Sixth Chapter

15.6K 938 118
                                    

Uki Bagus Walantaga, BFnya Daniel.

***

Gue, koh Daniel dan kak Uki tengah apa ya istilahnya? Mencobai? Fitting? No, kita bertiga tengah memakai baju dari Dorsella. Baru kali ini gue ngerasa keren, kembaran sama koh Daniel dan kak Uki. Enggak persis sama sih, hanya corak batiknya saja yang berbeda. Punya koh Daniel corak batiknya coklat, kak Uki biru muda, punya gue agak-agak hitam. Keren! Walaupun corak batiknya cuman seikit, yang penting kan ada batik-batiknya gitu.

Koh Daniel mengatarkan gue pulang setelah dia membelikan sepatu dan necklace, katanya biar gue makin keren besok pas pernikahan mama. Oke, pernikahan mama bakalan berlangsung seminggu lagi. Gue dan Andrea lagi disibukkan dengan barang-barang yang mau kita pack, untuk kita bawa ke rumah baru kita. Dan setiap gue memikirkan bahwa sebentar lagi gue bakalan tinggal bareng dengan Jordan, gue serasa mau melarikan diri. Dia tipe cowok yang kalau sudah membenci seseorang pasti bakalan tetep benci. Dan gue, tipe orang yang benci dengan orang setipe Jordan itu. Jadi, gue enggak bakalan akrab dengan Jordan. Garansi!

Di sekolah, Andini makin menjadi. Kemarin, dia meletakkan permen karet di bangku gue. Kampungan banget cara balas dendamnya. Ale, memberitahu gue sesaat sebelum gue duduk. Akhirnya, gue sama Ale memilih tukar tempat duduk agak berjauhan dengan Andini.

Dia juga beberapa kali menyebar gosip enggak enak di kelas. Bersyukur banget, dia udah terkenal jutek dan judes. Anak-anak sekelas lebih percaya gue yang selama ini selalu jadi anak baik-baik. Balas dendamnya Andini yang kekanakan dan dilampiaskan ke gue, yang jelas enggak tahu apa-apa masalah antara kakaknya dengan kokoh gue, jelas bikin gue makin muak. Makin enggak mau minta maaf sama dia. Semakin membuat gue malah jijik sama dia. Seriusan, rasa-rasanya jadi pengen pindah sekolah.

Tetapi, setelah gue pikir-pikir lagi, gue enggak bisa pindah sekolah. Bukannya enggak bisa, koreksi, tapi gue enggak mau. Pindah sekolahnya bisa nanti saja setelah Denny lulus dari sekolah terkutuk ini.

Oh ya, speaking of Denny. Hubungan kita berkembang layaknya kepompong. Kalian tahu artinya? Stuck. Dia sibuk dengan les-lesnya. Dia bahkan jarang ngirim say hi. Gue udah mentolerir ya, say hi via line aja deh minimal. Still, he didn't do that.

Semenjak dia ngajak gue nonton double date itu, dia belum ngajak gue jalan lagi. Fine ya, gue emang belum pacaran sama dia. Belum officiall aja sih sebenarnya. Tapi kan seharusnya dia ngasih tahu gue dong kalau dia sibuk. Kalau dia lagi ada les, kalau dia enggak bisa ngecengin gue lagi. Kalau dia enggak bisa jadi gebetan yang baik. Gue kan bisa ganti kecengan. Enggak usah jauh-jauh, Ale misalnya. He's cute. Seengaknya jangan gantung gue kayak bh dong.

Oke, Ale straight. Tapi kata koh Daniel, enggak ada cowok yang seratus persen straight di dunia ini. Minggu lalu itu ya, setelah gue sama koh Daniel ketemu sama Nyi Lambong, -Andini- maksud gue, koh Daniel ngasih gue beberapa tips gimana caranya menarik perhatian cowok gay baik yang udah coming out atau masih disscreet. Speacially for the manly species. Kita tahu, badan sixpack enggak identik dengan ke-manly-an seseorang. Sebut saja, Murray Swanby, badannya bagus banget tapi tetep aja kalau ngomong masih ngondek.

Gue jelasin nih apa yang kemarin koh Daniel bilang ke gue, men are simple. They cannot be trained or lebih tepatnya, gue harus pake kata kita. Karena gue juga masih masuk dalam spesies manusia yang memiliki penis di selangkangan gue. Pengen menarik perhatian gay, simpel. There's a gym. Get on it, get muscle, and get some trashy clothes while you are at it. Itu, baju yang bikin puting kemana-mana itu. Because the end of the day, all gays are interested in is looks. And no one falls in love with our personality at first sight. Gays fall in love with bicep, face, chest, sixpack and penis. Or for some gays, money. Enggak perlu banyak kiat seperti yang dijual buku-buku best seller tentang relationship, because you know? Penulis yang nulis tentang kiat-kiat untuk menarik perhatian lawan jenis, setiap malam nangis karena dirinya masih jomblo. Raditya Dika? Jomblo. Andrei Aksana? Jomblo. Christian Simamora? Jomblo! See?

PROBLEMATIC (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang