Bagian 3: Dekapan

54.1K 1.7K 31
                                    

Tak lama dia sedikit terdiam tapi masih dengan menangis, ini kesempatanku, aku menyembunyikan wajahnya dalam dada bidangku, dan sedikit menutup pandangannya untuk tak melihat, sekarang aku bisa mengeluarkan kekuatanku.

Cirra Point Of View

Kenapa? Kenapa dia mendekapku sangat erat dan menghalangi pandanganku? Aku hampir tak bisa bernapas dan melihat, tapi, aku merasakan sesuatu yang aneh, seluruh badanku terasa sangat dingin, serada disekitarku penuh dengan angin

Sekarang aku mulai merasa tenang tidak menangis seperti tadi, tapi aku masih penasaran dengan apa yang ia lakukan, dia masih mendekapku, aku mencoba mendorongnya dengan pelan dan dia tidak mencegahku untuk mendorongnya seperti tadi

Aku mencoba membiasakan kembali pandanganku yang sedikit buram dan silau oleh suatu cahaya. Sesaat aku langsung terdiam ketika pandanganku sudah sangat jelas dengan apa yang ada dihadapanku sekarang, angin berhembus dengan sejuk, disana ada pohon kelapa dan sekarang yang aku lihat itu laut

Aku terpengarah kaget dengan apa yang aku lihat, ini dimana? Apa aku sedang bermimpi?

"Aw!" Pekikku ketika seseorang mencubit pipiku sontak itu membuat aku langsung menoleh

"Sakit bukan? Itu pertanda kamu tidak bermimpi"

"Hah?!" Lagi lagi ketua membaca pikiranku, tapi saat aku melihat wajahnya ada yang berbeda dengannya, aku mencoba meneliti dan bertanya apa yang berbeda itu? Setelah mataku menangkap sudut bibirnya itu yang membuat aku tersadar, ini pertama kalinya aku melihat dia tersenyum seperti itu, itu membuat dirinya bertambah berkarisma

"Ke-ketua ini dimana?" Aku berusaha bertanya dengan hati-hati tentang dimana aku berada sekarang, dia malah mengangkat tangannya seperti ingin memukulku sudah kuduga pasti aku salah berbicara, aku langsung menutup mataku tetapi sesaat kemudian aku malah merasakan belaian lembut dari sebuah tangan dikepalaku, aku perlahan membuka mataku dan sekarang aku tau, ketua yang mengelus kepalaku dengan lembut, senyumannya belum hilang sama seperti tadi

"Kalau diluar sekolah jangan panggil aku ketua, panggil saja Darell, sama seperti Viola memanggilku."

Darell Point Of View

Dia begitu sangat manis dengan tampang yang masih bingung, heran, takut dan gugup, bola matanya tak henti berkeliaran seperti mencari sesuatu sepertinya dia tidak bisa menatapku dengan waktu yang lama

"Ta-tapi kan Viola itu saudara kamu jadi wajar, lagian kamu itu seniorku, yang berarti aku harus menghormatimu." Apa kan? Dia begitu polos, aku sebenarnya malas untuk menjelaskan tapi dia sangat terlihat bingung, aku berusaha mencoba untuk menjelaskan dengan perlahan, jelas, singkat, dan padat agar mudah dicerna

"Tidak apa, ini kan perintah dari seniormu, kamu ingin melanggarnya?" Ah! Aku berniat ingin menjelaskan malah mengancam dia seperti itu lagi, susah memang jika sifat asliku begitu, sontak dia langsung menggeleng cepat

"Ya sudah kita basah-basahan yuk! Main air" aku berusaha mengajaknya tapi dia masih terdiam, ya ampun apa dia masih takut denganku? Tak ada cara lain selain aku...menggendongnya

Cirra Point Of View

Ih! Apa-apaan dia?! Menggendongku dengan tiba-tiba dan berlari, itu membuat aku terkejut dan reflek kedua tanganku melingkar dilehernya, seragam sekolah yang masih dipakainya, aku bisa mencium wangi parfum yang ia pakai, dan itu membuat aku nyaman rasa takutku mulai hilang

'Byurr'

"Hahaha"

"Ih Darell!" Teriakku saat dia mendaratkanku di tempat yang penuh air, sekarang aku mulai sadar ini ternyata di pantai, tapi sejak kapan? Dan bagaimana?

Darell yang terus tertawa membuat aku kesal, dan dibenakku muncul ide bagus, aku mencipratkan air kearah Darell itu membuat kita saling bermain, melempar, membalas dengan air

Aku tak sadar jika aku terus tertawa dan tersenyum olehnya, rasa takut semuanya itu sekejap hilang, yang ada sekarang aku senang dan bisa melupakan sesaat beban dan pikiran

Darell Point Of View

Dia tertawa, lihatlah dia begitu cantik dengan seluruh tubuhnya sudah basah oleh air karena ulahku, entah kenapa baru kali ini aku merasa nyaman karena manusia, dan juga ini pertama kalinya aku mengajak bermain seorang manusia denganku hanya berdua.

Kami berdua saling kejar dan mengejar seperti film india, hanya saja ini di pantai dan kita berhenti sejenak untuk meminum kelapa muda, takala kita saling tertawa dan menjaili satu sama lain. Kadang kita bermain pasir, tak lama dia berlari ketepian dan duduk, sepertinya dia sudah merasakan lelah, terdengar napasnya yang mulai tidak beraturan, aku mengikutinya duduk ditepian

"Akhirnya kamu tersenyum dan tertawa juga, itu terlihat sangat cantik" kataku, membuat dirinya langsung melihat kearahku

"Aku tidak tau bagaimana kamu bisa membawaku kemari, tapi jika boleh aku ingin bertanya, ini dimana? Aku harus segera pulang, kalau tidak ibuku akan khawatir" aku menghela napas asal, dan mulai mendekatkan mulutku kearah telinganya seperti tadi, aku akan membisikannya, semoga dia tidak terkejut atau pingsan setelah aku beritahu

"Ini di pantai Boracay, you know? Filiphina"

"H-hah? Apa? Fi-Fi-Filiphina? Seriously?"

Sudah kuduga dia pasti terkejut, tetapi, aku tak ingin menjelaskannya, karena menurutku percuma jika dijelaskan dia tak akan mengerti

Cirra Point Of View

Apa? Dia bilang apa tadi? Filiphina? Ba-bagaimana bisa? Aku tadi di Indonesia, kok? Apa aku bermimpi? Ya pasti aku bermimpi, pasti ini hanya mimpi

"Aww!" Pekikku ketika Darell mencubit lenganku sedikit keras

"Sakit kan? Sudah kubilang ini bukan mimpi" dia tertawa kecil melihatku kebingungan sendiri, ya bagaimana tidak bingung, kalau ini bukan mimpi bagaimana bisa aku dibawa kemari? Sebenarnya Darell siapa? apa dia memiliki mesin waktu atau pintu kemana saja?

Oh my good, This is bad, kenapa hari pertama aku masuk sekolah baru, mendapatkan peristiwa aneh semacam ini? Dan bertemu dengan orang-orang aneh? Yang benar saja, aku ingin pulang!

Aku berdiri dari dudukku, dan Darell mengikutiku berdiri, "aku ingin pulang!" Ketusku tiba-tiba dengan memanyunkan bibir dan tangan yang dilipat

"Oke, tapi..."

"Stop! Tidak ada kata tapi, pokoknya aku ingin pulang Darell! Kamu secara tak sadar telah menculikku" teriakku kesal, sangat kesal, aku kesal dengan dia, kenapa aku bisa bertemu dengan orang semacam ini? Pokoknya setelah sampai rumah aku harus berbicara dengan ibu, aku ingin pindah sekolah

Darell Point Of View

Dia kesal, apa aku melakukan kesalahan? Sudah tidak bisa ada yang dikatakan lagi, aku terpaksa harus kirim dia pulang, tapi bukan Darell namanya jika tak melakukan apapun sebelum dia pulang ke rumahnya

Dengan tiba-tiba aku langsung mendekap tubuhnya lagi seperti tadi menutup pandangannya agar tidak bisa melihat, aku tau dia terkejut dan gemetar, tapi gemetar bukan berarti takut melainkan dia kedinginan setelah bermain air seragamnya sangat basah kuyup, aku takut dia akan sakit

Cirra Point Of View

Lagi lagi dia mendekapku sangat erat, seperti cari kesempatan ini membuat aku tambah kesal, aku ingin segera pulang, setelah seperti rasanya terdorong ke depan, akhirnya dia melepaskan dekapannya dan aku membuka mataku tetapi aku sangat terperangah kaget bukan main dengan apa yang aku lihat sekarang, dia bukan mengantar aku pulang? Oh my good!

Bersambung..

Kiss Love [ SELESAI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang