"Apa kita harus memanggil tabib untuk mengobatinya?"
Suara siapa lagi itu, tapi terdengar mencemaskanku. Alangkah baiknya jika mata ini ingin terbuka sesuai kehendakku.
"Tetapi Tomochika-san sudah mengobatinya. Dia bilang baik-baik saja. Ini sudah hari ketiga, loh,"
Hari ketiga? Kabarku bagaimana setelah pingsan tergeletak di kabin kapal itu berlabuh?
Kedua manikku terbuka dengan paksa. Alhasil, yang memandangiku langsung terkejut. Dikiranya mumi hidup, mungkin.
"Di-Dia sudah bangun!"ungkap laki-laki bersurai merah dengan warna manik yang sama. Laki-laki itu mengelap bagian dahiku.
Siapa dia?
"Kenapa aku ada di sini?"aku memaksakan diriku bangun, melihat ke sekeliling. Masih berada di dalam ruangan kayu, tubuhku terasa terombang ambing karena goyangan pelan arus laut.
"Namaku Ittoki Otoya, dan laki-laki di sebelahku adalah Ichinose Tokiya. Kami adalah herbalis yang hidup merangkap sebagai perompak,"laki-laki itu memperkenalkan diri dan menunjuk temannya yang bersurai indigo.
Kenapa mereka mau menolongku?
"Dasar nekat! Syukurlah kami perompak yang baik,"tegur laki-laki tukang omel yang kuingat sejak diriku terjun sok cantik dengan berakhir jatuh terluka sampai tidak sadarkan diri seperti ini.
"Syo, sudahlah jangan marah-marah. Nona, bolehkah kami bertanya?"laki-laki bersurai kuning dengan kacamata itu memanggil nama temannya segera duduk di sebelahku dengan tatapan ramah.
"Natsuki, lanjutkan ke topik utama saja. Gadis ini sepertinya sudah pulih. Dia ternyata cantik melebihi dugaan kita," Muncul lagi laki-laki cantik bermulut manis yang bersurai jingga diikat ponytail menepuk bahuku. "Mangsa manis, namaku Jinguji Ren,"
Aku mengernyitkan dahi. Sekarang ada lima cowok di sekitarku kemudian ..
Krek.
Seorang laki-laki bertubuh gelap mengacungkan senjata berupa pisau pendek di hadapanku. Seolah itu sinyal darinya, kelima laki-laki barusan mengacungkan senjata yang sama ke arahku.
"Harta atau nyawa?"
Aku, [Reader] berusia enam belas tahun. Belum pernah punya pacar (kalau ada anggaplah saja belum). Belum punya teman. Belum punya tujuan hidup. Karena takut dijual aku pun kabur dengan terjun ke sebuah kapal dan sekarang aku mau dibunuh?
"Iya. Alasan berdasarkan rumor, dia akan dijual oleh perompak. Kasihan ya,"
Suara prajurit itu kembali terngiang di dalam benakku. Dan kini? Aku terjebak di sebual kapal perompak. Aku bahkan ingin menertawakan diriku sendiri. Aku bahkan merelakan diriku kepada mereka.
Seharusnya aku sudah tahu, aku kelewat bodoh untuk bersyukur terlolos dari alam baka. Tapi aku akan merasa lebih terhormat karena melarikan diri dibandingkan dijual oleh nenek sihir sialan itu.
♡ ♡ ♡ ♡ ♡
"Hahahahaha!"laki-laki bernama Kotobuki Reiji tertawa terpingkal-pingkal sampai menitikkan air mata sambil menepuk meja.
"Dia langsung teriak di dalam kapal. Benar-benar payah,"diikuti ledekan berikutnya, laki-laki berambut abu dengan warna heterokrom bernama Kurosaki Ranmaru itu menyesap kopi.
"Itu memang khas wanita elegan,"dan ditambah Camus, laki-laki bersurai silver pucat itu menambahkan empat balok gula padat ke dalam kopinya. Aku tahu Camus menyindirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel The Soul [END]
FanfictionDipertemukan oleh sang raja itu biasa. Namun, di masa lalu, dia adalah seorang mantan pemimpin perompak. Oh, dan satu lagi. Aku adalah gadis aneh dengan batu mistik di lengan kanan. Terkurung di menara seumur hidup tanpa mengetahui asal usulku. Keti...