Prolog

2.7K 86 8
                                    

Keramaian dan kepadatan pasar tidak membuatnya berhenti berlari dengan kendi yang di bawanya. Ia terus menerobos orang-orang yang berlalu lalang di dalam pasar. Terdengar suara celotehan para pedagang pasar ataupun para pejalan kaki yang di tabraknya, namun hal itu tidak mengusik aksinya. Ia hanya mengatakan permohonan maaf untuk meredakan amarah mereka. Sesekali ia mengamati beberapa prajurit berseragam merah dengan senjata lengkapnya yang kini mengejarnya. Prajurit itu semakin lama semakin mendekat, ia pun semakin mempercepat langkahnya. Apa boleh buat ia harus mengangkat chima-nya yang panjang untuk mempercepat langkahnya. Ia berusaha sekuat tenaga agar bisa terlepas dari kejaran mereka.

"Aish! Sampai kapan mereka akan mengikutiku seperti ini?" umpatnya kesal.

Di dalam perjalanan lain, dua pria bangsawan tengah berjalan ke arah pasar tersebut.

"Jeoha, kau begitu tampan mengenakan pakaian seperti itu" puji seorang pria yang sedari tadi berjalan mengikutinya.

"Ah jinjja!" keluhnya. "Ahjusshi, aku memang sudah tampan dari lahir dan akan selalu tampan mengenakan pakaian apapun arasseo" ungkapnya percaya diri. "Omo!" pria berwajah tampan itu menghentikan langkahnya dan menatap orang di belakangnya. Seorang pria yang terlihat lebih tua darinya. "Hya! Apakah maksudmu selama ini aku tidak tampan?" tanyanya sebal.

Pria itu langsung menunduk menyesal dengan apa yang baru saja di katakannya. "Animida jeoha, joseong hamnida, bukan begitu maksud hamba tapi..." belum sempat ia menjelaskan tiba-tiba seseorang menabrak pria yang di panggilnya jeoha itu.

Bruk!!. Seorang gadis terjatuh di hadapan keduanya. Kendi yang dibawanya pun ikut terjatuh dan menumpahkan seluruh isi di dalamnya. "Aww!" keluhnya. Di lihatnya dua pria tengah berdiri tegak dengan tatapan heran.

"Ah, jinjja" keluh pria itu sembari mengibas-ibaskan pakaiannya yang kotor. Seorang pria tampan berwajah tirus dengan hidung mancung dan mata sipitnya mengalihkan pandangan ke arahnya.

Kang Haneul pun segera menegakkan tubuhnya. "Oh joseong hamnida doryeonim, saya sedang buru-buru" sesalnya. Dengan tergesa-gesa ia pun beranjak dari tempat itu. Namun tiba-tiba pria itu menahannya.

"Hya! Kau hanya minta maaf? Lalu bagaimana dengan bajuku? Lihat, isi kendimu itu megotori bajuku, apa kau tahu berapa harga bajuku ini?" omelnya dengan menunjukkan bajunya yang kotor kepada gadis yang baru saja menabraknya.

Kang Haneul menghentikan langkahnya dan menatap pria itu heran. "Ye?". 'Sombong sekali pria ini' di amatinya baju yang di kenakan pria tersebut. Sepertinya pria itu adalah keluarga bangsawan. Pikirnya. Pakaiannya sangat bagus dan terlihat mahal. Sebuah jubah biru dengan ukiran rajutan cantik melekat di tubuhnya. Sayangnya baju itu terlihat kotor karena terkena tumpahan isi kendinya.

Derap kaki para perajurit yang mengejarnya kembali terdengar mendekat. 'Oh ottokhe?' gumamnya panik. Dengan cepat Kang Haneul melepaskan tusuk kondenya dan membiarkan rambut hitamnya terurai dengan indah menjuntai di tubuhnya. Tanpa meminta ijin pada pria itu ia langsung memeluknya dan memindahkan posisinya agar tidak terlihat oleh orang yang mengejarnya hingga ia dapat merasakan degupan jantung yang terdengar cukup keras dari orang yang kini sedang di peluknya. Sontak membuat pria itu terkejut.

"Joseong hamnida doryeonim" ucapnya untuk kedua kalinya.

"Hya! Apa yang kau lakukan? Apa kau sudah gila? Aku memintamu untuk tanggung jawab atas kesalahanmu bukannya memelukku" sebisa mungkin Joon Gi melepaskan diri dari gadis yang di anggapnya gila itu. Namun gadis itu malah memeluknya lebih erat. Joon Gi tidak menyadari kalau gadis itu sedang di kejar para prajurit istana.

King Emperor of JoseonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang