"Makanlah," kucoba menyuapinya, tapi dia tetap saja menutup bibirnya rapat-rapat. Dia hanya diam tanpa menggerakkan sedikitpun bagian wajahnya.
Aku terduduk di depannya, meskipun sudah biasa baginya untuk tidak makan sampai berhari-hari, aku tetap saja tidak tega. Bagaimanapun juga dia tetap manusia... setidaknya bagiku.
Kupandang matanya tanpa berkedip, mata yang hampa tanpa adanya kebahagiaan ataupun kesedihan. Semua yang dia lihat hanyalah kekosongan.
"Alle!" professor Guile memanggilku dari ruang kerjanya yang berada di sebelah ruangan ini.
"Baik prof, tunggu seben...," bahkan aku belum sempat selesai berkata saat professor memanggilku lebih keras dengan nada ketus.
"Aleistar! Aku tak membayarmu untuk malas-malasan! Cepat kesini anak malas!"
"Baik baik!" aku tergopoh-gopoh meninggalkan ruangan dimana terdapat seorang gadis yang tidak pernah menampakkan ekspresi. Gadis malang yang menjadi tikus percobaan professor Guile si ahli alkimia ternama di Alterium. Si gadis pemilik darah abadi, Rosemary.
Kututup pintu ruangan Rosemary yang memiliki tiga lapisan, pintu terluar merupakan pintu rahasia dibalik rak buku setinggi dua meter. Tepat di depan pintu rahasia ini, terpapar ruang kerja professor Guile yang luas dan penuh dengan banyak hal aneh beruap dimana-mana.
"Segera ke desa, beli persediaan bir!" professor Guile yang sedang sibuk dengan alat kecilnya melemparkan sekantung kecil Rubena, mata uang Alterium.
"Baik prof," aku mengangguk meski dia tidak melihatku.
Aku segera keluar dari laboratorium pribadi milik professor Guile dan menuju 'tempat sampah' yang berada di basement. Di ruang bawah tanah ini, terdapat banyak sekali barang bekas dan beberapa prototype gagal milik professor.
Dari semua benda-benda bekas ini, aku berhasil menciptakan kendaraan dengan teknologi uap yang kupelajari dari professor. Kendaraan empat roda kecil yang hanya bisa ditumpangi satu orang dengan keranjang kawat yang kupasang di bagian belakang.
Tidak percuma menjadi asisten professor aneh itu selama dua tahun, aku mendapat banyak hal yang dapat kupelajari dan kupraktekkan secara langsung dengan barang-barang bekasnya.
Jarak desa dengan laboratorium adalah tiga kilometer, namun kendaraanku mempercepat perjalanan ini. Kutengok ke belakang dimana laboratorium milik professor tersembunyi di balik pepohonan lebat.
~~~
"Jangan lupa, katakan pada professor gila itu untuk membayar kekurangan bulan kemarin!" pemilik toko bir mengingatkanku. Aku hanya bisa tersenyum kecut, berharap dia mau mengerti keadaanku.
"Baik," daripada kena marah terlalu banyak, aku lebih memilih pergi secepat mungkin. Setelah kuberi anggukan kaku pada pemilik toko bir, aku keluar dari tokonya dengan membawa dua drum bir ukuran sedang di bahuku.
Kuletakkan drum itu dengan hati-hati di belakang kendaraan uapku, kendaraan ini benar-benar membantuku jika ada barang-barang berat yang harus kubawa dari desa menuju laboratorium.
Saat aku merapikan kedua drum itu dan mengikatnya, kudengar suara dua orang yang berbincang di dalam toko bir. Samar-samar dapat kudengar pembicaraan mereka yang menyangkut professor Guile.
"... untuk menelusuri lab professor gila?"
"Begitulah kabar yang kudengar, mungkin hari ini mereka akan kesana."
"Tapi apa benar mereka utusan kerajaan?"
"Entahlah, yang jelas mereka sangat kuat...."

KAMU SEDANG MEMBACA
Asthaeri Steampunk Tech G. Challenge
Science Fiction"This is Ghrunklesombe. Welcome to Asthaeri Steampunk Tech G. Challenge. Sebuah tantangan yang diselenggarakan untuk membantuk writer's block. Karya-karya yang diposting di sini adalah karya-karya anggota GKBF_Indo dalam tantangan Ghrunklesombe Phan...