Part 4

40 3 0
                                    

Setelah habis memarahi jungkook, Wonwoo pergi kerumah aerin.

"Aigoo wonwoo-yah ada apa? Makanannya kurang?" Tanya aerin eomma saat tau wonwoo kerumahnya.

"Aniyo. Apa aerin ada di rumah?" Tanya wonwoo sopan.

"Ada dia ada dikamarnya. Masuk saja nak.. kamarnya diatas pintu pertama sebelah kanan" ujar aerin eomma. Wonwoo mengangguk.

"Gomapseumnida eommeoni" ujar wonwoo sambil membungkuk

"Aniyo panggil aku eomma, arachi?" Pinta aerin eomma.

"Ne,eom.. eomma" seru wonwoo malu-malu.

"Cha sana temui aerin" ujar aerin eomma. Wonwoo masuk dan berjalan kekamar aerin.

"Aerin-ah" panggil wonwoo. Tapi tidak ada jawaban.

"Aerin-ah" panggil wonwoo lagi.

"Masuk saja. Dia pasti sedang menggunakan headset" teriak aerin eomma dari ruang keluarga.

"Ne" jawab wonwoo. Dia membuka pintu perlahan.

"Aerin-ah" panggil wonwoo lembut. Wonwoo terkejut melihat aerin yang sedang membenamkan wajah di lututnya dengan tangan yang berlumuran darah.

"Aerin-ah gwaenchana?" Tanya wonwoo panik. Dia mengangkat kepala aerin. Wajah aerin sembab dan pucat.

"Aku akan memanggil eommamu. Tunggu sebentar ya" ujar wonwoo panik. Saat wonwoo akan beranjak, aerin menahan tangan wonwoo.

"Andwae, aku tidak ingin merepotkan eomma" ujar aerin lemah.

"Ta..tap..tapi aerin-ah ka..kau..." seru wonwoo gagap. Dia takut terjadi sesuatu dengan aerin. Darah masih mengalir dari telapak tangan aerin.

"Kau mau membantuku?" Tanya aerin lemah. Wonwoo mengangguk.

"Bisakah kau mengobati lukaku?" Pinta aerin dengan wajah pucatnya. Wonwoo mengangguk.

"Obatnya ada di lemari kecil dekat wastafel di kamar mandiku" ujar aerin. Wonwoo mengangguk. Wonwoo menggendong aerin ke sofa. Kemudian dia berlari ke kamar mandi mengambil sebaskom air dan obat. Dia mengobati aerin dengan hati-hati.

"Aerin-ah wajahmu pucat, eotteokhe?" Seru wonwoo khawatir. Aerin tersenyum.

"Gwaenchana. Wonwoo-ah bisa tolong ambilkan bajuku di lemari itu. Baju ini terlalu banyak darah baunya amis" pinta aerin. Wonwoo segera mengambil baju aerin.

"Ini"

"Bisa kau memakaikannya?" Tanya aerin. Wonwoo membelalakan matanya.

"Tenang saja aku kaos dalam" seru aerin seperti mengetahui pikiran wonwoo. Wonwoo mengangguk. Dia menghembuskan nafas kasar kemudian mulai mulai membuka baju aerin perlahan. Saat mengangkat bajunya terlihat perut rata milik aerin. Astaga perut Mulus dan rata, pikir wonwoo

"Kyaa! Kau menarik keduanya" pekik aerin lemah.  Aerin menuruni kaus dalamnya dengan tangan yang satunya.

"Mi..mian" seru wonwoo.  Wonwoo menarik baju aerin dan menggantikannya.

"Gomawo" seru aerin. Aerin menandarkan kepalanya di sofa.

"N..ne" jawab wonwoo. Aerin terkekeh. Wonwoo menatapnya bingung. Aerin berusaha untuk berdiri tapi dia hampir saja jatuh. Untung wonwoo menangkapnya.

"Gomawo" seru aerin. Aerin berjalan tertatih menuju meja riasnya mengambil tissue dan akan membersihkan darah di lantai.

"Gwaenchana aerin-ah biar aku saja. Kau masih lemas. Lebih baik kau istirahat" ujar wonwoo. Dia menggedong aerin dan membaringkannya di kasur. Wonwoo membersihkan darah yang ada di lantai, menaruh obat dan pakaian aerin ketempatnya kemudian dia duduk di pinggir ranjang aerin.

Give Me a SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang