"Nana nanana nanana nana nanana nanana nana nanana na nanana nanana na" Senandung gadis berkepang dua mengikuti irama lagu "Baby" dari JB.
"Woy Lip, dari tadi lo nanana mulu, kalau gak bisa nyanyi mending gak usah. Gatel telinga gue dengarnya" Teriak cowok berambut gondrong.
"Terserah gue dong, ini hak gue. Lagian kalau telinga lo gatal, itu artinya LO BELUM BERSIHIN TELINGA" Tekan gadis yang dipanggil Lip tadi.
"Dan itu terserah gue juga dong, apa masalah lo?" Adu cowok gondrong tersebut.
"OLIVIA, RAY, STOP, jangan berantem disini" Teriak gadis bergigi gingsul
"DIAM" teriak Ray dan Olivia bersamaan.
"Heh harusnya kalian yang diam, kalau berantem jangan disini. Kalian sadar gak sih kalian itu teriak ditelinga kanan dan kiri gue! Badan gue juga kalian dorong dorong." Nyolot gadis tersebut. Ray dan Olivia hanya bisa nyengir dan garuk garuk kepala mengetahui tingkah mereka.
"Hehehe, sory ya Acha cantik nan imuts, babang Ray gak bakal gangguin neng Acha lagi kok" Gombal Ray mencolek dagu Acha.
"Ray, berhenti colek colek dagu gue, atau gue laporin kakak gue lo" Ancam Acha yang sedari tadi sudah bete.
"Mampus lo Ray" sindir Oliv
"Diem lo"
"Lohalohalo everybadeh" teriak seorang pemuda dari arah depan.
"Dev, mau gue kasih tahu satu hal gak?" Tanya Olivia ke pemuda yang baru datang itu.
"Apaa?"
"INI REKOR TERBURUK LO DARI SEMUA TERLAMBAT YANG PERNAH LO LAKUIN" Teriak Olivia
"Woy, gak usah teriak juga kali" Teriak Ray.
"Emang berapa?" Tanya Deva gak peduli.
"1 jam 30 menit"
"Oohh" jawabnya santai
"Devaaaa"
"Hmm?" Tanya Deva tanpa mengalihkan matanya dari tugas yang sudah berpindah tangan ke tangannya.
"Lo cuma jawab ooh? Gue bunuh lo sekarang." Deva melihat mereka bertiga. Ribet banget sih, gue cuma telat doang juga, dari pada gue gak datang kan. Harusnya mereka bersyukur, batin Deva. Deva menelan ludah saat melihat tatapan ketiga teman temannya, seperti pembunuh berdarah dingin yang sering dia tonton di tv tv.
"Lo pada ngapain? Ngelihat gue kok begitu amat sih? Nafsu lo?" tanya Deva gemetaran.
"Lo sama kakak lo sama aja ya, gak ada bedanya."
"Gue sama kakak gue sama? Enggak lah, secara gue... " Tiba tiba Deva kembali seperti biasa dan memasang ekspresi yang well, gue sendiri gak bisa bayangkan.
"Secara lo apa?" Potong dan tanya Ray menyelidik.
"Iyalah secara gue punya rekor terlambat paling terlambat dari dia" Jawab Deva bangga
"Dorrr" Ray menjatuhkan dirinya seakan telah tertembak setelah sebelumnya iya menempelkan tangannya yang berbentuk pistol ke kepalanya. Berbeda dengan Ray, Olivia dan Acha kembali duduk seakan akan tidak terjadi apa apa
"Dudududu" senandung Acha
"Lalalala" sahut Olivia
"Ini pena warnanya biru kan Cha?" Tanya Olivia menimang nimang penanya.
"Hmmm, gue kira itu warnanya gold Liv" Jawab Acha ngasal.
"Loh kenapa? Gue benarkan?" Tanya Deva melihat reaksi teman temannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/59285651-288-k13665.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai dalam Diam
Teen Fiction"Cinta tidak harus memiliki". Apa yang kalian lakukan kalau kalian terjebak dalam cinta yang tak kan mungkin kalian dapatkan? Takdir yang menyebutkan kalau kalian hanya bisa mengagumi tanpa dicintai. Terjebak dalam perasaan yang sebenarnya kalian s...