Bagian 2: Ketakutan

66.8K 2.1K 12
                                    

Darell Point Of View

Dasar manusia, mudah untuk dibodohi, ya aku berbohong kepadanya. Tapi, soal aku meminta kiss itu aku sedikit serius, dia wanita yang cantik dan manis, melihat ekspresinya yang terkejut dan menahan rasa kesal begitu membuat dia terlihat lucu.

Aku ingin mengenalnya lebih jauh, aku tau Viola saudaraku pasti kesal dengan tingkahku, tapi..aku memang begini.

Ya aku memang bisa membaca pikiran orang-orang, itu sebagian kekuatanku, dikeluargaku hanya aku yang bisa membaca pikiran, tapi aku bukan vampir, itu sih sudah tidak zaman, jika kalian ingin mengetahui, aku tidak akan memberitahu, dengan sendirinya kalian pasti mengetahuinya, tentang apa dan bagaimana diriku.

Viola Point Of View

"Cirra tunggu!" Aku terus berteriak memanggil nama Cirra dan mengejarnya, tapi ia terus berlari, mau tak mau aku harus menggunakan suatu cara agar ia berhenti, aku sudah lelah untuk mengejarnya, larinya untuk seukuran manusia begitu cepat, atlet kali ya

Aku berhenti sejenak, memejamkan mataku untuk mengumpulkan sebagian kekuatanku, setelah itu aku membuka mataku dan fokus kearah Cirra yang masih berlari, tanpa berkedip aku berusaha membuat Cirra ke tempatku

Akhirnya terlihat dia berjalan mundur mendekatiku, diraut wajahnya dia terlihat bingung, dan sampailah dia dihadapanku

"Kamu jangan main lari aja, dengerin dulu penjelasan aku." Kataku terhadap Cirra, tapi Cirra seperti tidak mendengarkan, dia celingak-celinguk seperti mencari sesuatu.

"Vio, kok aku bisa kesini lagi sih? Bukannya tadi aku udah mau naik tangga ya, tadi kaya ada yang narik aku gitu, kan aneh" aku menghela napas asal, seperti dugaan pasti dia akan bertanya, aku tidak tau harus menjelaskan seperti apa, tapi dia jangan mengetahui soal aku dan Darell dulu, nanti takutnya dia menyebarkan berita aku dan Darell

Cirra Point Of View

Aneh, ini sangat aneh, kok aku bisa kesini lagi? Tadi seperti ada yang menarikku, sekolah ini benar-benar aneh, kenapa ibu bisa sekolahkan aku disini sih

"Cirra denger ya aku mau menjelaskan sesuatu soal Darell tadi, dia itu berbohong dia bukan vampir kamu tidak usah takut." Hah? Jadi aku ketipu gitu? Tuh kan ketua itu benar-benar gila! Aku tidak suka!

"Tapi kenapa dia bisa tau apa yang aku katakan dalam hati?"

"Dia sejak lahir memang memiliki kelebihan bisa membaca pikiran orang, tapi dia bukan vampir." Sekarang aku mengerti kenapa ketua bisa tau segala hal, tapi kalau dipikir-pikir seram juga bisa tau apa yang dikatakan orang-orang dalam hati, kalau aku bertemu dia lagi aku tidak mau berpikir yang aneh-aneh nanti dia bisa tau lagi

"Yaudah sekarang kita ke lapangan lagi yuk, ketua udah bersedia kok nolong kita" ajak Viola terhadapku, saat ingin melangkahkan kaki aku kepikiran, soal Viola kenapa bisa tau segala hal tentang ketua? Apa Viola dan Ketua memiliki suatu hubungan?

"Vio tunggu! Aku mau tanya satu hal, kenapa kamu tau tentang ketua? Kalian ada hubungan apa?" Tanyaku langsung tidak mau basa-basi karena aku tidak suka itu, Viola terlihat terdiam sebentar lalu dia tersenyum kearahku

"Dia saudaraku"

"Hah? Saudara?" Viola mengangguk mantap, ya sudahlah semua pertanyaanku sudah terjawab, aku dan Viola menuju ke lapangan lagi untuk mendengarkan info yang selanjutnya.

1 jam kemudian....

Akhirnya selesai sudah berdiri dilapangan selama itu, ya walaupun lelah tapi aku senang. Sekarang saatnya ke ruang guru untuk mengambil seragam, aku sudah tidak sabar.

"Terimakasih bu." Aku sudah mengambil seragam, mulai besok aku sudah bisa bersekolah disini, oh iya aku dan Viola tadi sempat terpisah sampai sekarang dan aku tidak tau dia dimana sekarang.

Untuk bersiap-siap untuk besok aku sekarang ingin langsung pulang beristirahat, aku mulai keluar dari gerbang sekolah yang besar ini, aku tidak menyangka bisa bersekolah yang sebesar ini pasti biaya masuknya mahal. Ibu sangat hebat.

Aku menunggu taxi yang lewat tapi tidak ada terus, semua orang mulai keluar dari sekolah satu persatu.

Saat menunggu taxi tiba-tiba saja ada yang menepuk pundakku cukup keras dari belakang, sontak aku langsung menoleh dan saat aku tau itu siapa, aku langsung berniat ingin pergi tapi lenganku keburu diraih olehnya, membuat aku tak bisa pergi karena dia sedikit kuat mencengkram lenganku

"Lepasin!" Teriakku terhadapnya, membuat ia melepaskan cengkramannya dari lenganku, dan sudah diduga lenganku sedikit merah karena dia kuat banget

"Mau ketua apa? Kan ini sudah waktunya pulang, kenapa cegah aku segala?" Tanyaku penuh dengan sedikit protes, ya itu ketua Darell yang tadi, seketika moodku langsung turun melihat dia.

"Kamu lupa? Aku sudah menolongmu dan Viola dan kamu harus membayar itu"

"H-hah?"

Aku melotot tajam kearahnya, dia masih ingat dengan syarat itu? Dia serius? Aku kira dia hanya bercanda, bagaimana ini? Aku takut. Siapapun tolong aku!

"Sekarang kamu ikut denganku." Dia kembali meraih tanganku, dan menarik tanganku tapi aku menarik kembali dia, aku tidak mau mengikutinya, dia menoleh kepadaku aku langsung menggeleng pelan dengan raut wajah yang ketakutan.

Dia lagi lagi mendekatiku seperti ingin menciumku, tapi dia tertuju pada telingaku dan membisikan sesuatu, "kamu mau aku cium disini?"

Glek

Aku menelan ludah saat dia membisikan aku begitu, jujur aku sangat takut, aku langsung menggeleng dan dia hanya tersenyum penuh dengan kelicikan, dia kembali menarikku dan mau tak mau aku mengikutinya, hiks..ibu tolong aku, aku takut sekali dengan pria ini.

Darell Point Of View

Sudah aku duga, dia ketakutan, aku bisa merasakannya, aku memaksanya untuk mengikutiku, aku berpikir apa yang harus aku lakukan nanti terhadap gadis ini?

Tapi kalian jangan berpikir yang macam-macam aku hanya ingin mengajaknya ke suatu tempat, tapi dia sudah berpikiran yang aneh-aneh, tangannya yang aku genggam mulai dingin, apa sebegitu seramnya aku?

Aku mencari tempat yang sepi untuk melaksanakan aksiku, dan akhirnya kita berhenti disuatu tempat yang agak sepi, dan aku mengajaknya bersembunyi dibalik pohon yang besar

"Sekarang kamu tutup mata" suruhku terhadapnya, tapi dia malah diam, dia masih ketakutan

"Aku bilang tutup mata." Paksaku membuat dia menggeleng, dan oh no aku melihat matanya mulai mengeluarkan air, dia menangis?

Cirra Point Of View

"Hiks.." aku sangat takut membuat aku menangis, tempat ini sepi tidak ada orang dan aku tidak bisa kabur, dia begitu dekat denganku, dia terus menyuruhku untuk tutup mata pasti dia ingin menciumku, aku takut ibu.

Semakin aku menangis, perlahan aku merasakan tangannya menyentuh pipiku, itu membuat aku semakin takut, dan tubuhku sedikit gemeteran.

Kenapa aku harus terjebak dalam situasi ini? Aku berharap ada seseorang yang menolongku.

Darell Point Of View

Kenapa wanita ini malah menangis? Dikira aku mau macam-macam terhadapnya? Aku berusaha menghapus air matanya yang mengalir dipipinya

"Jangan nangis, aku tidak akan cium kamu, jangan berpikiran kalau aku itu pria yang jahat." Kataku mencoba menenangkannya, padahal aku hanya ingin mengajaknya ke suatu tempat

Dengan terpaksa aku harus memaksanya lagi untuk menutup mata, aku langsung menarik tubuh mungilnya dalam dekapan, aku bisa merasakan dia terkejut karena ulahku, dia berusaha memberontak tapi aku tak akan melepaskannya

Tak lama dia sedikit terdiam tapi masih dengan menangis, ini kesempatanku, aku menyembunyikan wajahnya dalam dada bidangku, dan sedikit menutup pandangannya untuk tak melihat, sekarang aku bisa mengeluarkan kekuatanku.

To be Continued..

Kiss Love [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang