Kring
Kring
Aku menyalakan alarm di handphone-ku semalam. Tapi tetap saja aku telat 10 menit. Mungkin karena aku terlalu asik bermimpi tentang Jeffrey?
Segera aku mengambil handukku dan pergi ke kamar mandi. Aku menyalakan shower dan berdiam dibawah butiran air yang jatuh. Aku selalu memikirkan hal-hal yang tidak penting kalau sedang dikamar mandi. Seringkali aku juga memikirkan masa depanku seperti apa nantinya.
****
"Ma aku langsung berangkat aja deh udah telat! Bye!" pamitku sambil mencium pipi kanan mama.
Disepanjang perjalan menuju sekolah, aku hanya melamun. Aku juga tidak tahu sedang memikirkan apa. Kadang aku merasa pikiranku kosong.
"Makasih mang Ujang!" ucapku berterimakasih kepada mang Ujang. Supir pribadi keluargaku.
"Sama-sama neng cantik."
Aku segera berjalan masuk kesekolah. Dengan langkah yang sangat malas. Entah karena apa. Kadang aku sulit menebak diriku sendiri.
Baru saja aku berjalan di koridor kelas, ada seseorang yang berteriak memanggilku.
"Dean!"
"Kenapa Fan?"
"Lo gaada temen kan kalo kemana-mana?" ucap Erfan sambil terkekeh.
"Kenapa emangnya?"
"Sama gue aja. Gue siap jadi sahabat lo. Gue siap jadi pendengar yang baik buat lo. Semoga lo nerima gue jadi sahabat lo ya Den!"
"Ah ya. Pastinya."
"Makasih Den. Gue kekelas dulu ya. Eh tos dulu dong haha" ujar Erfan sambil menyodorkan tangannya ke hadapanku untuk ber-tos ria.
*tos
Aku punya sahabat laki-laki? Keren! Baru kali ini. Tapi tidak apa-apa. Aku bisa bercerita apapun kepadanya. Aku yakin dia adalah pendengar yang baik.
Ketika aku ingin melangkahkan kakiku lagi untuk masuk kekelas, tiba-tiba aku merasa ada yang menepuk pundakku. Dengan spontan, aku langsung berbalik. Mendapati Jeffrey disana.
"Hai. Pagi"
"Pagi, Jef"
"Pulang sekolah gue tunggu digerbang ya. Kebetulan nyokap nyuruh gue ke supermarket. Gue pengen lo nemenin gue. Kita bisa jalan-jalan lagi kaya semalem! Ok?"
"Siap boss!"
"Gue balik kekelas dulu ya, see you Den."
"See you too, Jef."
Entah ada apa Jeffrey selalu mengajakku? Dia kan tampan? Pasti banyak yang menyukainya. Masa iya tidak ada yang Jeffrey sukai disekolah ini.
****
Pelajaran Bahasa Indonesia pun dimulai. Sangat membosankan. Tapi aku menyukainya.
"Selamat Pagi anak-anak."
"Pagi, Bu."
"Apakah hadir semua?"
"Hadir, Bu."
"Ibu akan membacakan hasil ulangan kalian kemarin ya."
Deg.
Bagaimana nilaiku?
Apakah bagus?
Atau tidak?
Entahlah, aku hanya bisa berdoa dalam hati.
"Arsa Dewi, 78"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't Stay
RandomKekuranganku adalah tidak tau kapan harus berhenti memperjuangkanmu.