Ketika matahari menyinari langit Seoul sebuah kota besar dari negara Korea Selatan bersinar amat terang, seorang gadis kecil berwajah manis berdiri dibawah pohon apel.
"Kau kejam sekali Han Bi-ya.."
Bocah laki - laki yang merupakan sahabat terbaiknya harus tersiksa dan merengek berkali - kali ia tidak bisa turun dari atas pohon.
"Tapi aku ingin apel itu Jiminie" ujar Han Bi sambil menunjuk sebuah apel besar diatas pohon
Jimin mendesis tidak suka dan dengan raut takut serta tidak tenang berfikir bagaimana sahabatnya itu menganiayainya dengan meminta apel diatas pohon?
"Han Bi-ya, demi kau aku sampai rela memanjat pohon ini dan tidak bisa turun, hanya karena kau ingin apel itu kau harus mengorbankanku." Ucap Jimin
Gadis kecil itu menjadi murung, ia menundukkan kepalanya dengan sedih.
"Baiklah kau boleh turun. Aku sudah tidak ingin makan apel itu lagi.." jawabnya dengan nada lesu
Lelaki bertubuh kecil tersebut masih diatas pohon dengan raut kurang enak, bocah itu menelan ludahnya susah payah
"Tunggulah dulu! Aku akan memetikkan satu apel untukmu!"
Jimin nekat memanjat pohon apel milik Han Bi yang berbuah dengan lebat tidak peduli akan bajunya yang menjadi kotor akibat pohonnya sedikit licin dan kotor karena air hujan
"Dapat!" Seru Jimin ketika tangannya menyentuh sebuah apel besar yang diinginkan oleh Han Bi
Senyum Han Bi merekah terutama ketika melihat Jimin tersenyum bangga, tetapi senyum bangga itu hilang saat Jimin hendak turun dan tergelincir.
Bruk!
Bocah itu jatuh dari atas pohon, Han Bi terbelalak dan ternganga, ia berlari cepat menghampiri Jimin yang tengah kesakitan.
"Jiminie kau baik - baik saja?" Tanya Han Bi dengan khawatir
Jimin meringis kesakitan sambil memegangi lengannya yang terluka.
"Kau terluka." Gumam Han Bi
Jimin terkekeh pelan, ia mengeluarkan apel yang barusan ia petik dari dalam saku celananya, apel merah indah tersebut ia persembahkan hanya untuk Han Bi.
Han Bi merasa senang dan terharu, ia tersipu dan menerima apel dari Jimin kemudian memakannya dengan senang hati.
"Kalau kau ingin apel lagi katakan saja padaku, aku akan petikkan apel sebanyak yang kau mau meskipun harus mengabiskan semua apel di pohon ini."
Han Bi tersenyum manis seakan mengalahkan manisnya apel yang ia makan.
Akan tetapi dua hari kemudian Jimin tidak pernah keluar dari rumah dan rumahnyapun dijual. Yang artinya lelaki itu sudah pergi.
Setiap hari dan setiap saat, Han Bi si gadis kecil menunggunya dibawah pohon apel meskipun ia tau bahwa Jimin takkan kembali.
****
8 Years later
Sekolah musik Bigmul adalah sekolah musik paling diminati oleh banyak orang, dimulai dari yang berbakat hingga yang tidak berbakat bersekolah disini.
Sebuah sekolah besar yang menjanjikan sebuah kepopuleran karena sekolah ini didirikan oleh sebuah agency ternama.
Dibawah sinar lampu kini pertunjukan musik sedang dilakukan."Niga itdeon sopa, neo eobsi anja isseo honja.. dan hansumdo mot jago hagsi niga olkka hago. Meonghani jjogman barabwa"
"Niga itdeon sopa, neo eobsi na honja.. i jarieman nama neol whoa~ so far nae gyeote neon so far away, milyeon iraneun ge meonjiman nameun chae, neol gidarijanha.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream High
FanfictionSelamat datang di Bigmul High School, dimana sekolah musik yang ternama dibangun oleh perusahaan musik yang tengah meroket. Disinilah mereka bersaing untuk menjadi yang terpilih. Namun ditengah - tengah jalannya kompetisi, apa yang dilakukan oleh se...