Hari ini seperti biasa, aku kembali bersekolah lagi. Aku berharap tidak ada yang mengacaukan hariku.
Aku cukup bahagia, mengingat kalau aku dan Jeffrey sudah kembali seperti dulu. Yaa walaupun dia tak kunjung memberiku kepastian."Deandra!" teriak seseorang tiba-tiba mengagetkanku.
"Gausah teriak kali. Ada apaan sih?"
"Gue temen sekelasnya Jeffrey, lo ke lapangan aja deh kalo mau tau." katanya sambil nafasnya terengah-engah
"Kenapa dia?"
"Dia ribut sama Erfan."
"Hah serius? Ga salah lo? Gue ke lapangan dulu ya bye makasih!"
****
Jeffrey POV
Hari ini aku berusaha memberanikan diri untuk menyatakan semuanya kepada Deandra. Aku ingin dia menjadi milikku. Hanya milikku.
Aku dan Erfan sudah memiliki rencana untuk menjebak Deandra. Aku menyuruh salah satu teman sekelasku bernama Renny untuk memberitahu kalau aku dan Erfan bertengkar ditengah lapangan. Padahal tidak, itu hanyalah bagian dari seluruh rencanaku. Keren bukan? Haha.Aku sudah menyiapkan 10 balon berbentuk love yang diikat menjadi satu dan se-bucket bunga mawar merah. Pastinya tak lupa juga satu karton besar yang bertuliskan "Will you be my Girlfriend, Deandra? Please." ku harap dia menyukainya. Ah ya, aku lupa dengan sesuatu. Aku sudah membelikannya boneka lotso yang sangat besar karena dia sangat menyukai lotso. Semoga berjalan dengan baik.
****
"Eh awas dong"
"Fan astaga muka lo memar memar gitu ayo kita ke UKS"
"Gausah, Den gue gapapa."
Ada apa? Hampir seluruh murid disekolah ini berkumpul. Tanpa kusadari Erfan sudah berdiri. Sekarang dia memegang 10 balon berbentuk love yang diikat menjadi satu, dibawah ikatan tersebut terdapat kertas berbentuk seperti kartu ucapan. Tak lupa juga boneka lotso yang sangat besar. Semua ini benar-benar membuatku bingung.
Seseorang memanggilku sangat halus. Aku langsung mencari sumber suara tersebut. Ternyata ada dibelakangku.
"Deandra..."
"Jeff apaan sih lo pake berantem segala. Galucu tau ga."
"Dean dengerin gue dulu"
Aku hanya terdiam sambil memalingkan wajahku kearah kanan.
Tiba-tiba seseorang datang memberikan gulungan kertas karton berwarna biru kepada Jeffrey. Warna kesukaanku.
"Deandra, aku cinta kamu. Aku sayang kamu. Aku mau mulai sekarang kamu jadi milik aku. Aku mau ngebuktiin sama semua orang disekolah ini kalau aku cuma cinta sama kamu. Aku cuma milik kamu. Aku gak akan biarin kamu dideketin sama cowok lain. Dan aku gak akan tinggal diem kalo ada seseorang yang ngusik kebahagiaan kita. Aku mau kamu yang selalu nemenin hari-hari aku. Aku mau kamu ngerubah aku biar gak jadi bad boy lagi hehe. Maukah kamu menjadi pacar seorang Jeffrey? Eh, salah. Maukah kamu menjadi teman hidup untuk Jeffrey selamanya?" kata Jeffrey bertekuk lutut dihadapanku, dan kedua tangannya memegang kertas karton besar tersebut dan satu bucket bunga mawar merah.
"Aku gabisa, Jeff. Maaf."
Rona wajah Jeffrey tiba-tiba menjadi sedih. Dan seluruh orang yang ada di lapangan ikut sedih. Merasa semuanya sia-sia.
"Aku gaakan bisa nolak, Jeff." lanjutku sambil tersenyum lebar dan mengambil satu bucket mawar merah itu.
"Makasih, Deandra. Aku cinta kamu. Selamanya" katanya sambil memelukku erat.
Semua orang bertepuk tangan dan berteriak bahagia. Kau tahu? Ada sebagian siswi yang berteriak histeris karena aku diperlakukan seromantis ini oleh Jeffrey. Jelas, karena Jeffrey laki-laki idaman disekolah ini.
"Mulai sekarang Deandra jadi milik gue!" teriak Jeffrey kencang sambil merangkulku.
"Selamat ye buat pasangan baru haha. Bahagiain dia sob. Jangan bikin dia sedih. Sampe lo nyakitin dia, lo berhadapan sama gue." kata Erfan sambil terkekeh.
"Siap bro. Gaada lo gue gabakal bisa lakuin ini sendirian."
Erfan segera membuka kertas yang ada di satu ikatan balon berbentuk love tersebut. Aku sangat penasaran apa itu.
Setelah Erfan membukanya, aku dapat melihat kertas tersebut bertuliskan "Be my forever, Deandra Elshaza Audrine -Jeffrey" dan ya! Aku mendapati fotoku waktu kecil disana. Dari mana dia mendapatkan foto itu?
"Astaga, Jeff. Aku blushing banget liat ini. Apalagi ada foto aku ih malu. Dapet dari mana kamu?"
"Gapapa itu gemesin banget. Dari Erfan, sayang"
"Udah bro lepas balonnya. Biar terbang ke langit yang indah, kaya cewek gue ini." lanjut Jeffrey gombal.
Dan akhirnya balon itu sudah dilepaskan. Aku menatapnya sangat lama. Aku terharu. Aku menangis bahagia. Aku tak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya.
"Jeff, makasih banget buat semua ini. Makasih juga buat boneka lotso nya aaaa aku suka banget." kataku sambil memeluk boneka itu erat.
"Ih gausah nangis gitu dong. Iya sayang sama sama"
"Tapi ini nangis bahagia tau."
"Jangan bonekanya mulu yang dipeluk, aku juga mau kali dipeluk."
"Sini sini" aku langsung memeluknya erat.
****
-It's gonna be the best day forever.-
KAMU SEDANG MEMBACA
I Can't Stay
RandomKekuranganku adalah tidak tau kapan harus berhenti memperjuangkanmu.