Aku terbangun karena jam weker yang sedari tadi berbunyi kencang. Astaga, sudah pukul 8 kurang 8 menit. Kalo begini ceritanya sih, aku sudah pasti terlambat sampai ke kantor.
Ya, seharusnya pukul 8 aku sudah sampai disana. Walaupun jarak antara kantor dan tempat kosku cukup dekat, aku membutuhkan waktu minimal 10 menit untuk mencapai sana kalau aku berjalan kaki.
Terpaksa, pagi ini aku harus tidak mandi. Aku hanya menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci muka saja, kemudian aku berlari kencang menuju kantorku. Untung saja, usahaku tidak sia-sia. Aku sampai di kantor tepat pukul 8, artinya aku tidak terlambat.Sesampainya di kantor, aku langsung berlari menaiki anak tangga. Kebetulan tempat kerjaku berada di lt.2 . Aku bergegas menyelesaikan semua pekerjaanku, tapi entah mengapa ada yang berbeda hari ini.
Biasanya aku sangat fokus akan pekerjaanku, tapi kenapa hari ini aku terus memikirkan kael ya?
Alahhh, kenapa sih aku harus jadi orang yang baperan banget? Padahal, udh 2 tahun belakangan ini aku berhasil menutup hati untuk siapapun. Masa cuma gara-gara kael itu usaha ku selama 2 tahun ini sia-sia? Lagipula siapa sih kael itu? Aku juga tidak mengenal dia.
Akupun berusaha memfokuskan pikiranku pada pekerjaanku. Tapi tanpa ku sangka, tiba-tiba pimpinan perusahaan mengetuk ruanganku, kemudian menghampiriku."Chell, mohon maaf. Saya harus bicara ini sama kamu. Perusahaan kita akan pindah tempat ke Surabaya, apa kamu masih bisa ikut bergabung di perusahaan ini?"
"Surabaya pak? Kenapa ya pak?" tanyaku agak kaget.
"Iya, kebetulan perusahaan kita akan diperbesar, tapi tidak di Jakarta. Di Surabaya. Bagaimana?" tanyanya kemudian.
Astaga, apa lagi sih ini. Kalo perusahaan pindah ke Surabaya dan aku ikut, gimana dengan kuliahku? Aku gak mungkin ninggalin kuliahku.
"Pak, saya gak mungkin bisa ikut. Saya ga bisa ninggalin kuliah saya disini pak." jawabku dengan gentar.
Aku sedikit ga percaya kalo aku harus kehilangan pekerjaan yang sudah lumayan lama aku jalani ini.
"Iya tidak apa-apa, saya sangat mengerti kok. Oke kalau begitu, kamu bekerja disini sampai akhir bulan ini saja ya." jelasnya
"Iya pak, terimakasih banyak."
Jujur aja, aku sedih kalau harus kehilangan pekerjaan ini. Pertama, aku butuh pekerjaan karena penghasilan dari pekerjaan itu bisa aku pakai untuk biaya kuliah. Kedua, aku sudah terlalu nyaman bekerja disini, kalau nanti aku harus cari pekerjaan lain, berarti aku harus mulai semuanya dari awal.
Aku harus melewati masa interview lagi, dan lain-lainnya. Hari ini saja sudah tanggal 29, tandanya tinggal 2 hari lagi aku bisa bekerja disini.
Astaga, kenapa semuanya harus begitu cepat sih. Berita itu membuat konsentrasiku pecah, huft aku bakal jadi pengangguran deh. Di satu sisi aku pusing dengan berita ini, tapi di sisi lain wajah kael tiba-tiba muncul di pikiranku. Aduh, apalagi sih ini. Kael itu kenapa harus muncul disaat ga tepat gini. Tp tanpa aku sadar, saat aku mengingat wajah kael hatiku berdegup kencang. Cinta? Bukan, ini bukan cinta! Aku ga butuh cinta! Yang aku butuh pekerjaan! Lagipula, cinta gabisa bayar uang kuliah ku kan? Berarti yang saat ini aku butuhin adalah pekerjaan! Arghhh, tapi bayangan wajah kael ga hilang-hilang dari pikiranku. Aku sangat bingung saat ini. Untunglah tanpa kusadar, sekarang sudah pukul 5 sore. Aku bersiap untuk menuju kampusku. Dengan perasaan yang tidak karuan, aku masuk ke dalam ruang kelasku."Eh Chell, kok muka lu asem gitu?" tanya monik
"Gua ga kerja lagi mon."
"Elu dipecat? Kok bisa? Emang lu ngapain di kantor? Penggelapan dana kantor ya? Astaga gua gak nyangka elu kaya gitu chell." ujarnya dengan suara yang sangat keras sehingga semua mata temanku tertuju ke arahku.
"Eh, suara gua kekencengan ya?" tanyanya kemudian."Gausah nanya harusnya lu sadar. Udah suaranya kenceng, udah gitu yang lu omongin ga bener semua lagi." ujarku kemudian duduk dan meletakkan wajahku diatas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
RomanceSejujurnya, aku sudah muak dengan semua hal yg berbau cinta. Yang kupercaya, akhir dr sebuah percintaan adalah tragis. Tapi mengapa hatiku ttp kekeh untuk memperjuangkannya? Akankah aku menggapainya, atau ini hanya menjadi sebuah cerita? Hai semuany...