Setelah selesai mandi aku langsung menuju ke depan kamar kos. Aku hanya ingin memastikan apakah Kael masih berada disana?
Ah, ternyata dia sudah tidak ada. Ya, mungkin dia sudah pergi.
"Huft dasar, php banget sih! Katanya mau nganterin aku, eh malah udah ga ada." gerutuku.
Akupun berjalan seperti biasa ke arah kantor.
"Tuh anak, pergi bukannya pamitan dulu. Malah ngilang gitu aja." omelku kemudian.
Nampaknya aku merasa sangat kecewa karena tidak jadi diantar Kael. Astaga, kenapa sih hati aku? Lagian kan aku juga bilang sama dia kalau aku bisa berangkat sendiri.
*Sesampainya di kantor*
"Chellin, gaji kamu untuk bulan ini sudah saya transfer ya. Mulai sekarang kamu tidak usah ke kantor lagi. Dua hari ini saya akan pakai untuk memindahkan barang yang ada disini ke Surabaya." ujar Pimpinan Perusahaan di kantorku.
Dengan sedikit kaget, aku berkata "iya pak, terimakasih banyak."
"Sama-sama, maaf saya lupa memberitahu kamu kemarin. Harusnya saya beri tahu kamu kalau hari ini kamu tidak usah datang kemari." serunya kemudian.
"Oh, tidak apa-apa kok pak. Lagi pula tempat kos saya dekat dari sini. Gak masalah pak, saya pulang dulu ya pak. Sekali lagi, terima kasih banyak." akupun berpamitan padanya.
Ya, aku lihat Pimpinan Perusahaanku dan beberapa tukang sibuk membereskan barang-barang yang ada disana. Andai saja aku masih bisa ikut ke Surabaya, pasti akan jauh lebih enak.
Sudahlah, gak perlu disesali. Yang lalu biarlah berlalu. Kalo emang ini udah harus terjadi, tandanya ini adalah jalan yang terbaik. Dan satu lagi, untung saja Kael tidak jadi mengantarku. Seandainya jadi, aku pasti merasa malu sekali. Dia harus mendengar saat-saat pemecatanku. Untunglah, aku percaya ada maksud yang baik disamping hal yang ga aku inginkan.
Akupun terus berjalan menuju tempat kosku. Ya, dengan sedikit menahan air mata yang hampir saja terjatuh.
Kalian tau gak sih? Rasanya harus keluar dari sebuah pekerjaan itu sama kaya diputusin pacar. Ya, sakit, menyesal, gitu. Karena seringkali apa yang kita punya ga kita syukuri dengan baik, jadi ketika kita kehilangan baru kerasa sedihnya.
Sudahlah Chell, gak perlu mikirin itu lagi! Berarti sekarang aku harus fokus sama kuliahku dulu, sambil cari kerjaan lain. Tapi aku rasa, aku juga harus pindah ke rumahku lagi deh. Seperti yang pernah kubilang, aku gak mungkin ngekos kalau aku ga kerja. Mau bayar pakai apa? Yakan?
Akupun bergegas menuju kamar kosku. Aku memasukkan semua pakaianku ke dalam koper. Aku rasa lebih cepat lebih baik. Sudahlah, mungkin gak masalah kalau aku harus pulang pergi Jakarta-Bekasi naik kereta. Akupun membulatkan niatku.
Setelah semuanya beres, aku menghampiri kamar yang tepat berada di sebelahku. Lebih tepatnya kamar ibu kos. Aku mau pamitan sama dia, mau bilang makasih juga karena selama ini sudah memaklumi aku yang sering telat bayar uang kos.
Tok.. Tok.. Tok..
"Ya ada apa Chell?" tanyanya setelah membuka pintu.
"Bu, saya mau keluar dari tempat kos ibu. Makasih ya buat selama ini." seruku.
"Loh, kenapa? Kok mau keluar?" tanyanya sedikit terkejut.
"Biasa bu, hidup kan gak selamanya mulus. Saya udah gak kerja lagi, jadi lebih baik pulang kerumah kan bu? Kalau saya terus tinggal disini yang ada saya ngebebanin mama saya." jawabku.
Dari wajahnya, aku rasa ibu kos sangat mengerti dengan keadaanku sekarang.
"Oh yaudah, kamu masih kuliah disini kan? Jangan lupa kapan-kapan main kesini lagi." serunya sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
RomansaSejujurnya, aku sudah muak dengan semua hal yg berbau cinta. Yang kupercaya, akhir dr sebuah percintaan adalah tragis. Tapi mengapa hatiku ttp kekeh untuk memperjuangkannya? Akankah aku menggapainya, atau ini hanya menjadi sebuah cerita? Hai semuany...