IX : The Material

558 67 2
                                    

Pandangan buram berangsur-angsur melemahkan kesadaranku. Aku berusaha berseru serta memberontak, memanggil mereka tetapi mulutku tidak sampai menyadari indra pendengaran mereka.

Siapa yang melakukan ini kepadaku?

Selama ini, hidup terkurung di dalam menara sangat menyengsarakan. Dijadikan benda keramat dan diasingkan sangat menyakitkan. Sebelum kesadaranku benar-benar menghilang, Ai masih melekat di dalam benakku. Dia ..., yang kini mendominasi lubuk hatiku yang terdalam.

♡ ♡ ♡ ♡ ♡

Author's POV
Reiji dan Syo yang berdiri di dalam kamarmu menatap majikannya dengan sedih. Teman mereka, yaitu kamu dibebaskan, tepatnya seperti diusir dari kediaman Mikaze.

"Bawalah dia ke sebuah villa yang sudah kusediakan. Letaknya sekitar lima kilometer dari istana,"Ai memegang meja rias, matanya melebar saat menemukan manik safir pemberiannya kepadamu.

"Dia .., meninggalkan kalung ini. Reiji, susul dia segera,"Ai menggenggam kalung itu dan segera dituruti oleh sang penasihat.

Syo yang merasakan firasat buruk berlari lebih dulu meninggalkan ruangan menuju lorong. Kamu tidak lagi berada di mana pun. Beberapa prajurit dibuat tidak berdaya tergeletak di lapangan.

"Sesuatu yang buruk telah terjadi. Ini aneh, kenapa aku tidak menyadarinya?"Syo mengacak rambutnya frustasi.

Reiji menghela nafas, "Aku tidak ingin menduga hal ini, tapi menurutku [Reader]-chan telah diculik seseorang,"

Ai yang masih menggenggam kalung itu terpaku. Tangan kirinya menyentuh dada, merasakan pilu kehilangan yang menancap walau tidak berwujud, itu cukup menyakitinya.

"Apa aku salah?"Ai meratapi lingkungan yang kini terlihat kacau. Shinomiya dan Aijima menghampiri mereka.

"Maafkan kami, uhuk, Mikaze-sama,"Shinomiya tampak memar di bagian lengan dan sudut bibir kirinya.

Sedangkan Aijima terluka di bagian pelipisnya, "[Reader] sudah pasti diculik. Kami gagal menolongnya. Maafkan kami!"

Sebagai pemimpin, Ai yang selalu menampilkan wajah poker face, dia selalu menyembunyikan semua emosi tersebut. Dia berencana ingin membuatmu aman dari kondisi yang mengancam tetapi dia gagal.

Ai tidak tahu, kalau kehilanganmu karena kehendaknya akan membuat dadanya terasa menyempit. Dia tidak peduli suhu tubuhnya yang terus meningkat karena memikirkanmu, dia hanya ingin menemukanmu.

♡ ♡ ♡ ♡ ♡

Back to Reader's POV

Hawa dingin yang mengalir di sekitar kulitku menggelitik kesadaranku. Aku takut. Aku bingung. Aku kedinginan. Aku ..., lapar.

Akhirnya kubuka sepasang kelopak mataku. Aku berada dalam posisi duduk dan diikat dengan tali tambang yang melilit tubuhku. Di sebuah gudang gelap gulita yang terdapat peninggalan tua. Tepatnya lebih mirip gudang penyimpanan laboratorium. Yang membuatku semakin bergidik adalah ketika menemukan minatur tengkorak yang berada di sebelah kiriku.

Aku menggoyangkan tubuhku, berusaha membebaskan diri. Aku merasakan tubuhku berguncang karena merasa lemas. Aku teringat sapu tangan itulah yang menjadi penyebab kesadaranku melenyap sementara.

Feel The Soul [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang