Untunglah, waktu berjalan begitu cepat. Sekarang, aku sudah bisa kembali ke tempat kosku karena jadwal kuliahku telah selesai. Aku sengaja berlari lebih cepat dari biasanya, aku masih merasa malu akan hal tadi. Ya, masalah instagram yang seharusnya tidak usah terlalu aku pikirkan.
Tiba-tiba ada suara yang memanggilku.
"Chellin!" serunya.
Saat aku menoleh, aku menemukan monik yang sedang berusaha mengejarku. Melihat itu aku makin mempercepat langkahku.
"Chell tunggu!" serunya kemudian.
Aku berusaha untuk berlari lebih cepat lagi. Lagipula apalagi sih maunya monik, dia sudah terlalu sering mempermalukanku di depan teman-teman. Dimulai dari aku dipecat sampai masalah instagram ini.
Aku masih bingung kenapa monik tidak berhenti untuk mengejarku, dia malah mempercepat langkahnya sambil terus memanggilku.
"Udahlah mon, gausah ganggu gue!" seruku sambil terus berlari.
"Berhenti Chell, gua minta maaf deh kalo gua suka bikin lu malu di depan temen-temen."
"Kalo? Lu emang selalu bikin gua malu kan? Udahlah mon. Gua lagi males ngomong sama lu."
"Segitunyakah Chell? Karena Kael lu marah sama gua kaya gini? Kan yang unfollow ig lu kael, bukan gue."
Ah, kenapa sih dia harus mengingatkan hal ini lagi? kenapa sih!
"Udahlah mon, gausah bahas itu!" ujarku sambil menghentikan langkahku di bawah sebuah pohon besar.
"Akhirnya lu berhenti juga Chell. Capek tau kejar-kejaran kaya film india."
"Udahlah, gausah sok ngelucu lu." jawabku sinis.
"Semarah itu lu sama gue? Yaudah sih, nanti gue bakal tanya ke kael kenapa dia unfollow ig lu." ujarnya
"GAK PERLU! LU MAU MALU-MALUIN GUE LAGI?" seruku kesal.
"Ya engga, cuma biar jelas aja." seru monik.
"Gak perlu nik, gua gamau main instagram lagi kok."
"Hah? Cuma gara-gara di unfollow kael lu ga mau main instagram lagi? Asli, gua yakin lu jatuh cinta sama dia."
"Bawel lu, gua ga pernah jatuh cinta sama siapapun! Udahlah, gua mau pulang. Besok gua mesti kerja."
"Iya, lu harus kerja 2 hari lagi kan."
Perkataan monik barusan mengingatkanku lagi akan pekerjaan yang harus berakhir ini.
"Kadang omongan lu bikin gua badmood banget mon. Gua pulang ya." ujarku sambil berlari kecil menuju tempat kosku.
Di dalam kamar aku terus berfikir tentang 2 kejadian menyebalkan yang harus aku alami sekaligus hari ini. Kenapa ya, rasanya bener-bener menyebalkan. Arghhh, kalo aku harus berhenti kerja, aku lebih baik kembali kerumah. Mau bayar uang kos pakai apa kalo aku ga kerja? Iya sih pasti aku bakal cari kerjaan baru, tapi kan nyari kerja ga semudah membalikkan telapak tangan. Walaupun banyak lowongan kerja, banyak juga orang-orang yang membutuhkan pekerjaan. Ditambah nilai UN ku yang tidak terlalu bagus. Ini berpengaruh besar pasti.
Aku terus saja memikirkan hal ini dalam hati. Ya Tuhannnnn, kenapa sih rasanya berat banget? Emang berat apa akunya aja yang terlalu lemah?
Tanpa terasa akupun tertidur.*keesokan paginya*
Kalau kemarin aku terlambat bangun, pagi ini aku malah terlalu cepat bangun. Dasar! Giliran masa kerja sudah hampir habis kenapa niat kerjaku malah bertambah gini sih?
Baru jam 4 pagi, mataku sudah terbangun dan tidak bisa tertutup lagi. Terpaksa, aku harus mencari aktivitas lain sebelum aku berangkat ke kantor.
Akupun berusaha meraih hapeku yang berada di sebelah tv. Astaga, ada notif dari instagram lagi nih. Apa ya? Ketika kulihat ternyata ada yang memfollow ig ku lagi, tapi kali ini bukan kael. Ah sudahlah, ga penting.
Loh? Kenapa aku jadi berfikir kael itu penting ya? Astagaaaaaa! Aku ga boleh jatuh cinta sama makhluk kaya dia! Ga boleh!
Akupun langsung menguninstall instagramku guna melupakan semua hal tentang kael.
Walaupun aku tau kael dari monik, tapi ig ini yang pertama kali bikin aku baper sama kael.
Udahlah mending ga usah ada di hapeku aja sekalian!
Akhirnya aku berhasil menguninstall instagram tersebut dari hapeku.Duh, kenapa jadi selebay ini sih? Asli baru kali ini aku berlebihan kaya gini. Cuma yaudahlah, daripada aku terus mengingat kael kan?
Saat aku hendak menuju kamar mandi, tiba-tiba aku mendengar suara yang aneh di depan tempat kos ku.Astaga! Suara apa itu?
Rasanya seperti ada suara motor yang menabrak sesuatu. Akupun berlari menghampiri asal suara itu dan ternyata dugaanku benar."Jam segini ngapain sih udah naik motor aja? Jadi tabrakan kan?" ujarku sambil menghampiri pemuda yang sedang kesakitan itu.
Ya motornya menabrak sebuah kandang ayam yang sudah tidak terpakai yang berada di depan tempat kosku.
"Kandang ayam lagi diem ngapain ditabrak sih mas?" seruku sambil berusaha menolong pemuda yang menggunakan helm itu.
Dia masih merintih kesakitan, sementara keadaan sekeliling sini masih tampak sepi. Siapa yang kira-kira bisa membantuku? Semuanya masih tertidur pulas di dalam kamar. Akupun menolongnya seorang diri. Duh, badannya berat lagi, motornya gede lagi, aku mana kuat!
Tapi untunglah, akhirnya aku berhasil menyelamatkan sebagian kakinya yang tertindih motor.
"Mas gapapa? Maaf ya saya gabisa diriin motornya, saya gakuat. Jadi saya cuma bisa tolong masnya."
"Iya gapapa, gue bisa kok diriin motor gue sendiri." seru suara dari dalam helm tersebut.
Pemuda itu berdiri kemudian berusaha mendirikan motornya, tapi karena kakinya masih cedera, pemuda itu malah jatuh untuk kedua kalinya bersama motornya.
*Brukkk*
Kaki pemuda itu kembali tertindih bagian depan motor.
"Ya ampun mas, makanya gausah sok kuat. Udah masnya istirahat di depan kamar saya aja dulu. Ntar motornya saya coba diriin." ujarku sambil menuntun pemuda tersebut menuju bangku di depan kamar kosku.Setelah itu aku kembali untuk mendirikan motornya yang sangat berat. Astaga, pagi-pagi gini udah disuruh ngangkat-ngangkat aja. Untunglah motornya berhasil kudirikan, walaupun keringatku sudah bercucuran dimana-mana.
Saat aku melihat ke arah pemuda itu, aku merasa ada hal yang aneh. Kenapa sedari tadi dia tidak melepas helmnya? Apa ini salah satu aksi begal yang lagi sering terjadi? Ya ampun, tau gitu aku gausah tolongin dia. Biarin aja kesakitan.
Aku semakin ketakutan sehingga aku hanya berdiri di samping motornya dan tidak berani menghampirinya.
"Kenapa diri disitu terus? Kesini lah, bantuin gue. Sakit tau kaki gue."
Aku agak ragu untuk menolongnya, apakah niat tulusku ini akan menjadi aksi yang benar atau justru sebaliknya?
"Kenapa sih? Kok lu kaya ketakutan sama gue?" tanyanya lagi.
Helmnya tertutup begitu rapat, hanya matanya saja yang terlihat dari kaca yang berada di helmnya.
Dari matanya sih kaya bukan orang jahat, tapi tetap saja aku harus berhati-hati. Kasus kaya gini udah marak terjadi, dan jangan sampai aku jadi korban berikutnya.
"Kenapa sih, lu takut sama gue?" tanyanya sambil berusaha membuka helmnya.
Dan saat wajahnya mulai terlihat, aku baru sadar kalau dia bukan sosok yang sedari tadi aku khawatirkan.
Ya Tuhan, ini pasti mimpi....
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
RomansSejujurnya, aku sudah muak dengan semua hal yg berbau cinta. Yang kupercaya, akhir dr sebuah percintaan adalah tragis. Tapi mengapa hatiku ttp kekeh untuk memperjuangkannya? Akankah aku menggapainya, atau ini hanya menjadi sebuah cerita? Hai semuany...