Darell Point Of View
Kenapa dengan Cirra? Mengapa tangan kirinya terus memegang kepalanya? Dan tangan kanannya belum terlepas dengan tangan kak Renza? Apa kak Renza mulai menghapus ingatannya? Ayolah aku masih ingin bersamanya, aku harus menghentikannya segera, tapi sepertinya aku terlambat, tubuh Cirra mulai terjatuh sontak aku langsung menangkap tubuh mungilnya itu dan dia tidak sadarkan diri
"Aku sudah menghapus ingatannya sebagian, sekarang lebih baik segera antarkan wanita itu pulang hari sudah sangat sore" kata kak Renza, tak ada pilihan lain selain menuruti keinginan mereka agar aku segera mengantarkan Cirra pulang, dengan cepat aku langsung menggendong Cirra dan memasukannya ke mobil, sengaja aku tidak ingin menggunakan kekuatanku untuk berpindah tempat dengan cepat.
Viola Point Of View
Akhirnya mereka pulang juga, semoga Darell tidak mengajaknya kemari lagi. Saat aku ingin beristirahat dikamar, tiba-tiba ayah datang bersama Sheila adik Darell satu-satunya. Itu membuat aku, Renza dan Varel langsung berdiri dan menyambutnya pulang
Aku melihat paman El seperti mencari-cari sesuatu, bola matanya tak bisa diam. Apa dia merasakan sesuatu atau apa?
"Apa disini tadi ada manusia?" Tanyanya, membuat aku terdiam, aku baru ingat bahwa paman El memiliki kekuatan yang tajam untuk membedakan mana aura manusia dan bukan, bagaimana ini? Apa yang harus ku katakan? Aku melihat Varel Dan Renza juga terdiam sepertinya mereka juga bingung harus bagaimana
Kalau sama Paman El pasti percuma bohong juga, akhirnya dia bakal tahu, percuma pokoknya
"I-iya paman, ta-tadi ada manusia" kataku akhirnya.
"Iya ayah, dan Darell yang membawanya" aku langsung menatap tajam kearah Varel, bisa-bisanya dia menambahkan kalimat begitu saja, padahal Darell adiknya harusnya dia tak sejujur begitu juga kali.
"Apa?! Sekarang mana dia?!" Shit! Paling tidak suka jika paman El membentak seperti ini, membuat gendang telingaku hampir pecah, dan aku berani taruhan pasti Darell saat dia pulang dia pasti kena ceramahnya. Kasian Darell.
"Dia sedang mengantar manusia itu pulang ayah, manusia itu pingsan setelah aku menghapus ingatannya" ucap Renza sedikit santai, paman El menghela napas kesal, rahang dia mengeras dan mengepalkan tangannya
"Jika dia pulang, suruh dia menghadap ke ayah!"
"Baik ayah!"
"Baik paman"
Paman El hendak menuju kamarnya, tapi dia kembali berbalik kearah kita
"Kalian tidak boleh terlalu dekat dengan manusia, apalagi memiliki perasaan, itu sangat berbahaya bisa mengancam kita semua, mengerti?!" Aku mengangguk cepat pertanda mengerti, sebenarnya paman El sudah berkali-kali mengatakan itu bahwa kita tidak boleh terlalu dekat dengan manusia dan memiliki perasaan, aku tidak mengetahui betul apa sebab akibatnya jika kita terlalu dekat dengan manusia, apa manusia sebegitu berbahayanya?
***
Darell Point Of View
Aku baru saja sampai didepan rumah Cirra, sebenarnya aku tidak mengetahui rumahnya dimana, tapi dengan kekuatanku aku selalu bisa berbuat dan mengetahui semauku
Aku melihat kearah samping dia masih tak sadarkan diri, apa ini tak apa? Apa dia bakal baik-baik saja? Sebab terakhir kali kak Renza mencoba menghapus ingatanku kepalaku terasa pusing sekali, ya dulu aku pernah dibuat hilang ingatan oleh kakakku sendiri, walaupun hanya sebentar.
Aku mencoba menggapai tangannya, tangannya sangat hangat dan aku bisa merasakan auranya yang sangat tenang, aku menatap lekat kearah Cirra, entah mengapa aku tak mau terlalu jauh dengannya, ada apa denganku?
Seketika aku mengingat perkataan ayah, saat aku masih kecil.
"Ayah, kenapa kita memiliki warna mata yang berbeda dengan manusia lainnya?" Tanyaku, saat itu aku masih berusia 8 tahun, ayahku yang sedang duduk dia menoleh kearahku, terdiam sebentar
"Ada banyak hal didunia ini, yang mungkin saja terjadi, banyak sekali perbedaan dikehidupan ini, salah satunya kita sangat berbeda dengan manusia lainnya, karena kita special"
"Special? Apa itu?"
"Sesuatu yang sangat menarik dan jarang sekali ditemukan, setelah kamu besar kelak, ayah harap kamu tidak berhubungan dengan manusia" kalimat ayah diusiaku yang masih kecil, sulit sekali untuk aku cerna, aku hanya bisa bertanya
"Kenapa?" Ayahku menghela napas berat, dan dia memberi isyarat agar aku duduk dipangkuannya, aku tau kalau ayah pasti akan mengatakan sesuatu yang sangat penting
"Kalau kamu memiliki hubungan dengan manusia, kamu, manusia itu atau keluarga kita, salah satu diantaranya akan musnah, tetapi, kebanyakan yang akan musnah adalah manusia itu sendiri" mataku terus menatap ayah yang menceritakan segalanya tentang manusia, dan kaum kita, sedikit demi sedikit aku mulai memahami
"Ayah mohon saat kamu besar, kamu harus menikah dengan makhluk yang sama dengan kaum kita, untuk menambahkan kaum kita ,dari keturunanmu, dan menjadikannya seorang pemimpin, ayah ingin, kelak yang akan menjadi pemimpin jika ayah sudah tak ada, adalah kamu Darell dan jika kamu sudah tak ada, keturunanmulah yang akan melanjutkannya kelak"
"Kenapa aku? Bukankah harusnya seorang kakak yang akan melanjutkan kepemimpinan seorang ayah?kenapa tidak kak Varel atau kak Renza dan kenapa tidak dari keturunan mereka?"
"Karena kamu anak kesayangan ayah, kamu itu special" aku kurang memahami perkataan ayah, tapi aku senang saat itu ayah tersenyum
Itulah yang aku ingat, mau tak mau aku harus jauh-jauh dari manusia, dan tidak memiliki perasaan, sebenarnya kenapa aku bisa menjadi ketua osis disekolah yang terdapat manusianya? Karena aku memaksa ayah untuk menyekolahkanku disana, aku mengatakan kepada ayah, kalau aku ingin meneliti tentang manusia, dan akhirnya ayah mengizinkan, dan aku tak menyangka jika Viola sekarang masuk sekolah itu juga, pasti itu perintah ayah, pasti ayah memerintahkan Viola untuk mengawasiku.
Aku melepaskan genggamanku pada tangan Cirra, dan aku turun dari mobil, berniat ingin menggendong Cirra kedalam rumahnya, sebab aku tak mungkin jika harus menunggu dia sampai sadar.
Aku terus memencet bel pintu rumah Cirra, tak mungkin jika aku harus memakai kekuatanku untuk ke kamar Cirra langsung.
"Ya tunggu!" Akhirnya seseorang dari dalam rumah berteriak, dan perlahan membukakan pintu
"Ya ampun! Cirra?! Kenapa dengan anak saya?" Sepertinya itu ibunya Cirra, pantas saja anaknya cantik, ternyata ibunya tak kalah cantik
"Maaf tante mengganggu, saya disini hanya mengantar Cirra, tadi Cirra pingsan dijalan, dan kenalin saya senior disekolah barunya, nama saya Darell" jelasku, aku tak bermaksud membohongi orang tua hanya saja ini harus kulakukan.
"Begitu, ya sudah, tolong ya nak Darell bawa Cirra ke kamarnya, dilantai atas, dipintu yang kedua, tolong ya, tante tidak kuat jika harus menggendongnya"
"Baik tante" aku dengan sopan memasuki rumahnya, dan menggendong Cirra menuju kamarnya, ibunya tak ikut naik, mungkin tak enak atau tidak taulah
Aku membuka pintu kamarnya dengan sedikit ribet, sebab tanganku keduanya masih menggendong Cirra.
Aku membaringkannya dengan perlahan ke tempat tidurnya, kamarnya terlihat sangat rapih dan wangi, saat mataku menyusuri kamarnya, tiba-tiba aku menangkap sebuah foto dimeja belajarnya, aku mengambilnya dan melihatnya
"Siapa ini? Begitu mesra, apa ini kekasihnya?" Entah mengapa aku merasakan aneh ketika melihat fotonya, rasa aneh itu bisa dibilang rasa tidak menyukai, tidak menyukai jika dia bersama pria lain, apalagi dengan mesra.
Aku menyimpan kembali fotonya, dan menghampiri Cirra yang masih tidak sadarkan diri
"Ini mungkin terakhir kalinya kita bisa dekat, untuk besok dan kedepannya aku tak akan mendekatimu, semua akan kembali seperti semula, aku tak akan mengganggumu lagi, bahkan aku tak ingin mengenalmu, maaf dan terimakasih" itulah kata terakhir yang aku ucapkan, aku sebenarnya tak ingin menjauhinya tapi aku sadar aku bukan manusia seperti dia, aku akan selalu ingat perkataan ayah, manusia dan kaum kita berbeda tak mungkin bersatu.
Bersambung..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiss Love [ SELESAI ]
FantasyBagaimana jika bertemu dengan orang-orang aneh dengan kekuatan yang tak bisa dipikir oleh logika? WARNING !!!!!! : Dilarang copy paste cerita saya ini murni karangan saya! Jika ada yang sama dengan cerita lain tolong beritahukan saya!!! Jika ingin...