Part 1

116 17 0
                                    

Kegelisahan terpancat jelas di wajah gadis cantik itu. Hari yang di nantikannya telah tiba, di mana hasil perjuangannya kurang lebih selama 3 tahun terakhir akan di umumkan. Bukan hanya dirinya yang menunggu dengan gelisah, tapi seluruh siswa-siswi SMA Harapan Bangsa khususnya siswa-siswi kelas 3 juga menantikan hari bersejarah ini.

" Gue LULUS!!."

" Kyaaaa..mama anakmu Lulus!!."

Teriakan-teriakan kelulusan itu mengemparkan seluruh isi sekolah. Ada yang berteriak sebagai bentuk dalam mengespresikan kebahagiaannya, ada yang sujud syukur, dan berbagai ekspresi-ekspresi lainnya. Aksi mencoret-coret seragam yang di lakukan siswa-siswi sebagai budaya yang di lestarikan saat menjelang hari kelulusan juga tidak terlewatkan dari sekian banyak hal aneh yang mereka lakukan untuk mereyakan hari kelulusan. Pemandangan seperti ini telah menjadi rutinitas setiap tahun di SMA Harapan Bangsa.

Senang bercampur lega dirasakan Jingga saat menemukan namanya dalam daftar nama siswa yang lulus. Kegelisahan yang di rasakan telah tergantikan dengan senyuman manis yang selalu menghiasi wajahnya. Kebahagiaan terpancar jelas di wajahnya.

Bahagia itu sederhana. Di saat perjuanganmu tidak sia-sia.

Jingga kemudian berlalu dari depan papan pengumuman itu. Berjalan menyusuri koridor sekolah. Melewati kumpulan siswa-siswi yang tengah asik mewarnai seragam mereka dengan berbagai macam warna.

" Jingga!."

Panggilan Chiko membuatnya menghentikan langkahnya. Menolehkan kepalanya ke kiri, mendapati sosok yang tengah berlari ke arahnya.

" Tanda tangan seragam gue. Di sini." Ujar Chiko, lalu menunjuk kemejanya.

" Di sini kan?." Tanya Jingga memastikan.

" Ya iyalah di sini. Masa di muka gue. Yang benar aja." Jawab Chiko terkekeh.

Chiko kemudian memberikan sebuah spidol berwarna hitam padanya.

Permanen.

Jingga memandangi spidol itu, membaca tulisannya lalu mulai membuat pola pada kemeja Chiko yang belum di coret.

" Selesai. Ini gue baliki spidol lo."

Jingga mengembalikan spidol itu pada Chiko. Lalu tersenyum ke arahnya.

" Lo ngga mau nih gue kasih tanda tangan gratis di seragam lo? Jarang loh artis sekolah kayak gue mau berbaik hati nawarin tanda tangan gratis." Ujar Chiko jenaka.

" Iih. Sok lo! Ogah gue minta tanda tangan lo. Baru jadi idola sekolah aja belagu. Gimana kalo udah jadi artis beneran. Makin belagu kali ya lo-nya. Udah ya, bye maximal." Ujar Jingga menunjukkan tampang jijiknya pada Chiko.

Chiko adalah ketua kelasnya. Selain menjadi ketua kelas, Chiko juga ketua tim basket untuk sekolahnya. Pintar, baik hati, tidak sombong dan wajahnya yang tampan membuatnya di idolakan kaum hawa di SMA Harapan Bangsa. Sifatnya yang humoris membuatnya di senangi banyak orang. Berbeda dari anak basket kebanyakan atau orang pintar lainnya, Chiko mudah berbaur dengan yang lain. Dia juga tidak pelit ilmu. Dia selalu membantu teman-temannya yang kesusahan dalam mengerjakan tugasnya.

" Yaelah kata-kata lo bikin gue sakit hati tau ngga. Gue merasa terhina kalo kayak gini. Lagian seragam lo juga ngga bakalan lecet gue tanda tanganin. Mau yah, kan kita udah lulus. Kapan lagi coba gue ketemu sama lo. Anggap aja ini kenang-kenangan dari gue sebagai teman lo. Lo kalo belum coret-coret seragam, tandanya lo belum sah lulus sma."

(AALS 1) wasn't mE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang