buat aku, bi siti masih setia menemaniku.

Bi siti punya anak satu tapi udah nikah, dan anaknya di kampung sementara suaminya jadi supir aku, namanya pa Ujang.

Aku memasuki mobil yang udah di panaskan oleh pa ujang. Mobil mulai berjalan.

"Semoga di sekolah baru mba nay ga di bully lagi ya?" doa pa Ujang.

"Insya allah pa" kataku.

Mobil sudah sampai di depan gerbang London High School.

"Ohiya, nanti pa Ujang gak bisa jemput mba nay, pa Ujang pesen taxi aja ya?" katanya.

"Ga usah pa, nay mau ke toko buku yang deket sekolah, takutnya lama" kataku.

"Yaudah hati-hati ya mba?"

"Iya pa, assalamualaikum" pamitku.

Aku memasuki gedung LHS, banyak murid-murid yang melihatku sinis mungkin. Aku hanya menunduk dan terus berjalan sampai aku ga sadar dan menabrak seseorang.

"Aduh" katanya.

Untung gak jatuh.

Aku mendongakan kepala melihat siapa yang aku tabrak. Cewe?

"M-ma-maaf" kataku gugup.

"Eh, iya gapapa, lo anak baru?" tanyanya.

Baik ternyata.

"I-iya"

"Ga usah gugup apa, mau ke ruang guru ya? sini gue anter" katanya dan menarik tanganku.

Aku dan dia entahlah siapa namanya berjalan menuju ruang guru.

"Siapa nama lo?" tanyanya.

"Nayla"

"Gue Angel, lo kelas berapa?"

"11 Ipa"

"Sama gue juga Ipa, semoga sekelas ya, ini ruang gurunya, bye see u" katanya lalu pergi.

Padahal belum bilang makasih, semoga ketemu nanti.

Angel
Aku rasa dia keturunan bule, matanya warna biru cerah dan gak terlalu sipit, hidungnya mancung, kulitnya putih, badannya ramping rambutnya sepinggang lurus warna cokelat terang, kayanya sih asli ga di warnain, tinggi lagi. Perfect banget deh pokoknya. Baik lagi.

***

Aku memasuki kelas 11 Ipa 2 bersama pak Jarwo guru Seni Musik, aneh padahal masih muda dan lumayan tampan, tapi kok namanya jarwo? Sudahlah, ini kelebihan LHS banyak pelajaran yang jarang ada di SMA lain.

"Selamat pagi anak-anak" sapanya.

"Pagi pak" jawab semua murid.

"Saya akan memperkenalkan murid baru kalian harap dengarkan, silakan kamu memperkenalkan diri"

"Hm, s-saya Nayla dari Diamond High Scool" kataku gugup.

"Oke ada yang mau di tanyakan?" tanya pak Jarwo.

"Baik kalau tidak ada kamu duduk dengan Rachel, hanya itu yang sisa. Bapak mau ambil gitar dulu"

Aku melihat siapa yang namanya Rachel, tadi katanya hanya dia yang duduk sendiri, apa perempuan yang duduk di pojok paling belakang itu? Entahlah.

Aku berjalan mendekati perempuan itu, saat aku hampir dekat ada yang menyandung kakiku. Aku terjatuh dan kacamataku lepas, aku mengambil kacamata dan memasangnya.

"Aduh si nerd jatuh" kata seorang perempuan.

"Mau gue bantu?" kata yang satunya.

Aku berdiri dan merapikan rokku yang lecek.

Brak

"Tiara apa-apaan sih lo, berasa asik lo gituin dia" kata seorang cewe.

"Dih Elle ngapain sih lo belain dia, nerd gitu" kata cewe yang gue tau namanya Tiara.

"Bacot lo" kata Elle.

"Loh, ada apa?" tanya seorang cewe yang baru datang kayanya.

"Nih si Tiara and the bitch gangguin Nayla murid baru" kata Elle.

"Nayla?"

"Iya, lo gapapa? Duduk sama Rachel kan? "

"Iya"

"RACHEL akhirnya ada yang mau sebangku sama lo juga" teriak temennya Elle, kayanya.

"Angel kenapa kamu teriak-teriak?" kata pak jarwo yang baru datang.

Angel? Apa yang tadi.

"Saya terlalu seneng pak Rachel ga duduk sendiri lagi" kata Angel.

"Yaudah kalian duduk semua"

Aku duduk di bangku sebelah Rachel.

"Hai" sapaku.

"Hm" gumamnya.

"Eh, lo Nayla yang tadikan?" tanya Angel.

"Eh iya, makasih ya tadi"

"Selaw, lo kalau di bully sama si Tiara and the bitch bilang kita aja ya"

"Ah, emang dia suka ngebully?" tanyaku.

"Ya gitu dah" kata Rachel.

EighTeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang