Entah mengapa putra mahkota tidak bisa tidur malam ini. tubuhnya terus bergerak kesana kemari di atas kasurnya. Matanya terpejam tetapi hati dan pikirannya masih terjaga. Ia kembali mengingat kejadian tadi siang.
"Aissh," desahnya dengan kesal. "Kenapa sepertinya aku pernah melihat mata itu?" gumamnya lirih. Sejenak ia pun membuka kedua matanya. Teringat akan sesuatu yang di simpannya. Ia pun membuka laci yang tak jauh dari tempat tidurnya. Di tatapnya dalam-dalam benda tersebut dan mencoba memadukannya dengan apa yang kini tengah di pikirkannya.
"Benar, sepertinya binyeo ini dan mata itu, aku pernah melihatnya. Tapi..dimana?" pikirnya berusaha mengingat. Di tegakkannya tubuh tegak itu dan di pakainya kembali jubbah biru miliknya. Ia pun bergegas keluar dari kamarnya untuk menghirup angin malam dan melihat kilauan bintang yang menghiasi malam itu.Di tempat lain Haneul pun melakukan hal yang sama. Ia keluar dari bilik kecilnya dan duduk di teras rumahnya sembari memandang langit yang bertabur bintang yang berkilau.
Joon Gi dan Haneul pun mendongakkan kepalanya sembari berkata, "Eomma..aku merindukanmu,"
Sepertinya sebuah kilauan dari salah satu bintang itu mendengarnya dan nampak berkilau memancarkan sinarnya.
Joon Gi hendak kembali ke kamarnya ketika sebuah bayangan hitam terlihat melewati dirinya. "siapa kau?" teriaknya mulai was-was. Di lihatnya lagi dengan jelas bayangan hitam tersebut namun kini tak terlihat bahkan mungkin bersembunyi di suatu tempat. Tak berapa lama sebuah pedang tiba-tiba menyerang dirinya dan mengenai lengannya. "Aww!" desahnya sembari memegangi lengannya yang mengeluarkan darah. Pedang itu pun menghunus ke arah wajah Joon Gi yang membuatnya terkejut. Ia pun menengadahkan wajahnya dan menatap orang yang kini ada di hadapannya.
"Siapa kau?" gertaknya.Seorang berpakaian serba hitam dengan topeng di wajahnya itu pun tertawa sinis. "Kau adalah seorang putra mahkota, bagaimana bisa kau keluar tengah malam begini tanpa seorang kasim?"
"Aku tanya, siapa kau?! Berani-beraninya kau melukaiku?" gertaknya sekali lagi tanpa menghiraukan pertanyaan pria bertopeng itu.
"Jeoha! Jeoha!" terdengar suara kasim Wang memanggilnya.
Pria bertopeng itu pun mulai panik. Kali ini ia benar-benar mendekatkan pedangnya ke wajah putra mahkota hingga meninggalkan goresan kecil di wajah tampannya membuat putra mahkota terkejut untuk kedua kalinya. "Ini baru permulaan Jeoha, kau akan melihat bahwa aku benar-benar akan membunuhmu" ancamnya. Ia pun langsung menghilang entah kemana.
Setelah mendapati majikannya kasim Wang pun terburu-buru menghampirinya. "Cepat cari orang itu!" suruh kasim Wang kepada para pengawal istana. "Jeoha! Gwaenchasseumnika jeoha?" tanya kasim Wang khawatir.
"Hya! Dari mana saja kau ini? kenapa kau baru datang?" tanyanya dengan kesal.
"Joseong hamnida jeoha, saya kira jeoha sudah tidur," sesalnya sembari memapah Joon Gi. Namun Joon Gi menolaknya.
"Lepaskan," tolaknya.
"Ta..tapi jeoha, kau..kau terluka," katanya khawatir.
"Ku bilang lepas!" tolaknya lagi. "Jangan katakan apapun pada jeohna tentang ini," pintanya.
"Y..ye.. jeoha," tunduknya. Ia pun mengikuti langkah putra mahkota dari belakang dengan hati-hati.
Joon Gi berjalan tertatih-tatih sembari memegangi lengannya yang terluka. 'Siapa dia sebenarnya? Dan ada urusan apa hingga ia mengancam ingin membunuhku?' gumamnnya penasaran.
***
Keesokan harinya, jeohna meminta putra mahkota dan pangeran untuk menghadap dirinya. Mereka berdua pun datang menghadapnya dan memberikan salam hormat.
KAMU SEDANG MEMBACA
King Emperor of Joseon
Historical FictionDi bawah cahaya bulan yang berpendar terang, Joseon kembali merlahirkan dua matahari calon pewaris tahta untuk berkuasa pada zamannya. Dimana dua calon pewaris tahta ini terlahir dari ibu yang berbeda, seorang ratu dan selir raja. Ratu So melahirkan...