For What?

149 12 0
                                    

Hari ini aku sangat sangat malas untuk berangkat sekolah. Aku malas kalau harus bertemu dengan Jeffrey. Aku benci dia. Ya, sungguh aku benci dia.

Aku mulai berjalan di koridor sekolah. Berharap tidak bertemu Jeffrey. Ya Tuhan, kumohon aku tidak ingin melihat Jeffrey.

Saat aku ingin masuk kekelas, tiba-tiba ada seseorang yang menghalangiku. Ya, tidak salah lagi dia adalah Jeffrey. Astaga mau apa lagi dia?

"Dean gue minta maaf banget. Gue gamaksud php-in lo, Den..." ucapnya memohon.

"Minta maaf buat apa? Lo gasalah. Udah jalanin aja sama Intana."

"Gue nyesel Den. Ternyata gue sayangnya sama lo. Bukan sama Intana. Please, Den maafin gue. Gue mau kita deket kaya dulu lagi."

"Buat apa nyesel? Gue udah gamau kita kaya dulu lagi. Cukup, Jef."

"Den, gue mohon........."

"Awas gue mau masuk."

Astaga. Apa? Dia berkata kalo dia sayang padaku? Hah, kutahu pasti hanya omong kosong saja. Dia berkata seperti itu untuk menenangkanku. Aku tidak mudah luluh Jef. Tidak. Tapi? Apa aku harus memperjuangkan rasaku ini? Ah ya, aku sangat labil. Sudahlah aku tidak ingin memikirkan ini terlalu lama.

"Woy, Deandra!!" tanya Sera mengagetkanku.

"Apaansih"

"Daritadi gue panggil diem aja abisnya"

"Iya iya apaan"

"Lo deket sama Jeffrey?"

"Hah, gosip."

"Serius?"

"Udah ah kepo lo."

Aku sangat tidak peduli pada itu semua. Aku berharap, gosip ini cepat selesai. Aku tidak mau lagi berhubungan dengan Jeffrey.

Bel istirahat berbunyi, saatnya pergi kekantin!

"Dean!"

"Ayo kantin, Fan."

Disepanjang jalanku menuju kekantin, aku dan Erfan hanya membicarakan hal-hal yang tidak penting. Biarlah, hanya dia yang mampu mengerti aku.

"Den, pada ngomongin lo tau."

"Hah bodo gapeduli gue"

"Satu sekolah ngira lo bitchy karena lo ngerebut Jeffrey dari Intana. Lah taken aja belom najis. Ini pasti Intana yang nyebar kaya ginian. Gamutu banget"

"Demi apa? Gila tuh orang ya."

"Udah mending hadepin aja si Intana"

"Pasti doong."

****

Aku dan Erfan menghabiskan makanan kami dan bercanda ria. Ah, aku bahagia punya sahabat seperti Erfan. Ketika kami asik bercanda, tiba-tiba ada seseorang yang mengganggu kami. Ah.

"Dean......." panggil Jeffrey sambil duduk disamping Erfan.

"Fan, balik yuk ah"

"Ga, lo harus dengerin penjelasan Jeffrey dulu. Gue yakin kalo kalian saling cinta."

"Ngomong apasi lo, yaudah gue dengerin deh."

"Makasih, Den. Maaf gue ga bermaksud buat ngasih harapan ke lo terus ninggalin lo gitu aja. Gue tau lo sayang sama gue. Makanya lo marah banget sama gue sampe kaya gini. Waktu itu gue cuma nemenin Intana, ga lebih Den. Please percaya sama gue dan please maafin gue. Gue mau kita deket kaya dulu lagi. Gue lebih nyaman sama lo, Deandra."

"Right. Lo bener Jef. Gue emang sayang sama lo. Tapi buat apa? Udah gaada gunanya lagi, haha."

"Ayolah, lo bisa perjuangin gue dan gue pasti perjuangin lo juga. Please, gue bener-bener minta maaf sama lo, Den"

"Iya gue maafin tenang aja."

"Udah jelas kan, Fan? Udah yuk balik."

"Gue tunggu lo digerbang pas pulang sekolah nanti" teriak Jeffrey.

I Can't StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang