더 이상 다치게하지 않아 Don't Hurt Again

338 25 4
                                    

"Sepertinya aku tidak bisa memenuhi permintaan Ji Hoo-si, aku tidak bisa memenuhi panggilan istana hanya karena uang, ya pasti aku bisa melakukannya dengan cara lain aku tidak ingin abeoji mengkhawatirkanku meskipun aku begitu penasaran kenapa ia begitu marah jika aku bercerita tentang istana..baiklah aku akan memberitahu Ji Hoo-si supaya dia tidak menungguku," ujarnya memantapkan diri. Ia pun keluar dari kamarnya dan bergegas menemui Ji Hoo.

Sesampainya di pulau Jeju tempatnya bekerja, ia pun segera mencari Ji Hoo. Ia berlari kesana kemari mencari sosok tersebut. Setelah beberapa saat mencari akhirnya ia pun menemukannya. Di lihatnya pria tampan itu tengah asyik bercakap-cakap bersama rekannya.

"Sepertinya ia sedang sibuk," pikir Haneul.

Namun sesaat Ji Hoo melihat Haneul yang tengah tersenyum dan melambaikan tangan kepadanya. Ia pun membalas lambaiannya dengan tersenyum juga. Ji Hoo memohon diri untuk pergi memisahkan diri dari rekan-rekannya.

"Meuseun il-iya Haneul-a? bukankah hari ini seharusnya kau libur?"

Haneul mengangguk-anggukkan kepalanya. "Oh, naeuri apa kau punya waktu untukku?"

Dengan cepat Ji Hoo langsung menganggukkan kepalanya.

Haneul mangajak Ji Hoo duduk di atas di bukit di bawah sebuah pohon yang begitu lebat.

"Apa ada yang ingin kau bicarakan padaku Haneul, sampai-sampai kau rela datang kemari?" Tanya Ji Hoo penasaran.

"Geureom Ji Hoo-ssi, emb..setelah aku pikir sepertinya aku tidak bisa memenuhi permintaan ayahmu untuk tinggal di istana," katanya dengan hati-hati.

"Jinjja?" Tanya Ji Hoo terlihat senang mendengarnya.

"Oh? Apa kau senang? Apakah kau tidak kecewa dengan keputusanku?" Tanya Haneul heran. Padahal tadinya ia sudah berpikir bahwa Ji Hoo akan kecewa.

"Ah, ania..tidak sama sekali, aku malah berharap kau akan menolaknya," ungkapnya.

"Ye? lalu..kenapa kau memintaku kemarin?" Tanya Haneul heran melihat perubahan Ji Hoo.

"Ya karena itu permintaan ayahku, bukankah kau tau kalau aku ini tidak bisa menolak keinginan ayah?"

"Ah geurae.." katanya membenarkan.

"Geureom, apa yang kau bawa di tanganmu itu?" Tanya Ji Hoo sembari menunjuk-nunjuk ke arah tangan Haneul.

"Oh iya aku lupa..yogie, aku membawa minuman untukmu," katanya sembari menyodorkan sebuah botol minuman kepadanya.

"Ah kau baik sekali, gumawo.." ucap Ji Hoo sembari menerima pemberiannya kemudian menenggaknya.

"Apa kau tau aku sangat-sangat menyukai tempat ini, begitu indah.." akunya dengan kagum.

"Jinjja?" Tanya Ji Hoo pura-pura tidak yakin.

"Ye! Pohon ini, bunga-bunga yang tumbuh begitu cantik serta angin yang berhembus dengan sejuknya aku menyukai semuanya," kagumnya lagi sembari memandangi pemandangan yang berada di sekitar tempat itu. "Jika saja hidup ini secantik mereka aku pasti sangat bahagia, ingin sekali rasanya aku merubah kehidupan di daerah ini, setidaknya aku tidak melihat orang-orang yang harus mati kelaparan karena uang ataupun mereka yang terlilit banyak hutang.." curhatnya. Tanpa sadar ia mengungkapkan keluh kesahnya.

Sebuah lembaran daun kering jatuh di atas rambutnya.

Di tatapnya dalam-dalam gadis yang berada di sampingnya itu, 'Begitu cantik, aku begitu mengagumimu Haneul-a, bukan hanya parasmu saja yang cantik namun hatimu pun sangat cantik,' gumamnya. Di benaknya ia selalu menginginkannya bahkan setelah ia tahu bagaimana perasaan Haneul padanya ia masih tetap akan menunggunya. Meskipun menurutnya itu adalah cinta yang di paksakan, namun ia tidak perduli. Karena ia yakin suatu saat nanti pada akhirnya Haneul hanya akan jatuh kepelukannya. 'Hatiku masih tetap menunggumu Haneul-a, kau mau tahu alasan kenapa aku senang dengan keputusan yang kau ambil itu? Jawabannya adalah karena aku ingin melihatmu seperti ini setiap harinya, aku tidak tahu bagaimana kau akan hidup jika kau tinggal di istana,' gumamnya dengan perasaan bahagia.

King Emperor of JoseonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang