Bagian 11: Pengobatan

22.1K 831 5
                                    

Happy reading guys!

Tampaknya Rey tidak sedikit percaya terhadapku, dia terus memperhatikanku tapi tangannya perlahan menyentuh sudut bibirku aku merasa sedikit perih, tapi mataku tak bisa diam tak bisa tenang, mataku terus menatap kearah Dinda yang menatapku tajam, bagaimana ini?

"Ayo kita pulang" Rey merangkul pundakku dan menuntunku kedalam mobil, dan Dinda sepertinya mengikuti kami dari belakang, aku duduk dijok depan disamping Rey, sedangkan Dinda ia dibelakang, apakah ini tak terbalik?

Didalam mobil kami hanya diam tak saling bicara, Dinda yang biasanya banyak bicara padaku malah mendadak jadi pendiam, apa dia beneran marah? Terus aku harus bagaimana? Bingung.

"Din" panggilku berusaha memanggil Dinda yang dibelakang, tapi tak ada jawaban

"Dinda"

"Hm?"

"Besok hari kamis kan?"

"Ya"

"Praktek kan?"

"Ya"

Huh! Dinda beneran marah dia cuek banget padahal aku sudah berusaha untuk mencairkan suasana dengan menanyakan hal yang sudah aku ketahui sebenarnya.

Ya mungkin Dinda beneran cemburu, Rey juga sih salah, mulai besok aku harus jaga jarak dari Rey, aku tak mau hubunganku dengan Dinda berantakan hanya cuman satu cowok.

Aku merasakan mobil Rey telah berhenti, aku melihat ternyata kami sudah ada dipekarangan rumahku, dan aku melihat kebelakang, Dinda dia memejamkan matanya sepertinya ketiduran

"Makasih ya Rey" kataku terhadap Rey yang menatapku terus sedari tadi

"Hati-hati ya, kalau ada apa-apa segera hubungi kami, ya sudah aku dan Dinda pamit pulang, sampai jumpa disekolah" aku tersenyum mengangguk, aku beranjak ingin turun tapi sesaat terhenti karena ada sesuatu yang harus kukatakan

"Rey, jaga Dinda ya" tanpa menunggu balasan dari Rey aku segera turun dari mobilnya dan kembali ke rumah, aku tahu pasti Rey heran dengan perkataanku tadi, tapi kan memang seharusnya Rey jaga Dinda.

Aku melihat ke kamar ibuku, ternyata ibu masih tidur, aku melihat kearah jam yang dinding, masih jam lima shubuh aku harus segera bersiap-siap ke sekolah.

Darell Point Of View

Aku sedang bersiap untuk pergi ke sekolah, sebenarnya ini sedikit kesiangan karena harusnya aku jam enam harus sudah sampai disekolah untuk mempersiapkan praktek nanti, tetapi, karena semalam tak bisa tidur dan ada sheila jadi tadi aku tidur hanya 30 menit saja, setengah lima, dan itupun tak sengaja tertidur.

Pagi ini aku tak melihat ayah, kak Varel dan Sheila apa mereka sedang pergi? Biasanya setiap pagi mereka sudah berkumpul dimeja makan, mungkin mereka sedang menjalankan misi, tapi apa sheila tak apa? Bukankah dia baru saja sembuh? Tapi dia kan memiliki kekuatan menyembuhkan diri dengan cepat, tapi tetap saja sebagai seorang kakak aku khawatir terhadap adik satu-satunya itu.

"Rell, jangan lupa nanti setelah selesai sekolah, harus segera pulang, kita kan bergantian untuk menjalankan misi dari ayah, jika tid--"

"Iya kakak tersayang adik lelakimu ini sudah mengerti dan paham" kak Renza menghampiriku dan mengingatkanku akan misi yang diberikan ayah nanti, kak Renza itu sedikit mirip dengan wanita dia sangat cerewet tapi dia keren, aku suka gayanya, tapi dia kadang kurang asupan ekspresi tetapi bukankah kebanyakan wanita menyukai pria yang seperti itu? Yahh aku tak yakin, tapi itulah faktanya.

Tanpa bertele-tele lagi aku segera pergi untuk menuju sekolah, aku harap anggota Osis lainnya tak banyak bicara saat aku datang nanti, terutama Vero.

Kiss Love [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang