Part 9

33 4 0
                                    

" Hoowaaammm..."

Jingga terus menguap setibanya mereka di kantin. Tidak di perdulikannya banyak pasang mata yang melihatnya. Setelah mata kuliah dari dosen bangkotan tua dan botak itu selesai, Jingga, Alin, dan Lita pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang mulai keroncongan. Tiga jam belajar dan duduk di dalam kelas dan mendengarkan pidato dari Pak Toni membuat ke tiganya merasa lapar terlebih Jingga. Buru-buru ke kampus membuatnya hanya memakan selembar roti dan itupun tidak di habiskannya.

" Ckckckck...belum puas lo tidurnya?." Tanya Alin yang melihat Jingga sedang menguap untuk kesekian kalinya.

" Belum."

Jawab Jingga singkat lantas dia mulai menyusun buku-buku yang di bawanya ke kampus di atas meja kantin. Jingga kemudian menaruh kepalanya di atas tumpukkan buku-buku tersebut dan memejamkan matanya. Membiarkan rambutnya yang tergerai itu menutupi wajahnya. Tak butuh waktu lama, Jingga sudah tertidur dengan pulasnya.

Lita menatap takjub ke arah Jingga yang duduk bersebrangan dengannya. Padahal Jingga sudah tidur selama tiga jam di kelas tadi dan sekarang dia mengatakan masih mengantuk dan sekarang dia ingin tidur lagi?

" Mangap kan lo ngelihat kelakuannya si Jingga?."

Tanya Alin bersuara ke pada Lita. Lita menganggukkan kepalanya. Matanya masih menatap Jingga yang sedang tertidur pulas.

" Huhhh..Jingga dari dulu emang ngga berubah kelakuannya. Ceroboh dan suka tidur di sembarang tempat." Desah Alin.

Tak jauh dari tempat mereka duduk, Lovely tengah mengedarkan pandangannya. Matanya menyapu seluruh isi kantin. Mencari keberadaan sahabat-sahabatnya. Matanya kemudian menatap sosok Alin yang tengah di carinya sedang mengobrol dengan Lita.

" Alin!!."

Teriak Lovely sambil melambaikan tangannya ke arah Alin dan Lita kemudian berjalan menuju meja Alin dan Lita berada. Saat kakinya melewati kerumunan mahasiswa yang sedang mencari tempat duduk, sebuah tepukkan ringan mendarat di bahunya. Lovely berbalik dan mendapati Arfan sedang tersenyum lebar ke arahnya.

" Hay Lovely. Mau ke mana?." Tanya Arfan sok cool.

" Mau ketemu Jingga, Alin sama Lita. Tuh di sana. Ayo."

Tunjuk Lovely ke arah Jingga dan yang lainnya lantas mengajak Arfan ke sana. Setibanya mereka berdua di meja Jingga, Alin dan Lita, Arfan kemudian menarik kursi dan duduk di samping Lita. Sedangkan Lovely mengambil tempat di tengah-tenga Jingga dan Alin. Lovely tidak memperdulikan Jingga yang sedang tidur.

" Ly apaan sih. Duduk di sana. Di sebelahnya Arfan sana. Kebiasaan banget sih lo. Main masuk-masuk tengah aja."

Alin kesal melihat ulah Lovely yang selalu menyerobot duduk di antara dia dan Jingga.

" Ngga ah. Orang aku cuman sukanya duduk di antara kamu sama Jingga." Ujar Lovely tak mau mengalah.

Alin cuman bisa mengalah. Dia sudah terlalu lelah menghadapi Lovely. Bertahun-tahun bersahabat membuat Alin kabal akan tingkah Lovely yang kekanak-kanakan.

♡♡♡

Kedatangan dua orang pria itu di kantin menghebohkan seluruh pengunjung kantin. Bagaimana tidak, Edgar Smith, dosen yang terkenal killer itu sangat jarang berkunjung ke kantin kampus. Jangankan berkunjung untuk sekedar makan di kantin saja tidak pernah.

" Kita duduk di sana saja. Semua bangku sudah penuh."

Ajak Edgar pada Levin. Jemarinya menunjuk ke meja yang terdapat di tengah-tengah kantin. Levin kemudian berjalan mengikuti Edgar di depannya.

(AALS 1) wasn't mE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang