7

1K 165 6
                                    

"Selamat pagi murid-murid" sapa Jongdae songsaenim.

"Pagi songsaenim" sahut kami semua.

Hari ini pada pelajaran pertama adalah pelajaran musik Jongdae songsaenim. Aku sebenarnya tidak suka pelajaran musik. Tapi Dokyeom selalu bilang suaraku sangat bagus.

"Apakah ada dari kalian yang bisa memainkan satu lagu dengan menggunakan gitar?" Tanya Jongdae songsaenim.

Yang benar saja.

"Ah aku ingin melihat Kim Jiyeon memainkan gitar. Kim Jiyeon ayo maju" kata Jongdae songsaenim.

"A-aku?"

"Lalu siapa lagi?" Balas Jongdae songsaenim.

Aku berjalan dengan gontai. Aku tidak bisa bermain gitar. Kunci yang kutahu hanyalah A dan C.

"Mainkan aku sebuah lagu" kata Jongdae songsaenim.

"Bagaimana bisa aku memainkan lagu dengan kunci A dan C saja?" Balasku.

"Dalam hal bermusik tak hanya suara saja, Kim Jiyeon. Saat jam istirahat kau harus ke ruang musik untuk belajar. Ara?" Kata Jongdae songsaenim.

Aku menghela nafas dan mengangguk pasrah.

-

Aku berjalan menuju ruang musik untuk les private tambahan. Ralat. Maksudnya paksaan.

"Kim Jiyeon duduklah" kata Jongdae songsaenim.

Akupun duduk di kursi itu dan Jongdae songsaenim langsung memberikanku sebuah kertas berisi kunci minor dan mayor.

"Songsaenim, apakah aku harus mempelajarinya?" Tanyaku malasm

"Ya. Ini juga akan menentukan nilai praktikmu untuk ujian akhir nanti" Jawab Jongdae songsaenim.

Aku menghela nafas pasrah.

"Kau harus menghafal kunci-kunci itu. Ara?" Kata Jongdae songsaenim.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ia langsung berdecak kesal.

"Kim Jiyeon, aku ada urusan. Jadi aku akan mencari Joshua Hong untuk mengajarimu" kata Jongdae songsaenim.

"Arasseo" balasku.

Sebentar.

Sebentar.

JOSHUA HONG?!

aish itu pasti akan memalukan! Omo.

Tak lama kemudian, Jongdae songsaenim tiba dengan memggeret Joshua. Ya tuhan ini memalukan.

"Kim Jiyeon, aku pamit lebih dahulu. Kau bisa belajar dengan Joshua" kata Jongdae songsaenim.

Aku hanya mengangguk dan Jongdae songsaenim pun pergi. Sumpah ini memalukan.

"Hai Kei" sapa Joshua.

Aku hanya membalas dengan senyuman. Joshua duduk di seberangku lalu tersenyum malaikat. Aku diabetes lagi.

"Kau tak bisa memainkan gitar?" Tanya Joshua.

"Aku tak bisa karena aku tak minat" Jawabku sambil menopang daguku.

Joshua tersenyum. "Aku juga tak bisa memaksamu. Tapi aku menyarankan kau menghafal kuncinya lebih dahulu dan cobalah dirumah"

Iya. Itu yang aku inginkan.

Joshua mengambil gitar yang berdiri nganggur. Iapun memetikkan senar gitar dengan jemari letiknya dan menghasilkan suara yang indah.

Ia menyanyikan lagu 20 oleh SEVENTEEN yang notabennya lumayan lagu favorite ku. Aku juga menyambung saat bernyanyi.

I wanna be your morning baby ijebuteon be alright
hamkke itneun Morning baby
I want u to be my night
neoye saenggakhaneun modeun genaye modeun geosi dwel su itdorog
nal bwajweo And be my lady
You're my twenties.

"Suaramu bagus" puji Joshua.

Jantungku ingin keluar dari tempatnya.

"Ah aku hanya bisa benyanyi tapi aku tak begitu mengerti musik" balasku.

"Pasti kau bisa kok. Kau berbakat" kata Joshua. Ia mengusap pelan bahuku.

Jantungku berdebar sangat cepat. Ini adalah first skinshipku dengan Joshua. Ralat. Maksudnya skinship dengan seorang Kei, bukan seorang Latelyprincess.

"Tapi aku bisa bermain piano. Tapi aku lupa. Aku terakhir bermain piano saat umur 9 tahun" kataku.

"Apa salahnya mencoba?" Tanya Joshua.

Ia menarik tanganku dan mendudukkanku di kursi piano yang panjang dengan dia di sebelahku.

Aku memencet tuts piano dan menghasilkan melody yang indah. Joshua tersenyum melihatku.

"Ada kesalahan sedikit" kata Joshua. Ia memegang telapak tanganku untuk memencet tuts yang benar.

Tangan hangatnya menyentuh telapak tanganku yang dingin. Ya tuhan semoga saja aku masih hidup.

"Tanganmu dingin sekali" kata Joshua.
"Ah jinjja?"

Joshua langsung memegang telapak tanganku dan memasukannya ke dalam saku jas nya.

"Ini akan membuatmu sedikit hangat" kata Joshua.

Kring

Bel sekolah berbunyi. Aku langsung berdiri dari dudukku dan hendak pergi. Namun Joshua mencegah tanganku.

"Kenapa buru-buru?" Tanya Joshua.

"Karena bel sudah berbunyi" jawabku.

"Chankkaman. Aku minta nomor ponselmu" kata Joshua sambil menyodorkan ponselnya padaku.

Ini seperti mimpi. Joshua Hong meminta nomor ponselku?! Aku mengetiknya dan memberikannya kembali padanya.

"Annyeong" kataku.

"Annyeong Kei" katanya.

-

"Kei mianhae aku tak bisa mengantarmu pulang. Aku harus menjenguk nenekku" kata Dokyeom.

"Dok jangan merasa bersalah. Gwenchana. Aku bisa naik bus" kataku sambil tersenyum.

Kami melihat Joshua berjalan melewati kami. Dokyeom tersenyum licik dan aku tak mengerti apa arti senyumannya.

"Joshua!" Panggil Dokyeom.

Aku membulatkan mata. Aku mengerti apa maksud dari senyumannya itu.

"Ne? Wae Dokyeom?" Sahut Joshua.

"Bisakah kau mengantarkan Kei pulang? Aku minta tolong" kata Dokyeom.

Aku menatap Dokyeom dengan tatapan membunuh. "Tidak usah Joshua. Ia hanya bercanda"

"Oh gwenchana aku bisa mengantarnya pulang. Aku juga tidak ada kerjaan" kata Joshua.

Dokyeom bertepuk tangan senang dan tertawa. "Thank you Josh!"

"Kajja" ajak Joshua.

Aku mengikuti Joshua dan melihat ke arah Dokyeom yang sedang melambaikan tangannya dan berbisik selamat bersenang-senang

Aku mengikuti Joshua menuju mobilnya dan menaikinya. Kami dalam hening di perjalanan.

"Mianhae Joshua jika merepotkanmu. Mianhae" kataku yang merasa tidak enak tapi jujur aku senang.

"Kau selalu saja meminta maaf. Gwenchana. Santai saja denganku" kata Joshua.

Tak lama kemudian kami sampai di rumahku. Aku membuka pintu mobilnya.

"Thank you Joshua" kataku.

"Anything" balasnya sambil tersenyum. "Hmm Kei" panggilnya.

"Ne?"

Joshua mengacungkan jari jempol dan kelingkingnya dan mendekatkan ke telinganya. Lalu mobilnya langsung tancap gas.

Tunggu.

Apakah ia mengajakku bertelefon?!

.
.
Halo jangan lupa vomments yaa!

crash world ; ♡kei&joshua♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang