Prologue

4.8K 135 5
                                    

Aku tak tahu apa yang sedang terjadi di dalam hati ini. Semua terjadi mengalir begitu adanya, aku bahkan tak tahu sejak kapan perasaan ini muncul.

Apa ini hanya sebatas kagum? Kurasa tidak, tak ada yang ku kagumi darinya. Pintar? Dia memang pintar, tapi bukannya aku sombong, namun aku bahkan tak kagum dengan kepintarannya. Ganteng? Huft..wajahnya saja
sama seperti biasanya laki-laki, tak ada yang spesial. Romantis? Ayolah dia aja cuek begitu. Humoris? Dia hanya bisa membuat orang lain tertawa tanpa ikut tertawa, huft, terlalu flat..

Cinta? Arrggss aku rasa itu terlalu berlebihan, aku tak pernah sayang dengannya, aku juga tak pernah baper. Chating saja aku hanya untuk sekedar menanyakan pr. Mungkin ini adalah perasaan suka yang tak pernah kurasakan selama ini. Ya aku tak pernah sekalipun suka kepada laki-laki, membuka kesempatan saja tidak. Tapi bukan berarti aku tidak suka laki-laki dan menyukai perempuan. Mencoba dekat dengan laki-laki sih pernah, tapi tak pernah berhasil.

Walaupun aku hanya suka (yang akan kita presepsi kan seperti itu sampai akhir) namun aku merasa ada hal yang aneh kalau ada yang bisa berbicara, bercerita, ataupun chat sama dia apa lagi tertawa bersamanya, terutama cewek. Seperti ada perasaan yang tak bisa di deskripsikan.

Tak ada yang tahu tentang perasaan ini. Aku memang tertutup kalau masalah percintaan dengan sahabat-sahabatku. Biarlah perasaan ini aku yang merasakan. Aku tak ingin merepotkan mereka semua, mengingat lagi mereka adalah orang ekstrim. Melakukan hal aneh agar sahabatnya bisa dekat dengan orang yang disukanya. Aku rasa aku tidak perlu itu, karena aku percaya jodoh takkan kemana.

Aku tak pernah tahu kapan perasaan aneh ini hadir dalam hatiku. Entah bagaimana aku bisa menyukainya, tapi ketika aku lihat wajahnya seperti ada hal aneh yang terjadi dalam hati ini. Selama 6 tahun sekelas berturut-turut tidak membuatku dekat denganya. Tidak ada riwayat permusuhan ataupun riwayat persahabatan di antara kami. Hanya sekedar teman, ya, hanya sekedar teman.

Aku tahu, mungkin saja perasaan ini telah hadir lama, sebab seringnya sahabat sahabatku menjodohkannya dengan ku. Keegoisan untuk menutup hati ini yang membuatku tak pernah menyadarinya. Aku tak pernah berharap dia juga menyukai ku, aku tak pernah berharap begitu.

Aku ikhlas jika hanya aku yang merasakan sakitnya, tanpa perlu menyusahkan orang lain. Kembali lagi, aku percaya jika aku memang berjodoh dengannya, Tuhan akan mempersatukan kami di suatu waktu nanti. Mungkin bukan sekarang, namun jodoh tak ada yang tahu bukan?

Aku juga tak menuntut perasaan ini agar semakin dalam terhadapnya. Aku tak ingin baper hanya karena cinta. Namun kalau sudah kodratnya wanita untuk lebih baper daripada pria, mau bagaimana lagi? Tapi akan begitu indah rasanya jika perasaan ini tidak hanya bertepuk sebelah tangan. Siapa tahu dengan tampang datar dan cueknya, dia mempunya hati yang begitu indah dan memiliki perasaan yang sama untuk ku walau kita tak bisa bersatu...

Mencintai dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang