Aku hampir kehabisan kata. Darah terus keluar dari lubang menganga akibat peluru ASV yang bersarang di perut.
Napasku tersengal dan berat. Tapi, senyumku mengembang saat melihat cahaya itu lenyap.
Di sinilah Aku. Stain Walker. Pergi untuk memenuhi takdir kematiannya dan takdir yang lain.
※○※○※○
Alterium, 1845opt
Kemilau kemegahan, gaya victoria, dan aroma jalanan yang basah dari abad ke-19, tidak kentara akibat modernisasi yang mengubah wajah Alterium dalam hitungan tahun. Sesekali terlihat cahaya bintang yang redup, kalah dari pendar lampu kota.
Di tengah keramaian rutinitas malam, sebentuk bintang melesat membelah langit. Beberapa detik setelahnya, tiga garis cahaya menyusul, seakan berkejaran. Nenyebutnya bintang jatuh. Namun, benarkah itu bintang?
Medan waktu yang semula terlihat seperti cangkang telur luluh. Meninggalkan seorang di dalamnya melesat menembus awan hanya berbalut jaket dan celana panjang semata kaki. Lelaki itu tampak panik saat berusaha meraih ke dalam saku jaket. Kegagalan mesin menyebabkan medan waktu di sekitarnya berhenti bekerja. Ia yang seharusnya terpental dengan aman, akan segera menghantam tanah. Fatal.
Ia mulai merasakan tarikan gravitasi menguat. Ia harus cepat atau ini terakhir kalinya ia bernapas. Patah tulang, gagal napas, geger otak, kematian singkat yang menyakitkan lainnya. Tidak. Ini bukan pilihan. Satu-satunya pilihan adalah tetap hidup.
Tangannya merasakan layar kaca dalam saku. Tanah tinggal sejengkal saat medan gravitasi diaktifkan. Membuatnya melayang beberapa inci dari tanah sebelum jatuh menghantamnya. Lelaki itu menggeram, adrenalin berpacu dengan darahnya yang hampir mendidih. Napasnya memburu saat berhasil bangkit dari tanah berkawah. Ia hendak berbaring lebih lama, tapi, tidak punya banyak waktu. Pengejarnya benda bernyawa yang gigih, mereka siap mengejarnya kemana pun ia pergi. Bahkan ke masa lalu.
Stain Walker menjejak rumput dengan langkah sempoyongan, sebelum akhirnya berjingkrak cepat menuju semak belukar terdekat dan terdiam. Mata hitamnya mengawasi saat tiga cahaya mendarat di atas kawah tempatnya terjatuh. Mengenakan armor ASV tipe pengejaran.
Para ASV yang semula diam seperti patung mulai melancarkan protokol darat. Alat deteksi panas menyembul di dada salah satu ASV yang mengebulkan uap, pasti itu leadernya. Mulai melakukan pemindaian. Mereka akan dengan mudah menemukan Stain Walker di balik pepohonan. Namun, Dewi Fortuna sedang berpihak padanya. Dengan tergesa-gesa para ASV menjauh saat MSV mendekati titik kejatuhan. Bukan berarti lelaki itu selamat. Ia juga harus bergegas pergi dari tempat ini. Di mana pun dirinya berada, seorang Walker adalah musuh Spirit Vassle mana pun.
※●※○※○
Melanggar hukum Alterium tentang Ruang dan Waktu. Ia merupakan buronan tingkat lanjut yang perlu dieksekusi di tempat. Membunuhnya tidak lagi ilegal. Tapi, apa pedulinya sekarang kalau tidak bisa pulang. Distorsi antar ruang dan waktu yang terjadi saat benda berkecepatan kurang dari kecepatan cahaya diluncurkan merusak sirkuit utama mesin waktu bentuk jam tangannya.
Menembak peluru di ruang dimensi empat. Robot bodoh!
Benda itu sekarang mengeluarkan listrik statis sehingga perlu dibungkus fiber. Berjalan menyusuri jalan protokol Alterium.
Bagaimana aku pulang sekarang?!
Dengan frustasi Stain Walker mengacak-acak isi saku jaketnya tanpa berhenti berjalan, mencari segenggam Rubena untuk membeli suku cadang guna memperbaiki TM00, kalau pun ada yang menjualnya di zaman ini. Untuk makan saja ia kelimpungan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Asthaeri Steampunk Tech G. Challenge
Fiksi Ilmiah"This is Ghrunklesombe. Welcome to Asthaeri Steampunk Tech G. Challenge. Sebuah tantangan yang diselenggarakan untuk membantuk writer's block. Karya-karya yang diposting di sini adalah karya-karya anggota GKBF_Indo dalam tantangan Ghrunklesombe Phan...